BOY 20

985 80 3
                                        

- Aku memutuskan untuk meninggalkan dia di belakang, tolong beri aku keberanian-

06.00 A.M

Rumah Jisoo dan Seokjin

Tringgggtringgggtringgg!!!

Jisoo tampak menggeliat pelan dalam tidurnya dan matanya berusaha untuk menolak terbuka. Dia semakin membenamkan wajahnya ke dalam bantal dan semakin masuk ke dalam selimutnya.

Tringgggg!!! Tringggg!!

"Tolong matikan alarm menyebalkan itu Jinnie~a!! ujar gadis itu dengan suara khas bangun tidurnya. Tetapi tetap tidak ada hasil alarm itu masih saja terus berbunyi, sehingga membuat Jisoo kesal dan menendang selimutnya entah kemana, dia langsung duduk dengan rambut yang berantakan dan mata yang sayu.

"Yakk!! Kau suami macam apa tidak mau membantu mematikan alarm untuk istrinya!!" ujar dia sambil memukulkan tangannya ke kasur sampingnya. Kemudian dia langsung terbelalak saat dia tahu bahwa disamping ranjangnya itu kosong dan dia mendadak tersenyum masam saat ingat ini adalah kesalahan yang ketujuh kalinya setiap pagi dalam sepuluh hari terakhir.

Gadis itu kemudian membenamkan wajahnya dilututnya dan mendesah frustasi, umpatan-umpatan yang ingin dia keluarkan dari mulutnya seolah tertahan di tenggorokan. Sudah hampir satu minggu lebih sejak pria itu pergi dari sisinya, dan dia masih saja tidak bisa membiasakan diri akan hal itu. Bagaimana dia bisa membiasakan diri dari ketiadaan pria yang hampir sepuluh tahun menemani dia sehari-hari mulai dari terbukanya mata di pagi hari hingga dia terlelap. Setiap hari terasa membunuh apalagi saat Jaehyun dan Jihyo selalu mengajak dirinya untuk mengunjungi ayahnya.

Jisoo berusaha turun dari ranjang dan rasa dingin di telapak kakinyalah yang pertama kali dia rasakan, dia langsung terhuyung ke belakang karena dia belum dalam kondisi yang sadar sepenuhnya.Tiba-tiba dia teringat kebiasaan mereka yang saling memaki di pagi hari hanya gara-gara dia selalu meributkan tentang siapa yang harusnya mematikan alarm.

"Gadis bodoh, gadis gila!! kumpulkan nyawamu dulu baru bangun dari sini"

"Kau berarti lebih gila dan bodoh dariku karena mau menikahi gadis bodoh sepertiku"

Bayangan dan suara itu tiba-tiba saja muncul dalam pikirannya. Gadis itu tiba-tiba langsung merosot ke lantai. Bahunya bergetar dan mulai terisak pelan dia memukul dadanya berkali-kali berharap rasa sakit itu hilang. Dia sudah mencoba hidup tanpa pria itu disisinya dan berusaha meninggalkan pria itu di belakang tapi, setiap dia mencoba melakukan hal itu keberanian itu perlahan terkikis. Dia berpikir itu adalah masalah kecil sampai akhirnya dia akan terbiasa karena dia sudah pernah hidup dua puluh dua tahun tanpa pria itu.

Jisoo mulai membuat roti dan kopi untuk menyegarkan pikirannya, seharusnya sekarang adalah waktu menjemput anak-anaknya di rumah ibu mertuanya. Dia tidak boleh seperti ini terus, sudah cukup waktu untuk menata hatinya yang berantakkan masih ada kedua malaikat kecilnya yang harus dia jaga. Jisoo menatap datar roti di piringnya begitu saja.

"Astaga Soo~ya apakah kita harus selalu sarapan roti bakar tiap hari? Tidak kah kau ingin membuatkan suamimu makanan lain? Kau tahu suamimu bekerja dari pagi sampai malam agar aku bisa memberikan kartu berisi uang kepadamu!"

"Aishh!! Yakk!! makan saja itu dulu, aku tidak sempat kalau harus membuat makanan yang berat di pagi hari."

Lagi-lagi bayangan saat mereka baru saja berumah tangga terlintas di pikirannya. Jisoo langsung berdiri dan menyambar tas miliknya dan segera menuju pintu rumahnya. Saat dia baru saja keluar dari rumahnya terdengar suara yang sangat ia kenal.

"Perhatikan langkahmu, tengok kanan kiri hindari batu dan kerikil. Walaupun mereka kecil mereka bisa menyebabkan luka pada tubuhmu. Jangan mengajak pria lain untuk berbicara!! Dan tunggu masuklah kerumah lagi dan hapus make-upmu lalu ganti saja bajumu itu dengan sweater dan celana. Kau terlalu mempesona jika menggunakan dress. Ingat jangan pulang sebelum aku datang menjemput!! Jika hujan berteduh jangan bermain air hujan nanti kau bisa sakit."

"Aishh!! iya iya aku akan kembali padamu dalam kondisi yang sangat baik seperti pagi ini, dan berhentilah mengomel! Telingaku mendadak tuli!"

Jisoo menatap sekelilinngnya, dan tidak ada siapa-siapa. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu hanyalah khayalan dia semata. Dia sepertinya sudah kecanduan dengan keberadaan pria itu di sisinya. Bahkan dia melakukan hal-hal yang selalu suaminya benci agar dia bisa dengan tenang secara perlahan meninggalkan pria itu. Contohnya saja saat ini dia memakai baju dress selutut dan sedikit berdandan.

"Kau bisa masuk angin jika berpakaian seperti itu! Kecuali kalau kau memakai pakaian yang bertujuan untuk menggodaku tidak masalah karena aku pasti akan langsung memberikanmu kehangatan."

Tanpa sadar dia melihat foto pernikahan di galeri handphonenya. Dia tersenyum miris mengingat semua itu. mereka tampak bahagia apalagi setelah kehadiran kedua anak mereka. Tapi semua itu sepertinya hanyalah tinggal kenangan yang hanya pantas untuk diingat. Dia kemudian memantabkan langkahnya untuk pergi ke suatu tempat dengan meyakinkan hatinya. Dia pernah bilang kepada Seokjin bahwa dirinya tidak suka ditinggalkan bahkan dia benci hal itu. Pria itu juga pernah mengatakan boleh menghukumnya jika memang dia melakukan hal itu.

BECAUSE OF YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang