- Kau berhasil mematahkan aku hingga bagian terkecil -
Eomma!!! Eomma!!! " suara Jaehyun menggema di seluruh kamar dia berlari panik ke bawah mencari appa nya. Suhu badan ibunya tak kunjung turun sejak kemarin dan sekarang dia begitu panik melihat eomma tersayangnya terisak pelan tapi matanya tetap saja terpejam. Jaehyun berteriak memanggil appanya sepanjang dia menuruni tangga.
" Waeyo oppa?" ujar Jihyo yang terlihat membawa satu kresek buah-buahan dan dibelakangnya disusul appanya yang terlihat membawa makanan cepat saji yang dia yakin itu untuk makan malam mereka nanti.
" Appa....eomma sejak tadi mengigau sambil terisak..aku takut appa," lapor Jaehyun sambil menahan air mata yang sedari tadi ingin saja meluncur. Seokjin langsung menggendong puteranya itu dan pergi ke lantai atas ke kamar dia dan istrinya. Saat dia masuk dia melihat istrinya sudah sadar, dia sudah tidur sejak kemarin malam setelah dia memanggilkan dokter pribadi keluarganya dan juga telah meminum resep dari dokter itu. Jisoo jatuh sakit akibat kelelahan secara fisik dan pikiran, mengurus keluarga dengan mengejar deadline untuk perilisan novel bukanlah suatu hal yang mudah.
" Kau sudah merasa baikan? Panasmu belum turun," gumam Seokjin sambil meletakkan tangannya di dahi istrinya itu. Seokjin memutuskan untuk mengambil libur selama jangka waktu yang tidak ditentukan hanya untuk memastikan istrinya nanti dapat beristirahat dengan baik.
" Eomma..mau minum?" tawar Jihyo sambil menyodorkan air putih yang sejak tadi ada di meja samping ranjang ke dua orang tuanya.
Jisoo dari tadi hanya melihat tingkah laku mereka dan hanya mendengarkan saja, dia tidak merespon apapun yang terjadi di sekitarnya.
"Eomma...eomma kenapa menangis? apa ada yang sakit eomma," tanya Jaehyun panik melihat eommanya tiba-tiba saja meneteskan air matanya.
" Gwenchana, eomma tidak apa-apa." jawab Jisoo sembari menghapus air matanya.
" Apa kalian sudah menjadi anak yang baik dan penurut selama eomma tidur?" tanya Jisoo ingin tahu
" Iya kami sudah menjadi anak yang manis eomma. Tanyakan saja pada appa jika eomma tidak percaya," ujar Jaehyun sambil merangkak naik ke samping ibunya yang diikuti oleh Jihyo adiknya
Jisoo menoleh ke samping dan matanya bertemu dengan mata suaminya. Saat menatap mata suaminya dia seakan tidak bisa membendung perasaan sesak yang ada di dadanya. Dia mengingat semua dengan jelas, mimpi menyeramkan yang baru saja dia alami. Dia ingin rasanya menangis dan menceritakan semuanya. Tapi, semua itu seolaah tertelan begitu saja di tenggorokannya.
" Oppa..bisakah kau membuatkan ku teh lemon hangat untukku?" tanya Jisoo pelan
Seokjin yang di ajak bicara hanya termangu dan seolah tidak mendengar. Dia merasa aneh dengan tatapan istrinya itu.
" Oppa bisakah?" ulang Jisoo dan berhasil membuat Seokjin sadar dari lamunannya, dia bergegas menuju dapur untuk membuatkan minuman kesukaan istrinya.
" Hyunie ~ya..Hyo~ya, selama eomma sakit apa yang dilakukan oleh appa mu?
" Appa hanya duduk di samping eomma, menggenggam tangan eomma dan memandangi wajah eomma. Appa hanya menampilkan ekspresi seperti orang putus asa." ujar Jaehyun
" Iya bahkan jika kami tidak mengatakan kami lapar. Appa mungkin akan membiarkan kami kelaparan." kesal Jihyo
" Iya, appa sangat betah memandangi wajahmu tanpa melakukan apa-apa, aku dan Jihyo saja sampai bosan dan akhirnya kami memutuskan untuk menonton televisi." ucap Jaehyun pada eommanya
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE OF YOU (END)
FanfictionAku mencintainya!!. Aku mencintai dia yang dengan cantiknya berdiri membawa kantung plastik!! Aku membencinya.. Membencinya karena dia membuatku hidup dalam rasa takut yang tidak pernah aku rasakan.. -Karenamu aku tidak bisa mengendalikan diri dan t...