- Cinta datang di pertemuan pertama atau dipertemuan selanjutnya?-
" Bawa kantung plastiknya dengan benar Jisoo!"
Jisoo tampak kesal dan menggembungkan pipinya, menurutnya membawa kantung plastik di pagi hari yang sangat dingin ini sangat merepotkan. Entah kenapa cuaca sangat dingin sekali padahal sudah hampir jam 8 pagi. Kalau bukan karena takut telinganya tuli mendadak akibat omelan dan teriakan ibunya, dia akan tetap bergelung dibalik selimut hangatnya.
Mereka akhirnya sampai di depan gerbang rumah. Rumah yang baru 3 hari ditempati. Dia sangat menyukai semua hal yang ada di dalamnya. Tapi semua berubah saat eommanya dengan seenaknya menyuruhnya berbelanja sambil menghafalkan nama-nama bahan yang wajib ada di dapurnya. Seperti saat ini telinganya sungguh panas mendengarkan setiap kata-kata yang keluar dari omelan ibunya.
"Kau membawa barang belanjaan saja tidak becus, bagaimana kau nanti akan menggendong anakmu dan merawat suamimu ha?!".
"Eomma..aku masih 22 tahun dan aku belum berkeinginan untuk membuat anak dalam waktu dekat!"
"Astaga..kau mau menunggu ibumu dan ayahmu sampai sekarat? Setelah itu kau baru memberi kami cucu?!".
"Tapi..eomma..kau tau aku belum menemukan ketertarikan dalam hal yang disebut percintaan dan pernikahan. Kalau eomma ingin bayi lucu di dalam rumah, buatlah bersama Appa".
Pletakk!!.."Dasar anak kurang ajar, yang sopan pada ibumu. Astaga..astaga kenapa aku mempunyai anak gadis bar-bar sepertimu. Benar kata ibumu kau mau menunggu kita sekarat baru memberi cucu?!. Wajahmu tidak jelek, badanmu juga bagus walaupun kecil, tapi kau harus berubah untuk lebih sopan dan hilangkan kebiasaan begadangmu itu Jisoo!".
"Ayah sejak kapan ada di situ?" Jisoo bertanya sambil menggembungkan pipinya.
"Sejak tadi kalian ribut mengenai masalah anak" Daejung menjawab pertanyaan anak gadisnya.
"Sudahlah suamiku..kita memang ditakdirkan untuk sendiri hingga tua.Anak gadis kita tidak mau memberi kita cucu" .
Jisoo mulai jengah dengan adegan kedua orang tuanya yang berlebihan ini.
"Oke..oke..jika yang kalian inginkan cucu dariku..oke akan aku kabulkan. Aku dengar kita punya tetangga yang mempunyai anak laki-laki tampan dan sepertinya masih sendiri. Jadi siapa namanya?".
Pasangan suami istri itu mengerutkan kening dan merasakan akan ada hal yang tidak beres akan terjadi.
"Kenapa?" Taehee bertanya dengan perasaan was-was.
"Jawab saja pertanyaanku".
"Seokjin namanya". Suara itu asing bagi telinga Jisoo.
Tapi dia tidak begitu memperdulikannya kemudian dia melanjutkan perkataanya."Jadi eomma, appa bagaimana aku bisa hamil. Kalau Seokjin tidak bisa tidur bersamaku dan berusaha menghamiliku?. Jadi bagaimana? Apa eomma dan appa mengijinkanku untuk bermalam dengan Seokjin malam ini?. Apalagi rumah kami berdekatan. Jadi kalau aku hamil, kita bisa langsung lari ke rumah sebelah meminta pertanggungjawabannya".
Jisoo tertawa puas melihat eomma dan appanya syok. Kedua orang tuanya tidak akan pernah menang jika adu mulut bersama anak gadisnya ini.
Tapi tawa itu tak berlangsung lama diikuti dengan suara yang menyapa telinganya.
"Kau mau kita bermalam dan aku menghamilimu begitu?, bahkan kau saja tidak tau nama calon suami dan ayah dari anak-anakmu nanti?".
Jisoo langsung membalikkan badannya dalam gerakan lambat dan langsung membeku ditempat. Bukan karena wajahnya yang tampan tapi karena perkataan laki-laki itu.
"Usiaku 25 tahun dan memang itu umur yang pantas untukku memiliki anak. Tapi aku belum menemukan calon istri dan ibu yang tepat. Tapi aku berubah pikiran, sekarang aku sudah menemukannya tanpa perlu repot-repot mencarinya".
Laki laki itu berucap dengan tenang dan dengan senyuman tipis diwajahnya dan tidak lupa dia menyapa ayah dan ibu Jisoo
" Appa..Eomma.. perkenalkan namaku, Kim Seokjin dan aku siap bertanggung jawab jika anak gadis kalian ini hamil karenaku".
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE OF YOU (END)
FanfictionAku mencintainya!!. Aku mencintai dia yang dengan cantiknya berdiri membawa kantung plastik!! Aku membencinya.. Membencinya karena dia membuatku hidup dalam rasa takut yang tidak pernah aku rasakan.. -Karenamu aku tidak bisa mengendalikan diri dan t...