BOY 17.

959 93 2
                                    

- Tidak ada kata "aku baik-baik saja" jika aku tidak melihatmu walaupun dalam waktu yang singkat-

Kantor penerbitan Diamond, Seoul

04.30 PM

Tampak sesosok gadis yang sedang duduk di taman area kantor penerbitan, dia menggoyang-goyangkan kakinya sambil menatap guyuran hujan di depannya dengan kesal. Seharusnya dia tidak dengan bodohnya menunggu laki-laki itu, hujan saat ini sangat deras dan juga ada kilat yang menyambar-nyambar. Sudah tiga hari ini Seokjin pria menyebalkan itu sangat sibuk mengurusi mantan istrinya karena anak laki-laki perempuan itu sangat ingin merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh bersama Seokjin, bahkan laki-laki itu tidak mempunyai waktu luang untuk sekedar menjemput anak laki-lakinya dari sekolah. Dan, sekarang pria itu bahkan tidak bisa dihubungi, yang membuat dia harus menunggu laki-laki itu menjemputnya. Dia bisa saja pulang sendiri tapi sialnya dia sedang tidak membawa payung, berlari ke halte sama saja mencari penyakit karena jaraknya bisa mencapai 2 km dan dapat dipastikan dia akan kusut terkena air hujan.

Mata Jisoo menyipit saat melihat ada lampu depan mobil yang menyorot ke arahnya, dia mengenali mobil itu dan emosinya langsung naik ke ubun-ubun. Seokjin turun dan membawa payung serta jaket yang kemudian di lemparkan ke paha Jisoo dengan tatapan marah.

"Kenapa kau tak pulang saja dan malah menungguku di sini?! Kau tidak tahu disini hujannya deras sekali?!"

"YAK!! Berani-beraninya kau memarahiku! Bukannya kau yang seharian ini tidak bisa dihubungi?! Seenaknya saja kau menyalahkanku!!"

Seokjin menghela napas dan mengacak-acak rambutnya yang agak basah, kemudian mengambil duduk di samping gadis itu.

" Mengertilah, aku harus mengantarkan mantan istriku dan anaknya ke bandara sekalian, dia akan kembali ke Kanada. Dan baterai handphoneku habis. Saat aku sampai di rumah aku tidak bisa menemukan Jaehyun dan dirimu, lalu aku telepon ibumu ternyata hanya ada Jaehyun saja. Jadi, aku cepat-cepat kembali ke sini," jelas Seokjin tanpa menatap gadis itu sama sekali.

Suasana hening tercipta untuk beberapa saat.

"Aku janji, lain kali hal seperti ini tidak adan terulang lagi, mengabaikanmu dan Jaehyun."

" Apa mantan istrimu kembali menjadi sesuatu yang menarik bagimu?" tanya Jisoo pelan. Ini kali pertama dia bertanya tentang wanita yang pernah menjadi mantan istri dari Seokjin, dia memang tidak pernah mau menanyakan kegiatan apa saja yang selalu di lakukan suaminya itu saat ulang tahun anak dari mantan istrinya setiap tahun. Dari luar dia nampak tidak peduli, tapi tetap saja dia adalah seorang perempuan. Selalu ada perasaan mengganjal setiap Seokjin pergi bersama mantan istrinya, apalagi sejak beberapa bulan terakhir Seokjin lebih sering menghubungi mantan istrinya itu.

"Kau memang bodoh ya? Kalau dia menarik perhatianku sudah sejak tahun-tahun kemarin aku melepasmu dan kembali padanya."

"Kau mengataiku bodoh?"

"Memang apalagi? Kalau aku memang menyukainya maka aku akan menahan kepergiannya kembali ke Kanada. Tapi lihat! aku tetap kembali melangkah kepadamu Soo~ya. Bahkan jika aku memang masih mengharapkannya seharusnya sejak tujuh tahun lalu aku akan mempertahankan pernikahanku dengannya!! Nyatanya aku bahkan sudah menghabiskan waktuku bersamamu selama empat tahun ini dan akan selalu bertambah sampai ada salah satu dari kita yang pergi ke dunia yang lain." jelas Seokjin setengah kesal.

" Dan kau dengarkan aku! Aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku barang sedetik pun. Bahkan aku memilih untuk pergi lebih dulu Soo~ya, karena aku tidak yakin bahwa aku bisa hidup dengan baik saat aku tidak melihatmu. Kau pergi sebentar saja aku sudah rindu bagaimana jika suatu hari kau akan pergi untuk waktu yang sangat lama. Jadi, lebih baik aku saja yang pergi meninggalkanmu! Karena aku rasa kau bisa hidup dengan baik walau aku pergi."

"Hmm...iya aku rasa aku akan tetap hidup dengan baik, karena pada prinsipnya sesuatu tidak bisa menjadi milik kita selamanya walaupun kau kerahkan seluruh tenaga untuk menggenggamnya, itu realitanya."

"Hmm..tipikal dirimu sekali itu, aku bahkan ragu jika kau benar-benar mencintaiku. Kau bahkan tidak menunjukkan ekspresi khawatir karena suatu saat akan ada yang pergi dari hidupmu."

"Mr. Kim aku bukannya tidak khawatir tapi aku hanya sedang berusaha menjaga diri agar tidak terjatuh terlalu dalam, jika aku perlu bersedih maka aku akan bersedih saat itu juga, tapi setelah itu aku akan berdiri lagi. Karena aku sudah mempersiapkan diri sejak lama aku hanya tinggal menunggu hal itu terjadi."

"Hmm..iya iyaa terserah kau saja! Ayo pulang dan jemput Jaehyun di rumah ibumu."

"Satu lagi, kau tahu aku paling benci ditinggalkan, maka lebih baik aku saja yang pergi duluan. Karena aku tidak mau rasa sedih atas kehilanganmu berubah menjadi kebencian terhadap dirimu dan itu membuat hidupku seperti sia-sia."

BECAUSE OF YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang