4

472 116 10
                                    

Malam harinya Yong Hwa tidak pulang ke rumahnya, ia menginap di rumah Yun Park. Ia tidak ingin didatangi lagi oleh mahkluk astral itu saat sendirian di rumah. Begitu pun di RS saat bekerja, ia menghindari kesendirian. Ia selalu meminta perawat untuk menemaninya saat keliling melakukan visite kepada pasien-pasiennya. Tapi dasar nakal, saat pulang, tahu-tahu wanita itu sudah ada di dalam mobilnya. Karena teman-temannya juga membawa kendaraan, dirinya tidak bisa meminta mereka ikut dengannya. Begitu pun dirinya tidak bisa nebeng dengan mereka sebab ia membawa mobil pula. Wanita itu tiba-tiba duduk di sampingnya saat mobil sedang melesat cepat. Dengan seketika Yong Hwa menginjak rem menyebabkan mobil di belakangnya mencium bempernya.
"Astaga! Apa yang kau lakukan di dalam mobilku?" pelototnya marah, kaget serta takut.
"Aku sudah bilang, kita akan sering bertemu." tukas Shin Hye.
"Dan aku pun sudah bilang, tidak mau melihatmu lagi." pekik Yong Hwa seraya memukul setir mobilnya. Kesal sekaligus putus asa.

Tapi pengemudi mobil di belakang yang menabrak bemper mobilnya mengetuk kaca jendelanya menyuruh keluar.
"Ishh.... Diam disitu! Urusan kita belum selesai." entah sadar atau tidak Yong Hwa malah menyuruhnya tinggal, bukan lagi mengusirnya. Shin Hye mengedikan bahu menanggapinya. Yong Hwa kemudian keluar dari mobil.
Orang itu terang marah, sebab Yong Hwa tiba-tiba menginjak pedal rem saat sedang berlari kencang. Membuat orang di belakang tanpa bisa menghindar menabrak bemper mobil Yong Hwa. Jika mobil Yong Hwa saja yang penyok, siapa akan peduli, tapi bemper mobil yang menabrak pun sama penyok. Itu yang membuat si pengemudi murka. Untung mobil berikutnya tidak sampai menabraknya pula hingga tidak terjadi tabrakan beruntun. Kalau itu terjadi, pasti antri yang memarahi dan menuntut ganti rugi.
Yong Hwa hanya bisa meminta maaf seraya berjanji akan mengganti rugi. Dia menyuruh orang itu untuk pergi ke bengkel dimana pun yang dikehendakinya, dan nanti dirinya yang membayar biaya perbaikan itu. Untuk itu dia memberikan kartu nama, sebagai jaminan bahwa dirinya pasti bertanggung jawab.

Setelah mencapai kesepakatan, Yong Hwa menaiki lagi mobilnya. Lalu melajukannya tidak sekencang sebelumnya. Barangkali karena marah, ia tidak merasa takut lagi oleh mahkluk astral di sebelahnya. Dan lalu terjadi pembicaraan ini :
"Siapa kau? Kenapa harus menampakan diri padaku? Apa kau salah satu pasien yang mati di meja operasiku?" berondong Yong Hwa tak tahan kesal.
"Apa pasienmu pernah ada yang mati saat kau operasi?" Shin Hye malah balik bertanya.
"Yang bertanya aku, kau hanya harus menjawabnya." lirik Yong Hwa.
"Kau ini sudah berapa lama jadi dokter bedah? Kenapa sampai tidak bisa mengenali siapa saja pasienmu yang mati di meja operasimu?" dia malah menganalisa pertanyaan Yong Hwa membuat pria itu memejamkan mata.
"Mungkin memang bukan pasienku, tapi pasien profesorku dimana aku menjadi asistennya saat masih jadi residen." tandas Yong Hwa.
"Mmhh...." Shin Hye mengangguk.
"Benar kau pasiennya prof. Joo Sang Wook?" Yong Hwa penasaran.
"Aniyo. Aku hanya pernah jadi pacar Oppa tidak pernah menjadi pasiennya. Sang Wook Oppa adalah pacar pertamaku." jawabnya centil.
"Mwo...?" lagi-lagi Yong Hwa menginjak pedal rem dengan mendadak, begitu kaget.
"Kau ini bisa menyetir dengan baik atau tidak? Apa kau mau dimarahi orang lagi?" Shin Hye balas memarahinya.

Yong Hwa langsung menepikan mobilnya ke pinggir.
"Kau jangan main-main denganku! Aku bertanya serius." pelotot Yong Hwa kesal luar biasa.
"Aku juga menjawab serius. Coba tanya Sang Wook Oppa kalau tidak percaya!"
"Jadi siapa kau ini?"
"Park Shin Hye. Namaku Park Shin Hye."
"Aku tidak peduli dengan namamu. Siapa kau hingga harus memperlihatkan wujudmu padaku? Kenapa bukan pada kekasih pertamamu itu saja kau memperlihatkan wujudmu?" teriak Yong Hwa memukul setir.
"Itu juga yang sangat ingin aku tahu. Kenapa dari sekian banyak dokter di RS Dong Il hanya kau yang bisa nelihatku. Padahal aku mengenal banyak dokter disana. Dan selama 40 hari aku terus berpatroli, bahkan mengikuti kalian semua saat pulang ke rumah masing-masing, tidak satu pun ada yang bisa melihatku selain kau di malam ke 40." jelas Shin Hye membuat Yong Hwa merinding lagi.

Sama sekali tidak senang mendengar itu dari wanita ini. Sama sekali bukan prestasi bisa melihat mahkluk kasat mata yang tidak bisa dilihat orang. "Apa kau indigo?" tanya Shin Hye melihatnya diam.
"Aniyo." geleng Yong Hwa.
"Benar, kalau kau indigo harusnya sejak awal kau bisa melihatku."
"Jadi siapa kau sebenarnya? Dan apa tujuanmu memperlihatkan wujudmu padaku?" Yong Hwa bertanya dengan lembut kali ini.
"Rasa ingin tahumu tentang aku sama dengan rasa ingin tahuku kenapa harus kau orang itu. Aku juga ingin bertanya sama padamu. Siapa kau sebenarnya Jung Yong Hwa Uisa-nim? Kenapa harus melibatkan diri dengan masalahku?"
"Demi Tuhan aku tidak pernah ingin terlibat denganmu." pekik Yong Hwa memukul lagi setir.
"Tapi kita bertemu, artinya takdir yang mempertemukan kita. Dan aku tidak akan membangkang pada takdirku." putus Shin Hye.
Yong Hwa terdiam, sedikit pun ia tidak paham dengan yang terjadi. Tapi mendengar ucapannya seperti yang terpaksa harus mengganggunya, hati Yong Hwa melunak. Mungkin memang benar takdir, dan siapa yang kuasa melawan takdir betapa pun manusia ingin menolak.

Yong Hwa akhirnya menghidupkan lagi mesin mobilnya.
"Apa malam ini kau akan tidur di rumahmu?" tanya Shin Hye.
"Molla." jawab Yong Hwa pendek.
"Tidur saja di rumahmu, aku tidak akan mengganggu. Aku tidak akan datang ke rumahmu malam ini." beritahunya. Yong Hwa tidak bicara. "Sayang sekali aku harus pergi sekarang, Jung Uisa-nim. Hati-hati menyetirnya. Annyong!"
Belum sempat Yong Hwa berucap, wujud itu sudah lenyap. Yong Hwa hanya melihat ke sampingnya tempat dia menghilang. Apa semua ini? Jangan-jangan dirinya sudah gila... Yong Hwa menepok-nepok jidatnya seraya melajukan mobil.
👥

Mendengar bahwa wanita itu tidak akan datang ke rumahnya malam itu Yong Hwa merasa agak tenang. Dan tidak terlalu takut untuk sendirian di rumah. Tapi obrolannya tadi sangat mengusiknya. Profesor Joo Sang Wook kepala departemen bedah adalah mantan kekasihnya. Apa dia bicara serius? Joo Sang Wook tampak sudah dewasa. Apa dia pun sebenarnya telah berusia sepantar dengan profesor-nya itu, tapi tampak muda sebab dia mahkluk halus. Dia juga mengatakan banyak dokter yang dikenalnya di RS itu. Apa dia pun berprofesi sebagai dokter semasa hidupnya dulu? Makanya bisa banyak mengenal sejawatnya. Yong Hwa jadi tidak habis memikirkannya.

Di dalam laptopnya ia mencari nama Joo Sang Wook untuk melihat profile-nya. Sebab ketika mengetik nama Park Shin Hye, ada banyak nama itu dan tidak ditemukan wajahnya yang mirip dengan wajah gothic-nya. Mungkin dengan mem-browshing pria yang diakui sebagai pacar pertamanya akan ditemukan profile tentangnya pula.
Joo Sang Wook seperti yang diketahuinya adalah dokter spesialis bedah kepala departemen bedah RS Dong Il. Profesor berusia 41 tahun itu baru dikaruniai bayi perempuan atas pernikahannya dengan seorang dokter anak yang cantik. Dia sendiri berasal dari keluarga terpandang. Ayahnya yang juga seorang dokter adalah mantan direktur utama RS itu, dan mertuanya saat ini menjabat sebagai direktur keuangan RS Dong Il.

Di dalam profile Sang Wook tidak ditemukan nama Park Shin Hye sebagai mantan kekasihnya. Meski ada banyak nama wanita yang diinformasikan sebagai kekasihnya sebelum menikahi Cha Re Ryun. Yong Hwa menutup laptop dengan jengkel. Dasar hantu tukang kibul! Bodohnya dirinya percaya saja. Awas saja kalau bertemu lagi besok, Yong Hwa pasti akan membalas karena membuatnya membuka laptop untuk mencari informasi tentangnya.
"Kurang ajar! Mahkluk astral kurang ajar! Kalau kau bilang merasa lega akhirnya ada yang bisa melihat wujudmu, aku pastikan kau justru akan menyesal karena bertemu denganku. Dasar tukang tipu! Aku jadi ingin tahu bagaimana kelakuanmu semasa hidup, saat jadi hantu pun masih membual." omel Yong Hwa panjang pendek. Gemas minta ampun merasa ditipu hantu.
👥

TBC

Whispers IncarnateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang