Shi Hoo memukul meja lalu membanting semua yang ada di atas meja kerja di kamarnya itu. Rekaman CCTV beberapa jam yang lalu menunjukan 2 orang yang memasuki kamar Shin Hye dengan mengenakan jaket kulit hitam dan celana jeans. Kemudian kepalanya memakai topi dan wajah ditutup masker hingga hanya matanya saja yang tampak. Tanpa mengeluarkan suara keduanya melucuti alat-alat medis dari tubuh Shin Hye. Sementara itu tantenya Shin Hye terlihat melarang tapi sekretaris Choi beberapa kali menyeretnya menjauh dari kamar.
Sekretaris Choi masuk melalui pintu depan seperti biasa, tapi lalu ia membuka pintu rahasia untuk memasukan orang-orang bermasker itu. Empat orang bermasker. Dua orang mengurus Shin Hye, 2 orang melumpuhkan perawat yang menjaga Shin Hye dan security yang berjaga di depan pintu kamar Shin Hye. Terang saja security lain di luar yang jumlahnya lebih banyak tetap tenang. Hal itu membuat Shi Hoo marah tak terkira.
Setelah kamarnya acak-acakan ia melangkah keluar, dipanggilnya seluruh security, lalu pria berseragam serba hitam berjumlah 10 orang itu ia bariskan dan satu persatu ia tendangi kakinya hingga mereka mengaduh. Ia juga memanggil ajhumma. Tapi wanita tua itu baru pulang dari pasar. Dia tidak tahu apa-apa. Dan ajhumma muda yang bertugas mengurus rumah, disuruh sekretaris Choi pergi ke minimarket membeli coklat, dimana coklat-coklat itu untuk dibagikan kepada security dan semua orang di rumah itu.
Shi Hoo ngamuk seperti orang gila. Sedangkan Kwon Sang Woo baru bergerak dalam kebingungannya. Ia tidak tahu harus mulai dari mana. Tapi akhirnya ia mengecek ambulance, berapa ambulance yang sedang keluar. Dan kemana saja tujuannya. Kalau ada yang pergi dan kembali tidak membawa pasien, harus dicurigai. Sepertinya harus dimulai dari sana. Maka ia pergi ke ruang kontrol ambulance.
Di bagian seperti terminal bis itu jelas tujuan setiap ambulance terekam pada monitor seperti CCTV. Begitu pun setiap kedatangan ambulance terekam pula membawa pasien seperti apa. Selain itu Sang Woo pun melihat jadwal seluruh dokter. Bila ada yang tidak sesuai jadwal pada pagi itu, ia mempertanyakan alasannya. Saat Sang Wook tiba di kantornya, kepala perawat Yun sedang melaporkan seluruh staf departemen bedah, membuat langkah Sang Wook tertahan di stasiun perawat melihat wanita itu berbicara di pesawat telepon.
"Nugu?" tanya Sang Wook setelah kepala perawat Yun selesai berteleponan.
"Dari manajemen, mereka mengabsen seluruh staf, Gyosu-nim. Yang tidak datang sesuai jadwal, mereka mempertanyakan alasannya."
"Aigo... seperti anak sekolah saja." senyum Sang Wook. "Kepala perawat Yun katakan apa tentang dr Jung?"
"Dr Jung mengajukan cuti bukan, Gyosu-nim?"
"Ah, nde. Aku lupa. Kalau nanti ada yang mencariku, aku pergi ke laboratorium, Kepala perawat Yun."
"Siapa yang sakit, Gyosu-nim?" Chae Won yang baru datang nyamber.
"Samchun. Dan aku akan menunggu hasilnya disana, Chae Won-ah. Seperti biasa kau tangani bila ada masalah. Kau telah melaksanakan tugas dengan baik, thank you!"
"Apa beliau sakit parah? Kenapa tidak dirawat di RS?"
"Dia menolak, makanya konsentrasiku jadi terbagi."
"Sementara ini aku bisa meng-handle tugasmu, Gyosu-nim. Tapi tentu tidak bisa untuk jangka panjang. Dan ingatlah kita dalam pengawasan tim manajemen!"
"Arra. Aku justru menunggu wakil direktur Kwon menegurku lagi." tantang Sang Wook tersenyum. "Aku pergi dulu!" pamitnya membuat Moon Chae Won hanya menatap bersemu jengkel.Tingkah atasannya itu sangat aneh beberapa hari ini. Dia pun tidak biasanya begitu kompak dengan Yong Hwa. Mereka berdua seperti tengah melakukan sesuatu yang sangat rahasia. Merasa tidak mau diusik oleh pertanyaan yang macam-macam, Yong Hwa memutuskan mengambil cuti. Tapi Sang Wook tetap datang dengan jadwalnya yang semau dia. Dan Chae Won yang setengah mati menutupinya.
👥Kwon Sang Woo nyatanya tetap kesulitan menemukan siapa kira-kira dokter yang telah melarikan Shin Hye. Ketika ia mencurigai Sang Wook, mengingat Shi Hoo menandainya, sekembali dari ruang manajemen ia malah berpapasan di tangga dengannya. Kepala departemen bedah itu baru kembali dari laboratorium.
Sang Wook langsung membungkuk.
"Joo Gyosu-nim, apa kabar?" tapi Sang Woo yang menyapa lebih dulu.
"Baik, Pujang-nim."
"Anda dari...?"
"Laboratorium. Paman saya tidak sadar diri, jadi saya periksa sample darahnya."
"Apa beliau sakit keras?"
"Sering pingsan, Pujang-nim. Namun tidak mau dibawa ke RS. Jadi terpaksa saya yang harus bolak balik."
"Semoga cepat pulih kesehatan pamannya, Gyosu-nim."
"Kamsahamnidha, Pujang-nim."
Setelah itu mereka berpisah. Padahal tangan Sang Wook terkepal di dalam saku jas putihnya.Hasil pemeriksaan laboratorium itu menjelaskan bahwa kadar eter di dalam darah Shin Hye cukup tinggi. Itulah yang membuatnya terus tertidur. Untuk membuatnya segera sadar tidak ada obat tertentu, melainkan dengan dihentikannya pemberian eter. Netralisir eter dilakukan secara alami oleh tubuh. Maka tentu Shin Hye tidak akan segera bangun selama pengaruh eter masih ada di dalam tubuhnya.
Kwon Sang Woo akhirnya hanya menghela napas setelah bertemu Joo Sang Wook, tidak ada staf RS Dong Il yang patut dicurigai. Ha Ji Won sedang berada di kamar bedah bersamaan dengan penculikan itu dan Lee Pil Mo ia lihat hilir mudik di wilayah kekuasaannya, IGD. Begitu pula Joo Sang Wook, tidak mungkin sudah berada di RS jika memang pelaku penculikan itu. Sang Woo merasa sangat bodoh tidak bisa melaporkan siapa dokter yang dicurigai.
Dan Lee Il Hwa akhirnya mengetahui apa yang membuat sekretaris Choi menculik Shin Hye. Mulutnya sampai menganga mendengar rekaman itu, lalu ia menangis. Tidak ada yang sanggup ia ucapkan selain hanya menangis. Kalau saja bukan mendengar sendiri suara Shi Hoo dari rekaman itu, ia pasti tidak akan percaya. Tapi didalam rekaman itu jelas sekali suara Shi Hoo dan seseorang. Ia hanya bisa mengurai air mata.
"Jadi apa rencana Samo-nim setelah ini?" tanya Woo Young setelah Il Hwa menghentikan tangisnya.
Tidak ada jawaban.
"Sebaiknya Samo-nim juga sembunyi, Sajang-nim pasti akan memaksa Anda untuk memberitahu persembunyian Agashi." usul Woo Young.
Il Hwa masih bungkam, tapi setuju dengan usul itu.
"Agashi biar menjadi tanggung jawab kami. Samo-nim menghilang saja. Nanti bila Agashi siuman, kami akan jemput Anda. Bagaimana bila begitu?"
"Nde, sekarang antarkan aku ke Bucheon." pintanya sangat setuju dengan keputusan Woo Young.
"Baik."
👥Setelah memarahi semua orang, Shi Hoo minta bertemu dengan Sang Woo. Mendengar Sang Woo kesulitan menemukan tersangka penculikan, Shi Hoo pun kesal sekali dengan dokter itu.
"Kau tidak menemukan orang yang kau curigai? Apa semua dokter hadir di RS pagi ini?" Shi Hoo hilang kendali.
"Tentu saja tidak demikian, Sajang-nim. Namun mereka yang tidak hadir jelas sekali alasannya." konter Sang Woo.
"Alasan itu sungguh mudah dibuat, kau percaya begitu saja dengan berjuta alasan yang mereka katakan?" sedangkan Shi Hoo makin marah.
"Mungkin karena aku orang baru di RS jadi tidak tahu dokter siapa saja yang dekat dengan sekretaris Choi."
Shi Hoo menghela napas dalam.
Alasan itu pun sebenarnya logis, tapi Shi Hoo terlanjur menganggap Sang Woo dokter yang sangat cerdas.Menjelang sore Yong Hwa merasa perutnya melilit. Ya, ia lupa mengisinya sejak berangkat menjemput tadi. Di dalam lemari hanya ada ramen. Tanggal kadaluarsanya memang masih lama, tapi itu entah ramen kapan. Yong Hwa memutuskan memasaknya saja. Ia lalu menikmatinya seorang diri. Sang Wook tadi memberitahunya lewat telepon mengenai hasil laboratorium Shin Hye. Artinya mereka hanya tinggal menunggunya bangun. Tanpa harus memberikan obat macam-macam. Dalam kesendiriannya seperti itu diam-diam Yong Hwa merindukan gadis gothic yang kehadirannya itu selalu membuat kesendiriannya repot. Sangat mengganggu. Tapi setelah bertemu jasadnya, jiwa itu pun hilang.
Dia memang tidak berbohong tentang kedekatannya dengan Sang Wook. Dan sangat mustahil, jiwa Shin Hye justru meminta perlindungan Sang Wook dari kejahatan Shi Hoo. Jadi siapa yang kakaknya itu? Ah, Yong Hwa pusing memikirkannya. Pasti ia tidak akan percaya bila mendengar semua itu dari orang.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispers Incarnate
Mystery / ThrillerJung Yong Hwa seorang dokter digambarkan sebagai pria cool, smart dan penuh kasih. Terlihat dari cara dia memperlakukan pasien-pasiennya. Sedangkan Park Shin Hye berpenampilan classy, berpembawaan ceria cenderung konyol, meski merepresentasikan diri...