Shin Hye mengulang melihat rekaman video itu, sekarang tubuhnya gemetar. Air dari matanya tidak bisa dibendung, mengalir membasahi pipi dengan derasnya. Dadanya terasa sakit tak terkira. Ini lebih menyakitkan dari pada apa pun. Kalimat ayahnya terngiang-ngiang membuat akhirnya ia meraung tanpa dapat ditahan.
Meski di tengah malam yang hening, tangisnya itu tidak dapat di dengar orang. Selain rasa lelah yang mendera membuat tidur para ajhumma dan Ny Jung sangat lelap hingga tidak bisa mendengar suara apa pun. Sekian waktu berselang, setelah merasa buncah di dadanya sedikit berkurang, Shin Hye menghentikan tangisnya. Ia menuju kamar Immo yang letaknya agak jauh terhalang inner court di rumah yang besar itu. Immo juga sedang terlelap saat ia mengetuk pintu kamarnya, hingga setelah berkali-kali baru pintu kamar itu terbuka.
"Whe geudaeyo, Shin Hye-ya?" sambutnya di pintu dengan mata memicing karena sedang nyenyak tidur diganggu.
"Aku akan pergi ke rumah Sang Wook Oppa, Immo tolong urus Eommoni. Dan bila Eommoni minta pulang, tolong antarkan seperti kemarin kita pergi kesana. Bersama Kapten Choi. Tolong sampaikan kepada Eommoni, maaf aku tidak bisa menemaninya ke pemandian umum." ujar Shin Hye.
"Mworagu? Kau akan pergi kemana tengah malam begini...?" Immo melirik jam di dinding kamarnya. "Ini tu jam 2 malam, apa yang akan kau lakukan di rumah Sang Wook? Kau hanya akan mengganggunya saja berkunjung pada jam seperti ini." protes Immo masih sadar jika kelakuan Shin Hye aneh.
"Aku tidak bisa menundanya lagi, Immo. Harus segera bertemu Oppa. Aku pergi." Shin Hye membalikan tubuh dan tergesa pergi.
"Kau akan pergi dengan siapa?" Immo berteriak, tapi Shin Hye tidak menggubrisnya. Langkahnya lurus ke garasi.Ia sangat butuh seseorang untuk membicarakan masalah sangat penting itu. Dan tidak ada yang lain yang bisa ia ajak bicara mengenai masalah itu selain Sang Wook yang sudah ia anggap kakak sendiri. Di sisi lain, jika dirinya memanggil orang kepercayaan seperti sekretaris Choi, pasti akan membuat heboh. Tengah malam buta memanggilnya datang ke rumah, sementara Ny Jung sedang menjadi tamunya. Atas pertimbangan itu Shin Hye memilih membangunkan Sang Wook dengan datang ke rumahnya.
Sepanjang jalan sambil menyetir, air matanya membanjir lagi. Kalimat ayahnya terngiang tak mau henti di telinganya, membuat air matanya sulit dibendung.
Dan saat Appa membuat rekaman ini dia sedang merencanakan kematian Appa.
Hal yang teramat menyakitkan, rupanya Appa sendiri sudah mengetahui nyawanya sedang terancam. Namun hanya bisa mengatakannya untuk direkam. Dan 1 hal itu saja yang Appa inginkan, yakni pemberian maaf dari keluarga orang yang telah dibunuh putranya. Menandaskan betapa Appa sangat menyesalkan keputusannya menjamin pembebasan Shi Hoo.
Shin Hye sudah tidak memikirkan dingin dan kelamnya malam, juga tidak berpikir keselamatan jiwanya menjadi taruhan berjalan sendiri menembus pekatnya buana. Meski bukan hal baru menerobos gulitanya langit menjelang subuh, namun saat ini konteksnya berbeda. Dia keluar dari rumah, bukan menuju rumah sehabis dari klub malam. Dan benaknya sedang sangat kalut, bukan seperti biasa dibawah pengaruh alkohol. Dalam keadaan seperti itu Shin Hye benar-benar tidak takut akan mati, atau mati justru menjadi pilihannya dalam kondisi hatinya begitu hancur dan terpukul yang demikian dahsyat.
Untunglah dirinya tidak sampai tumbang, pengalamannya mendapat pukulan hebat yang mendadak yakni kabar kematian ayahnya kala ia baru bangun dari koma membuatnya lebih kuat. Dalam kondisi hatinya sangat syok melihat rekaman tadi, nasehat Ny Jung tiba-tiba terngiang ditelinganya :
Tuhan memanggil umat yang sangat dikasihi-Nya dengan cara yang sangat rahasia dan terbaik menurut-Nya. Jalan kecelakaan itu pasti cara terbaik untuk Appa-mu yang telah ditentukan Sang Kuasa. Karena hidup kita ini, seremeh apa pun kejadian yang menimpa kita adalah merupakan skenario Sang Maha Pengatur Hidup. Yakinlah akan hal itu. Tidak ada kejadian apa pun di dunia ini yang terjadi dengan kebetulan, melainkan sudah kehendak-Nya.
Nasehat itu membuatnya lebih kuat, maka dengan cepat Shin Hye memutuskan untuk memberitahukannya kepada orang-orang yang selalu mendukungnya. Ia tidak boleh menyimpannya sendiri lalu fakta itu menghancurkannya. Bagaimana pun Shi Hoo dan Sang Woo saat ini belum mendapat hukuman setimpal. Mereka baru menjadi tersangka belum diputuskan pengadilan sebagai terpidana dengan hukuman tertentu. Mereka masih bisa menyuap orang-orang untuk berusaha keluar. Bukti ini harus bisa membuat mereka menebus semua kejahatannya. Membayar kematian Appa sekaligus kematian direktur Haeundae Beach Hotel.
👥Seperti saat menggedor pintu kamar Immo membuatnya cukup lama menunggu, begitu pun di depan pintu rumah Sang Wook. Ia berdiri sambil tangan tidak henti menekan bel pintu, namun pintu tidak segera dibuka. Bahkan tidak tampak lampu dalam rumah yang dinyalakan orang. Tentu saja sebab itu dini hari, saatnya orang sedang terlelap. Shin Hye pun menyalakan smartphone menekan nomor kontak Sang Wook.
"Eoh, Shin Hye-ya. Ada apa?" sahutan Sang Wook dengan suaranya yang parau sebab sedang terlelap .
"Oppa, tolong buka pintunya. Aku di depan pintu rumah Oppa sekarang."
"Mworagu...? Kau dimana?" Sang Wook langsung bangkit dari pembaringan.
"Di depan pintu. Cepat buka pintunya! Ada yang sangat mendesak harus kusampaikan."
Sang Wook setengah berlari ke pintu, dan ia kaget mendapati Shin Hye benar-benar sudah di depan pintu rumahnya pada jam selarut itu dengan mata bengkak dan wajah pucat.
"Whe geudaeyo, Shin Hye-ya? Apa kau datang sendiri tengah malam buta begini? Ayo cepat masuk!" Sang Wook menarik tangan Shin Hye supaya masuk, dia sendiri yang menutup pintu. Lalu menuntunnya ke dalam. Shin Hye didudukan di sofa.
"Ceritakan ada apa? Mengapa larut malam begini datang sendiri? Ada masalah apa di rumah?" Sang Wook amat sangat khawatir, apa lagi semakin tampak tubuh Shin Hye yang gemetar.Sementara dari pintu kamar keluar Chae Ye Ryun.
"Nugu? Shin Hye-ya? Whe geudaeyo, Cagia?" tanyanya sambil memburu setelah jelas dipenglihatannya siapa yang datang.
"Ambilkan teh hangat, Sayang! Kurasa dia syok." lirik Sang Wook kepada istrinya itu.
"Nde."
Sambil menunggu Ye Ryun membuatkan teh hangat, Sang Wook memeriksa nadi Shin Hye di pergelangan tangannya. Denyutnya itu teraba sangat lemah. Sang Wook sangat cemas Shin Hye drop, itu sebabnya meski teramat penasaran akan apa yang terjadi Sang Wook tidak banyak tanya dulu. Membiarkan Ye Ryun memberikan terlebih dahulu minuman manis hangat yang dibuatnya.Namun akhirnya Shin Hye sendiri yang kemudian memulai dengan memberikan plashdisc pada Sang Wook.
"Oppa ighoyo."
"Mwoya igho?"
Shin Hye malah menangis dari pada mau menjawab. Ia sungguh tidak bisa berkata-kata menjelaskan isi plashdisc.
"Gwenchana, gwenchanayo!" Ye Ryun menenangkan dengan memeluknya.
Sang Wook akhirnya mengambil laptop dan melihatnya sendiri. Isi plashdisc itu memang hanya video itu satu-satunya. Dia sendiri sampai melotot usai melihatnya. Merasa tidak percaya seperti halnya Shin Hye, dia melihatnya lagi.
"Mwoga?" tanya Ye Ryun melihatnya terdiam speechless di depan laptop.
"Dimana kau menemukan flashdics ini, Shin Hye-ya?" Sang Wook tidak mempedulikan pertanyaan istrinya.
"Itu ada di dalam brangkas Appa, Oppa."
"Siapa lagi yang mengetahui tentang rekaman ini?"
"Hanya Oppa."
Sang Wook lalu mencabut plashdisc itu dari laptop. "Biar Oppa yang pegang, bukti ini akan secepatnya Oppa bawa ke pengadilan.""Apa Oppa tahu siapa direktur Haeundae Beach Hotel?" tatap Shin Hye.
"Tidak." geleng Sang Wook. "Tapi Sekretaris Choi bisa mencaritahunya, dan mengantarmu pergi menemui keluarga direktur hotel itu setelah kau lebih tenang. Tidak harus buru-buru, kau tenangkan diri dulu! Sebab kau pasti sangat syok." nasehat Sang Wook.
Jadi Sang Wook tidak mengetahui siapa Yong Hwa? Lidah Shin Hye terasa kelu untuk menjelaskan. Apa lagi untuk memberitahukan saat ini menantu direktur Haeundae Beach Hotel itu tengah berada di rumahnya. Anak, cucu dan menantu direktur itu adalah orang yang telah menolong dan membantunya tetap tegar, namun lihat apa yang telah kakaknya lakukan terhadap mereka? Shin Hye tidak bisa membayangkan kemarahan keluarga itu kepadanya setelah mengetahui nanti.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispers Incarnate
Mystery / ThrillerJung Yong Hwa seorang dokter digambarkan sebagai pria cool, smart dan penuh kasih. Terlihat dari cara dia memperlakukan pasien-pasiennya. Sedangkan Park Shin Hye berpenampilan classy, berpembawaan ceria cenderung konyol, meski merepresentasikan diri...