Shin Hye memilih menunggu di ruang tunggu pasien kamar bedah sambil mengobrol dengan Sang Wook. Dan tidak lama orang yang ditunggu itu pun keluar dari pintu yang khusus hanya untuk staf kamar bedah. Sambil masih mengenakan baju hijau dan topinya yang dipegang. Sepertinya ia terburu-buru keluar begitu tahu sedang ditunggu.
"Annyong-haseyo!" sapanya memecah konsentrasi yang sedang mengobrol.
Keduanya sontak menolehnya.
"Sudah selesai, Yong Hwa-ya?" sambut Sang Wook.
"Nde, Gyosu-nim."Sedang Shin Hye menatap lekat dari ujung rambut hingga kaki dokter bedah itu. Seperti yang ingin jelas dengan sosoknya saat kondisi kesadarannya utuh 100%.
"Annyong, Hoejang-nim!" Yong Hwa menyapanya lagi seraya menganggukan kepala.
"Nde, annyong. Dr Jung, olaenman-iya!" balas Shin Hye menjadi agak kikuk.
"Nde. Apakah Anda sehat?"
"Eoh, seperti yang terlihat. Berkatmu, berkat kalian berdua yang telah bekerja sangat keras menyelamatkanku. Terima kasih banyak, dr Jung dan Oppa!" Shin Hye menganggukan kepala kepada Yong Hwa dan hanya menoleh kepada Sang Wook. "Aku tahu kata terima kasihku ini terlambat aku sampaikan, dr Jung." tambahnya.
"Animidha. Aku hanya melaksanakan tugas. Dan melaksanakan tugas itu adalah kewajibanku." balas Yong Hwa diplomatis."Bagaimana kalau kita ngobrolnya di ruanganku saja supaya nyaman?" tawar Sang Wook menatap Shin Hye.
"Karena ini bertepatan dengan jam makan siang, aku bermaksud untuk mengajak dr Jung dan Oppa makan siang. Oppa juga belum makan siang bukan?" Shin Hye balas memberi tawaran.
"Tawaran yang menggiurkan, tapi sayangnya aku tidak bisa pergi, Shin Hye-ya. Kalian saja yang pergi, lagi pula aku sudah pesan jjampong tadi." tepis Sang Wook yang paham Shin Hye sebetulnya hanya ingin bertemu dengan Yong Hwa.
"Jjampong bisa buat camilan nanti sore Oppa, ayolah kita makan bersama."
"Mohon maaf, Hoejang-nim. Kalau boleh tahu Anda akan makan siang dimana?" Yong Hwa menyela.
"Dr Jung ingin makan siang dimana? Silakan dr Jung yang pilih!" balas Shin Hye.
"Bukan begitu, jika pergi keluar aku tidak bisa pergi dengan pakaian seperti ini."
"Kau tukar bajulah dulu, Yong Hwa-ya!" usul Sang Wook.
"Tapi..."
"Kau juga tidak bermaksud menolak pergi makan siang denganku bukan, dr Jung?" sambar Shin Hye cemas.
"Animidha." geleng Yong Hwa.
"Aku sebetulnya tidak masalah jika dr Jung ingin pergi dengan pakaian seperti itu."
"Aniyo, sebaiknya aku menukar baju dulu."
"Silakan, akan aku tunggu."
"Kalau begitu aku mohon diri."
"Geurae." angguk Shin Hye.
Yong Hwa kemudian berlalu."Oppa juga sebaiknya ikut!" tawar Shin Hye sekali lagi.
"Kalian berdua saja yang pergi. Yong Hwa pasti akan merasa canggung bila ada aku diantara kalian."
"Begitu?"
"Eoh, anak itu pemalu."
"Geurae?"
"Ye."
"Baiklah kalau begitu." senyum Shin Hye.
Sikap Sang Wook itu seperti seorang kakak terhadap adik perempuannya, dan merestui adiknya itu pergi bersama pacarnya.
"Kita tunggu di ruanganku saja, bagaimana?"
"Kalau tidak akan lama, disini saja Oppa. Supaya tidak mengganggu teman-teman." tepis Shin Hye.
Ia sadar diri, jabatannya itu membuat para staf akan merasa segan. Dan ia tidak mau kehadirannya di departemen bedah jadi mengganggu mereka.
"Kapan-kapan aku ingin makan bersama dengan seluruh staf departemen bedah. Oppa siapkan waktu!" seloroh Shin Hye.
"Eonje? Apa dalam waktu dekat?"
"Terserah kesiapan kalian, pokoknya begitu ada waktu, beritahu aku."
"Nde, aguesmidha Heojang-nim! Akan segera kuatur waktu untuk makan bersama Anda." sekarang Sang Wook berlagak seperti seorang prajurit terhadap komandannya. Shin Hye hanya tersenyum.
Bukan tanpa alasan Shin Hye menaruh perhatian cukup besar terhadap departemen bedah. Saat dirinya dalam bahaya, 2 orang dari departemen bedah inilah yang berusaha menyelamatkannya. Sambil harus bermain kucing-kucingan, sebab kinerja departemen bedah sendiri tengah dalam sorotan kala itu. Shin Hye harus menjelaskan semua yang telah terjadi kepada seluruh staf dan terutama menyampaikan terima kasih.Tidak lama Yong Hwa keluar dari pintu yang sama sudah dengan stelan jas lengkap serta dasi, outfit standar seorang dokter. Kala Shin Hye menatapnya berjalan, Yong Hwa tahu komisaris muda itu tengah menilai OOTD-nya. Ah, padahal stelan itu sudah yang terbaik yang dimilikinya. Tiba-tiba saja pagi tadi ia memilih stelan jas motif garis berwarna abu itu untuk dikenakan, meski bukan hari spesial. Rupanya karena ia akan makan siang dengan seorang komisaris. Semoga atasannya tidak merecoki. Membiarkannya berdua saja.
"Kau sudah siap?" tanya Sang Wook.
"Nde."
"Geurae, kau temani Hoejang-nim makan siang. Tidak harus buru-buru kembali setelah makan. Aku memberimu dispensasi yang luas, dr Jung." ucap Sang Wook.
"Nde, kamsahamnidha, Gyosu-nim." senyum Yong Hwa dengan anggukan kecil.
"Kalau begitu kita pergi, dr Jung. Oppa, kami pergi." pamit Shin Hye seraya berdiri.
"Nde. Nikmati makan siangnya dengan santai."
"Eoh."
Shin Hye melangkah diikuti Yong Hwa. Sang Wook menatapnya hingga bayangan mereka hilang memasuki lift.
👥Shin Hye meminta Yong Hwa duduk di sampingnya di dalam kendaraannya yang dikemudi sopir dan duduk di samping sopir, sekretaris pribadinya. Sedangkan 2 mobil yang melaju di depan dan di belakang berisi para pengawal yang berjumlah 6 orang.
"Apa kabar, dr Jung! Lama kita tidak bertemu. Apa kalian sehat? Eommoni... Abeoji juga semua keluarga di Busan?" setelah mobil melaju membelah jalan Shin Hye bersuara.
"Nde, semua dalam kondisi sehat. Thaengiyo. Anda sendiri apa tidak ada keluhan selama ini? Sejak kembali dari Busan?"
"Syukurnya tidak. Kalian telah merawatku dengan sangat baik saat aku sakit. Kamsaheyo!"
Yong Hwa hanya menganggukan kepala tipis.
"Cepat katakan kau ingin makan dimana? Supaya sekretarisku membuat reservasi, dr Jung." pintanya.
"Aku tidak punya pilihan, kemana saja Anda akan membawaku, aku ikut."
"Apa kau tidak menginginkan makan sesuatu?"
"Mm... Kalguksu... Sepertinya enak."
"Oke, kita pergi ke Myongdong, Ajhussi. Tidak harus reservasi kalau makan di kedai." ocehnya.
"Apa tidak masalah Anda makan siang di kedai?" Yong Hwa menolehnya khawatir.
"Aniyo. Dulu aku biasa jajan di kedai-kedai. Dan jajanan seperti kalguksu, jjampong... adalah kesukaanku. O ya, apa menu siang ini di departemen bedah adalah mie?" toleh Shin Hye pada Yong Hwa.
"Aniyo, wheo?"
"Tadi mereka merencanakan pesan jjampong untuk makan siang kalian."
"Menu makan siang kami lebih sering ditentukan oleh Chae Won Suseog-nim. Hari itu beliau ingin makan apa, kami biasanya mengikuti."
"Wheo?"
"Chae Suseog-nim punya referensi bagus soal jajanan. Makanan apa pun yang direferensikannya pasti makanan enak."
"Geurae? Eonni sama denganku, tukang jajan." sahut Shin Hye senang.Mereka tiba di kedai kalgusu, karena bertepatan dengan jam makan siang, kedai itu ramai oleh pengunjung. Shin Hye boro-boro bisa makan dalam suasana romantis, hanya berdua 1 meja. Mereka bahkan menyuap dengan terburu-buru karena kursinya sudah ditunggu pembeli lain yang sedang mengantri.
"Aigo, aku sampai tidak tahu, makananku kukunyah dengan baik atau tidak?" sungutnya saat kembali ke mobil.
"Joshungheyo! Harusnya kita tidak makan disini." Yong Hwa merasa tidak enak hati.
"Gwenchana! Kalau pun kau sedang mengerjaiku sekarang, aku sama sekali tidak kesal, dr Jung. Tenang saja."
"Animidha. Aku tidak bermaksud mengerjai." senyum Yong Hwa geli, karena kesannya seperti dirinya sedang mengerjai menginginkan makanan kedai.
"Karena sudah terlanjur kita jajan di kedai, sekalian beli ice cream dan kita nikmati di taman kota. Seperti anak TK. Kau tidak boleh menolakku." ajaknya seraya menaiki mobil. "Kita ke taman kota, Ajhussi." titahnya.Tidak jauh dari sana, terdapat taman kota. Sopir menepikan mobil ke pinggir.
"Oppa sudah memberikan dispensasi yang luas padamu hari ini, dr Jung. Jadi kau tidak harus buru-buru kembali ke RS." ucapnya lagi sambil turun dari mobil. "Dan coba saja salah satu rewel dengan jadwalmu, maka aku akan pecat orang itu. Bukankah aku sangat menakutkan?" tatapnya pada Yong Hwa yang mengikuti turun dari mobil.
Tapi Yong Hwa lagi-lagi hanya mengurai senyum mendengar ocehannya itu. Isinya memang ancaman, tapi ekspresinya terlalu manis untuk membuatnya takut.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispers Incarnate
Mystery / ThrillerJung Yong Hwa seorang dokter digambarkan sebagai pria cool, smart dan penuh kasih. Terlihat dari cara dia memperlakukan pasien-pasiennya. Sedangkan Park Shin Hye berpenampilan classy, berpembawaan ceria cenderung konyol, meski merepresentasikan diri...