6

488 112 7
                                    

Setelah berhadapan seperti itu Yong Hwa ternyata tetap tidak bisa mempertanyakan identitas Park Shin Hye kepada orangnya langsung, sebab ia keburu kaget dengan keinginan yang disampaikan gadis gothic itu.
"Aku ingin memohon ijinmu untuk meminjam jasadmu, dr Jung." ucapnya seperti tidak berpikir.
"Mworagu...? Kau ini bicara aneh apa lagi?" Yong Hwa langsung kesal. Yang dia maksud meminjam jasad itu adalah masuk ke dalam tubuhnya, bukan? Sangat ngelantur.
"Jika kau tahu nasib hidupku, tanpa banyak tanya lagi aku yakin kau pasti akan setuju. Sebab kau orang yang baik."
"Kau tidak harus menyanjungku. Sekarang ceritakan padaku siapa kau dan bagaimana nasib hidup yang akan membuatku iba itu?" Yong Hwa menatap mata lebam oleh makeup itu lekat.
"Sayangnya aku tidak bisa membuka identitasku, sebab itu hal yang dilarang. Aku hanya boleh meminta pertolongan pada orang yang akhirnya bisa melihat wujudku tanpa menjelaskan siapa diriku dan nasib hidupku. Karena ketulusan orang itulah yang akan menyelamatkanku. Ketulusan tanpa pamrih."
"Jika begitu carilah orang lain. Aku tidak bersedia." tolak Yong Hwa tanpa ampun.
"Dan sayangnya sulit menemukan orang yang bisa melihat wujudku. Mungkin aku harus melewati 40 hari lagi untuk menemukan orang yang bisa melihatku. Saat itu mungkin semuanya sudah terlambat. Bantuan siapa pun sudah tidak akan berguna lagi." lanjutnya lirih.
Yong Hwa diam. Berlagak tidak bisa dibujuk.
"Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hatiku, aku memohon kepadamu, dr Jung! Aku janji pertolonganmu nanti akan menyelamatkan banyak jiwa bukan hanya diriku."
"Bertemu denganmu saja aku sudah tidak mau, lebih-lebih harus repot membantumu." jawaban Yong Hwa arogan, merasa sangat dibutuhkan.

Tiba-tiba Shin Hye menekuk lututnya di kaki Yong Hwa. Membuat pria itu dengan refleks mengangkat kakinya ke atas kursi.
"Bagaimana jika aku berlutut seperti ini? Apa bisa membuat hatimu tersentuh?"
"Bahkan kau sampai meneteskan air mata darah sekali pun, hatiku tidak terketuk. Oleh sebab itu kau cepat pergi dari sini dan jangan kembali."
Shin Hye terdiam menunduk untuk beberapa saat lamanya, namun tak lama ia bangun dari jongkoknya sambil ucapnya :
"Geurae, tak apa kalau kau tidak mau menolongku. Bagaimana pun kau tidak akan bisa menolak takdirmu. Takdirmu adalah bertemu denganku, dengan cara apa pun kau tidak akan bisa mengusirku dari sisimu. Itu sudah keputusan langit." tandasnya membuat Yong Hwa diam merengut. Ia kira hantu ini akan pergi jika dirinya menolak untuk menolongnya. Tapi sial, dia malah punya dalih yang tidak bisa ditepisnya.

Dan hari-hari berikutnya hari-hari yang tidak pernah Yong Hwa bayangkan seujung rambut pun sebelumnya. Dia selalu ditemani mahkluk kasat mata itu. Sebalnya, mahkluk itu bersikap posesif pula terhadapnya. Menyebalkan. Puncaknya saat ia mencemburui perawat Park. Hingga perawat cantik itu marah kepada Yong Hwa dan terang-teragan menilai Yong Hwa pria murahan yang sok bersikap cool. Harga dirinya sudah jatuh di hadapan perawat Park. Menyesakan.
👥

Departemen bedah melaksanakan rapat internal dadakan. Yong Hwa yang sedang berjalan ke ruang IGD mendapat telepon untuk hadir di rapat itu. Karena IGD relatif sepi dari pasien pro bedah, Yong Hwa memberitahu kepala perawat untuk mengikuti rapat di departemennya. Dan saat tiba di ruang pertemuan departemen bedah, semua staf sudah lengkap. Yang menjengkelkan Shin Hye sudah duduk pula di salah satu kursi layaknya seorang staf. Matanya menatap kagum kepala departemen bedah~Joo Sang Wook yang sedang berbicara memimpin rapat.

Karena datang terlambat Yong Hwa membungkukan badan memohon maaf atas keterlambatannya. Sang Wook memberinya isyarat agar segera duduk. Yong Hwa melihat satu-satunya kursi yang kosong di sebelah wanita kasat mata Park Shin Hye, ke sana ia melangkahkan kaki meski dengan terpaksa.
"Yeogi anja!" Shin Hye menepuk kursi di sebelahnya. "Kau tahu, departemen bedah sedang mendapat masalah." ocehnya yang di telinga Yong Hwa terdengar keras.
"Departemen bedah dituduh hanya menghamburkan dana, pendapatannya merosot tajam. Sedang pemakaian obat dan bahan paling tinggi di seluruh departemen." lanjutnya membuat Yong Hwa menolehnya sambil mata melotot. Di depan, prof Joo sedang berbicara pula. Suara Shin Hye yang sama keras jadi mengacau pendengaran Yong Hwa.
"Kasihan Oppa, dia jadi ditekan oleh wakil direktur yang baru. Dr Kwon, aku jadi ingin membunuh orang itu." geram Shin Hye.
Yong Hwa pura-pura batuk untuk mendiamkan hantu wanita itu yang tidak berhenti ngoceh.

"Kau dengar sendiri kalau tidak percaya!" ucapnya akhirnya. Yong Hwa mengambil air mineral botol di tengah-tengah meja yang sengaja dipersiapkan untuk yang tengah rapat. Pura-pura tergelincir dari tangannya ia membuat botol itu melesat ke meja sebelah yang kosong. Air mineral nyembur membasahi kursi itu.
"Ommo..." Yong Hwa pura-pura kaget. Sedangkan Shin Hye yang bajunya basah kuyup tersiram air seketika bangkit dari kursi sambil teriak.
"Apa yang kau lakukan? Kau sengaja menyiramku? Dasar pria menyebalkan." Shin Hye tersungut seraya mengibas-ibas pakaiannya.
"Mohon maaf, aku kurang konsentrasi. Karena pendengaranku sedikit terganggu." Yong Hwa meminta maaf.
"Apa kau baik-baik, dr Jung?" tanya Sang Wook.
"Nde, Gyuso-nim. Tadi seperti ada nyamuk di telingaku, tapi sekarang sepertinya sudah tidak ada." Yong Hwa meraba-raba lubang telinganya.
"Kurang ajar kau menyebutku nyamuk!" dumel Shin Hye paham ocehan Yong Hwa itu ditujukan padanya.
"Apa kau habis dari tempat sampah bisa diikuti nyamuk?" celetuk Jong Suk diikuti tawa yang lain.
"Oke, bisa kulanjutkan uraianku tadi?" Sang Wook tidak membiarkan gangguan itu berlanjut.
"Ndeee..." koor yang lain menyahuti.

Hari itu pun sebelumnya dilaksanakan rapat rutin seluruh kepala departemen yang dipimpin oleh wakil direktur utama. Rapat pertama Kwon Sang Woo dengan para kepala departemen. Yaitu untuk mengevaluasi kinerja setiap departemen. Dan Sang Wook mendapat rapot merah. Karena pendapatan dalam 1 triwulan itu lebih kecil dari pengeluaran. Prestasi terburuk sejak dirinya memimpin departemen bedah. Wakil direktur utama itu terasa tendensius kepadanya. Melakukan review departemennya sampai kepada masalah kurang penting. Sang Wook merasa Kwon Sang Woo bukan sedang melakukan bimbingan atas kemerosotannya melainkan menjatuhkannya di hadapan para kepala departemen. Cara mengatasi masalah yang tidak pernah dilakukan ayahnya ketika masih menjabat sebagai direktur utama. Sang Woo seakan ingin bilang : inilah sebenarnya putra mantan direktur utama yang kalian banggakan. Kinerjanya besar pasak dari pada tiang. Sangat merugikan RS.

Dan sikap sinisnya itu seakan menjelaskan pula kepada forum bahwa Sang Woo tidak mampu, hanya karena koneksinya sangat kuat yakni orang nomor 1 di RS, maka ia mendapatkan posisi itu. Joo Sang Wook membulatkan kepal menatapnya. Orang baru itu sungguh mencari masalah. Sejak dulu departemen bedah menyerap dana lebih banyak untuk obat dan bahan, sebab pekerjaannya sangat ditunjang oleh obat-obatan dan bahan-bahan medis yang tidak dibutuhkan departemen lain. Picik sekali membandingkan departemen bedah dengan departemen internist misalnya, yang modal utamanya bekerja hanya alat-alat sederhana. Tapi Sang Wook memilih untuk tidak mendebat. Selain karena harga diri, jauh di dalam hatinya ia memahami moment seperti inilah yang telah lama ditunggu pemimpin baru itu. Yakni menjatuhkannya. Dan menunjukan siapa dirinya sekarang. Duda Choi Kang Hee ini merasa Sang Wook musuhnya sejak mereka bercerai. Meski Sang Wook sudah menetapkan pilihan hatinya kepada gadis lain. Bukan cinta pertamanya itu. Persaingan berebut Choi Kang Hee di masa muda nampaknya yang membuat mereka seperti api dalam sekam. Dan Kwon Sang Woo saat ini berada di atas angin.

Shin Hye mondar mandir di depan meja makan membuat Yong Hwa yang sedang menikmati makan malam itu seketika meletakan sumpit setengah dibanting. Sejak kembali dari RS ia begitu gusar dan terus membicarakan apa yang terjadi terhadap Sang Wook.
"Aku janji aku akan menyeretnya ke penjara, sebab dia telah menyalahgunakan jabatan untuk menekan seseorang." sungutnya memukul-mukul tinjunya ke telapak tangan sebelahnya.
"Kau ini hanya hantu, tahu apa hingga berpikir menyalahkan wakil direktur Kwon?" Yong Hwa yang merasa Sang Woo tidak salah membelanya. Dia hanya melakukan tugasnya sebagai pimpinan tertinggi.

TBC

Whispers IncarnateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang