2

299 14 5
                                    

Hari ini adalah hari pertama untuk Venus bekerja, sebelum mamanya membangunkannya, Venus sudah bangun dan membantu mamanya sebentar untuk memasak di dapur, jangan salah!

Venus itu sangat pandai memasak, jadi perempuan kan harus bisa mengurus keperluan rumah, bukan hanya bersolek saja!

"Dek bareng sama kakak aja, kakak mau liat kantor kamu!" Ujar kakaknya di sela-sela rutinitas pagi mereka.

"Terus nanti adek pulangnya gimana?

"Ya kakak jemput lah, masak sih kakak tega biarin kamu pulang sendiri?" Heran kakaknya, seolah dirinya ini kakak yang tega, padahal kan tidak.

Venus hanya mengangguk saja apa yang di pinta kakaknya, toh juga tidak ada salahnya kalau ia di antar oleh sang kakak.

Memang di usia mereka yang sudah berkepala 2, mereka masih menggunakan sebutan adik dan kakak, bukannya kekanakan atau manja.

Tapi mereka sudah terbiasa.

Toh terdengar manis juga kan?

Venus dan Axel berpamitan setelah sarapan pagi mereka selesai, kemudian mereka langsung berangkat menuju kantor baru Venus bekerja.

"Adek nanti hati-hati ya,kalo ada yang goda jutekin aja!
Jangan bergaul sama cowok!
Jangan makan sembarangan!
Kalo udah pulang telfon kakak!" Wanti-wanti Axel kepada adiknya seperti menasehati anak TK.

Venus hanya memutar matanya bosan.

Pasalnya kakaknya ini sudah 10 kali mengingatkan Venus dengan hal yang sama.

"Iya kakaaak, kakak udah ingetin 10 kali loh dari pas adek bangun sampe sekarang." Venus menahan nada bicaranya agar kakaknya tidak tau bahwa dirinya kesal saat ini.

"Ya kan kakak khawatir" ujar kakaknya pelan.

Venus tau, sangat tau apa yang di khawatirkan kakaknya.
Venus sangat berterimakasih kepada kakaknya karena mau dan sangat mampu untuk melindunginya.

Entah apa jadinya jika bukan Axel lah kakaknya.
Jarang ada kakak yang seperhatian ini kepada adiknya.

"Yaudah,adek turun ya, kakak hati-hati, jangan ngebut! Jangan meleng!"

"Iya cantik, kakk kerja dulu, inget pesen kakak!".
Venus hanya mengangguk dan mencium pipi kakaknya, di balas hal serupa oleh Axel.

Setelah Venus dan kakaknya berpamitan ala mereka, Venus melangkahkan kakinya kedalam gedung yang kini resmi menjadi kantornya.

Kali ini Venus tak lagi bertanya dimana ruangannya bekerja, karena ia sudah di beri tahu dari kemarin waktu ia di lolos interview.

"Pagi pak satpam" sapa Venus ramah, pak satpam sempat tertegun sejenak kemudian menjawab sapaan Venus.

"Pagi neng cantik, neng baru ya?" Balas satpam itu ramah, jarang ada oegawai yang berama-tamah seperti Venus.

"Iya pak, kenalin nama aku venus, biar gak neng terus panggilnya." ujar Venus mengulurkan tangannya dan di terima dengan antusias oleh satpam tersebut!

"Salam kenal neng Penus, panggil pak Indra aja" sahut pak satpam sumringah, rejeki nomplok.
Pagi hari udah di ajak kenalan pegawai baru, mana bening lagi.

"Ok deh pak Indra, Venus kerja dulu ya."setelah mendapat jawaban dari pak Indra Venus melangkah anggun masuk kedalam dan menyapa pegawai-pegawai lainnya.

"Ck... udah cantik, ramah lagi, untung masih inget punya anak istri di rumah." gumam pak indra ngawur.

______

Sudah pukul 8 pagi,tapi Venus belum juga melihat kemunculan bosnya, di Lantai sebesar ini hanya ia dan bosnya saja yang menempati.

Jadi, jika bosnya belum datang, Venus hanya sendirian lah di sini.
Di depannya sudah ada komputer yang menyala tapi tidak tau apa yang di kerjakannya, masalahnya belum ada yang memberitahunya.

Tadi pak Dewa-yang memanggilnya waktu intervew lah yang menunjukan mejanya, karena Venus kebingungan, mengapa di lantai tempatnya bekerja begitu sepi, ia memang tau dimana lantai dia bekerja tapi tidak tahu jika dia hanya akan bekerja dengan bosnya saja dan 1 cleaning service.

"Mana sih si bos? Udah jam segini juga." gerutunya.

Tak lama suara lift berdenting menandakan ada seseorang yang masuk ke ruangan ini.

Venus bisa melihat ke arah lift itu, karena memang meja Venus berhadapan langsung dengan lift.

Dari sana dari dalam lift, Venus melihat seorang pria dengan rambut pirang dan tubuh yang tinggi dan kokoh mulai berjalan menuju ke arahnya, oh salah kearah ruangan yang ada di belakangnya.

Venus lantas berdiri dan setengah membungkukkan badannya untuk memberi hormat.

Pria itu berhenti di depan Venus yang sudah menegakkan badannya.

"Kamu sekertaris baru saya?" Tanya pria itu dengan pandangan yang entah lah.

"Ya,sir." jawab Venus tegas sembari menatap mata lawan bicaranya sebentar kemudian menunduk.

"Masuk keruangan saya" titah pria itu.

Venus menurut, mungkin ia akan di beri pekerjaan oleh atasannya itu.

"Duduk!"
Venus menurut dan duduk di sofa yang tadi di tunjuk oleh atasannya.

"Perkenalkan diri kamu sekarang, saya belum sempat membaca cv kamu!"ucap pria itu.

"Baik, nama saya Venus Aprodhita,say..."

"Cukup! Ambil ini dan kembali ke meja kamu, tanya bila ada yang tidak kamu mengerti tanyakan pada saya! "ujar pria itu.

"Baik,sir."  Venus berlalu pergi meninggalkan pria bernama Brian Alucio itu tanpa banyak bertanya.

Sedangkan Brian menjadi heran, bia kira Venus adalah gadis yang sama seperti yang lainnya, bertubuh sexy, berwajah cantik dan akan berkelakuan layaknya macan yang siap memangsa buruannya.

Tapi nyatanya Brian tak mendapati itu dari Venus, hanya tatapan berani dan senyum sopan lah yang Brian dapatkan.

"Venus Aprodhita, namanya sangat cocok dengan penampilannya" lirih Brian.

Tanpa sadar Brian tersenyum mengingat interaksinya dengan Venus, gadis itu berbeda, dan...
menantang.

Sedangkan di mejanya Venus mengerjakan pekerjaannya dengan tenang, dan dengan rasa sedikit kesal.

Karena bosnya bukan bos yang ramah.

Ah sudahlah, lagian ia tak punya hak untuk protes.

Tugasnya hanya menuruti perintah bosnya.

Jika kalian bertanya, adakah rasa penasaran atau suka di hati Venus untuk Brian?

Jawabannya.

Biasa aja tuh, toh kalau soal tampang, kakaknya juga ganteng kok.

Kalau body?
Baaah..

Kakaknya dan teman-temannya juga tak kalah manly.

Kalau soal profesi?

Siapa sih yang gak deketin Venus? Dari mulai anak bupati sampai pengusaha kaya raya pun juga pernah deketin Venus.

Tapi ya karna kakak Venus yang galak, jadi mereka mundur teratur.

Cih... mundur tanpa berjuang.
Buka tipe Venus!

Jadi, orang seperti Brian mah bagi Venus biasa aja dan sama aja.
Mundur tanpa mau berjuang.

Yang Venus butuhkan bukan harta yang melimpah dan tumpah ruah.

Tapi orang yang sungguh mencintainya dari hati.

Klasik?

Tapi coba kalian pikir!
Mana ada orang yang tidak ingin di cintai dari hati?

_______
Tbc.

VENUS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang