14

124 7 8
                                    

Xander yang kini sudah tau keberadaan Venus,berniat menemui Venus.
Memulai apa yang telah di hancurkan.
Meskipun akan terasa sulit,Xander yakin,lebih tepatnya meyakinkan diri jika suatu saat nanti Venus akan menerimanya kembali.

Sebelum jam makan siang Xander sudah keluar kantor meninggalkan pekerjaannya yang menggunung.
Tujuan Brian adalah kantor Brian tampat Venus bekerja.

Xander langsung mengayunkan kakinya menuju lantai dimana Venus bekerja.
Ia sudah hafal betul dimana itu,karena Xander pun sudah sering kemari guna bertemu sahabatnya.
Tentunya sebelum Venus bekerja disini.

"Venus"panggill Xander kepada gadis yang tengah fokus pada layar di depannya.

Venus yang merasa namanya di panggilpun mengangkat kepalanya.

Jantungnya berdetak kencang.
Sama seperti dulu, tapi bedanya kalo ini bercampur rasa sakit dari luka yang masih belum kering.

"Sudah hampir makan siang,mau makan siang bersama?"tanya Xander was-was.

"Tolong jangan menolak,aku tidak lagi memintamu kembali,tapi izinkan aku dekat denganmu. Aku ingin memulainya perlahan,jika suatu saat  tidak bisa pun,aku akan terima."sambung Xander ketika Venus hendak menolak.

Venus yang awalnya ragu pun tak kuasa menolak ajakan Xander.

Tak menampik jika ia pun ingin mengulang masa-masa dengan Xander.
Tapi apalah dayanya jika di hatinya terdapat luka.

"Boleh,tapi di kantin kantor saja"jawab Venus lembut.

"Kenapa?" Tanya Xander bingung.
Venus tersenyum maklum.

"Kamu ingat siapa kakak ku?"
Dari situ Xander sadar.
Bahwa hidupnya tak lagi mudah.

"Iya aku paham"Xander tersenyum seraya tangannya mengelus rambut Venus.

Venus mematung mendapat perlakuan yang dulu sering ia terima dari orang yang sama.

"Oh.. maaf"Xander menarik tangannya ketika Brian keluar dari ruangannya.

Jangan di tanya betapa malunya Venus.

"Udah lanjutin" ujar Brian dingin.
Venus mengernyit.
Ada apa dengan Brian?

Brian berlalu pergi dengan perasaan kesal,entah lah,mengapa ia kesal.
Apa rasa kagum brian kepada Venus yang membuatnya kesal?
Tapi hey.. itu tak masuk akal.

"Gue kenapa sih?" Ujar Brian kepada dirinya sendiri.

Suasana di kantin begitu ramai saat Venus dan Xander memasuki kantin.
Banyak pasang mata yang melihat merekatapi Xander tak peduli.
Berbeda dengan Venus yang nampak gelisah meskipun terkesan santai.

"Kamu gak nyaman ya?"tanya Xander sadar akan kegelisahan Venus setelah mereka mendapatkan tempat duduk.

Venus hanya tersenyum tak nyaman.

Xander menggenggam tangan Venus guna menenangkan,tapi Venis langsung menariknya.

"Jaga batasan mu Xander!"
Venus merasa,perbuatan Xander terlalu jauh.

Xander memang meminta Venus untuk memberinya kesempatan unyuk dekat dengannya,tapi Venus juga harus membatasi dirinya agar tidak kembali terluka.

"Maaf,silahkan dimakan" ujar Xander menyesal.
Dadanya begitu sesak ketika mendapatkan penolakan dari Venus.

Harusnya ia tau diri dan bersyukur bahwa Venus membiarkannya berada di dekatnya saja sudah cukup.

Sedangkan Brian yang melihatnya dari jarak yang tak terlalu jauh dengan meja Venus merasa dirinya begitu aneh
Ketika melihat kedekatan Xander dan Venus.

Ia tak paham,mengapa rasa kagumnya kepada Venus begitu menyiksanya ketika melihat Venus bersama yang lainnya.

"Eh liat deh,abis kerja dianter jemput Axel,terus deket sama si bos,eh sekarang sama pak Xander temennya si bos."

Suara wanita yang tak jauh dari meja Venus dan Xander begitu jelas terdengar oleh Venus,Xander dan Brian yang tebgah memperhatikan Venis di sudut lain

"Iya ya,sok suci banget,padahal sana sini mau"sahut wanita berbaju hitam.

"Lo percaya si Venus masih suci? Dengan body kaya gitu?" Tanya sebelahnya.

Hampir semuanya menggeleng dan menertawakan Venus.

Venus hanya menunduk maklum,pasti akan selalu seperti ini.

Salah satu dari gerombolan wanita itu berdiri dan berjalan kearah Venus dengan membawa segelas minuman kental yang berwarna hijau kekuningan,sepertinya itu adalah jus alpukat.

Senyum licik tersungging dari wanita tadi.
Dan yang lainnya hanya tertawa.

Brian yang menyadari bahaya langsung berjalan cepat dan memasang badan tepat ketika wanita itu menyiramkan jusnya.

Venus dan Xander tak menyadarinya,karena posisinya yang membelakangi gerombolan wanita itu.

Seketika Venus,Xander dan para karyawan yang sedang makan siang pun tercekat mendengar pekikan wanita pembawa gelas tadi.

"Brian..."Venus yang menjerit kecil spontan menutup mulutnya,karena ini masih di area kantor,dan Venus menyebutkan nama Brian tanpa embel-embel.

Brian tersenyum hangat mendengar Venus memanggil namanya.

"Ad-aduh... pak... m-maaf " Wanita tadi menunduk meminta maaf,antara kesal dan takut.

Venus langsung bangkit dan membersihkan jas yang di kenakan Brian.

Brian tertegun,hatinya membuncah bahagia.

Entah apa yang ada di pikiran Venus,yang jelas dia spontan melakukan itu.

Di sisi lain,Xander nampak begitu kecewa dengan tindakan Venus yang begitu perhatian kepada Brian.

"Pak... maafkan saya" perhatian Brian langsung mengalihkan perhatian kepada wanita tadi.

"Kemasi barang kamu,saya tidak terima pembullyan dalam hal apapun di kantor saya"ujar Bdian tegas.

"Tapi pak,saya tidak sengaja"Brian tersenyum sinis.

"Kamu pikir saya buta dan tuli? Gerombolan kamu membicarakan Venus,dan kamu hendak menyiramkan Venus dengan minuman yang kamu bawa? Saya tidak buta dan tuli!"ucap Brian tegas.

Wanita tadi menunduk,sedangkan Venus terkejut mendengarkan penuturan Brian.
Karena itu memang benar adanya,tapi ia tak menyangka jika kejadiannya akan menjadi sefatal ini.
Bukannya Venus yang ia siram,malah ia menyiram bosnya dengan jus alpukat yang lumayan kental.

Mungkin Venus harus berterimakasih kepada Brian karena sudah pasang badan untuk Venus.

Xander yang melihat kejadia di hadapannya semakin tak menentu hatinya,satu sisi Brian adalah sahabatnya,sedangkan disisi lain ia mencintai Venus setengah mati.

Haruskah ia merelakan Venus? Tau mungkin ia harus bersaing seperti apa yang di katakan oleh Brian?

_____
Tbc...

Yeay   double up untuk hari ini.
Tapi chapter nya pendek-pendek 🤣

Voment plese 😘

VENUS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang