3

330 12 2
                                    

"Pagi,sir" sapa Venus kepada bosnya yang baru saja datang.

"Pagi" jawab Brian dan berlalu masuk kedalam ruangannya.

Venus pun mengikutinya untuk memberitahukan jadwalnya,setelah selesai membacakan jadwal Brian,Venus hendak pergi dari ruangannya untuk membuatkan kopi untuk bosnya pun menghentikan langkahnya karena panggilan bosnya.

"Venus!"

"Ya,sir"

"Makan siang dengan saya!"
Venus mengernyit,tapi beberapa detik kemudian ia paham apa yang di maksud bosnya.

"Iya sir"jwab Venus formal

Hanya itu?
Kalau wanita lain yang di ajak makan Brian,pasti akan besar kepala,atau minimal akan merona.

Tapi Venus?
Sebenarnya Venus itu masih normal kan?

"Hah,mana mungkin dia gak normal? Konyol!" Gumam Brian pelan dan melanjutkan pekerjaannya harus di kerjakannya.

_____

Venus dan Brian tengah menikmati makan siangnya dalam hening.
Venus begitu menikmati makan siangnya tanpa peduli orang yang ada di depanya.

"Ehm... jadi,kamu anak dari Bapak Marchetti?"Brian memulai obrolan.

Venus yang mendengar suara bosnya mengangkat kepalanya dan mengangguk.

"Saya dengar Bapak Marchetti punya dua anak?"

"Ya sir,kakak saya dan saya"sesungguhnya Venus agak sedikit kesal,dia sedang lapar sekarang.

"Jangan terlalu formal jika di luar.
Panggil saja Brian!
Saya tidak setua itu untuk kamu panggil sir atau bapak.
Saya rasa juga umur kita tidak begitu jauh." Sungguh ini adalah bukan pribadi Brian.

Tidak biasanya Brian memulai pembicaraan dengan lawan jenis jika itu tidak penting kecuali pada mamanya.

Venus hanya mengangguk saja.
Sejujurnya Venus itu ramah dan sedikit cablak.

Tapi ia tidak ingin terlibat dengan pria-pria macam bosnya ini seperti yang sudah-sudah,pasti Venus akan di kejar lalu di tinggalkan karena kakak Venus yang galak macam singa dan si pria tidak mau bersusah payah untuk berjuang.

Jadi Venus cari aman saja dengan tidak mengakrabkan diri.

Brian dan Venus melanjutkan makan dalam hening.
Selesai makan Venus dan Brian hendak keluar tapi di ujung meja Venus melihat abangnya dengan seorang perempuan.

Tapi yang terlihat di mata Venus abangnya begitu risih,terbukti dari cara abangnya yang abai dengan keberadaan wanita yang sedang mengoceh tersebut,sebagai adik yang baik,Venus harus menyelamatkan abangnya dari ketidak nyamanan abangnya itu .

Venus yang semula berjalan di samping Brian refleks berbalik kearah meja yang di duduki abangnya.
Brian yang menyadari itu pun kaget,apa ada yang ketinggalan?

Brian pun mengikuti Venus yang sudah lumayan melangkah jauh.

Sementara itu Venus yang sudah hampir sampai dengan abangnya langsung saja duduk di sebelah abangnya dan mencium pipi Axel.
Perbuatan Venus membuat Axel,wanita di depan Axel dan Brian menjadi shok.

"Heey.... siapa lo?"jerit wanita di depan Axel

Brian sangat amat terkejut,apa itu tadi?
Apa pikirannya selama ini tentang Venus adalah salah?
Apa Venus sama saja dengan gadis lainnya?

Sedangkan Axel yang semula terkejut menjadi relax ketika ia tau adik kesayangannya lah yang menciumnya.
Axel juga belum mengetahui keberadaan Brian.

"Hey sayang,sedang apa di sini?"
Axel yang sudah tau rencana Venus pun dengan senang hati menerima perlakuan Venus.

Ya! Mereka juga sudah biasa sàling bersandiwara seperti ini.
Mereka memang sibling goals.
Selalu ada ikatan ketika salah satu diantara mereka merasakan ketidaknyamanan di hati.

"Oh... aku habis makan,dan siapa dia?" Tunjuk Venus kepada Gadis yang ada di depan Axel.

"Oh... bukan siapa-siapa,hanya orang asing yang kebetulan saja duduk di depanku."jawab Axel ringan.

Venus yang mengingat dia kesini bersama bosnya pun langsung menoleh kebelakang dan melihat bosnya yang sedang bersedekap dada melihat kearahnya.

Brian berjalan perlahan mendekati Venus dan Venus mempersilahkan bosnya untuk duduk.

"Siapa dia Venus?" Ucap Axel dingin,yang sangat menunjukkan ketidak sukaannya kepada Brian.

"Perkenalkan,Saya Brian Alucio" Brian mengulurkan tangannya dan di sambut dengan tegas oleh Axel.

"Axel" hanya itulah kalimat yang di ucapkan Axel.
Venus meringis sungkan kepada bosnya,lalu berbisaik kepada Axel.

"Itu bos adek,kak" bisik Venus pelan.
Sedangkan Axel hanya mengendikkan bahunya.

"Jawab aku Axel,siapa dia? Kenapa kamu diam saja di cium gadis ini? Sedangkan kamu aku pegang tangan mu saja gak mau,lagian lihat dia! Sudah bersama pria lain tapi dia nekat menciummu,dasar jalang" oceh Gadis itu

Brak...
Brak...

Gebrakan itu hampir bersamaan terdengar.
Ya,gebrakan itu dari dua orang,dari Brian dan Axel.

Who cares?

Siapa yang peduli dengan gebrakan itu? Toh yang menggebrak dua lelaki tampan,tak mungkin juga ada yang mau menegur.
Kecuali satpam tentunya jika ada.

"Jaga mulut lo jalang! Siapa yang lo panggil jalang?"marah Axel.

"Yang boleh di pabggil jalang cuma lo!" Brian menyambung.

"T..tapi dia.."

"SIAPA PEDULI DIA SIAPA? YANG JELAS DIA LEBIH TERHORMAT DARI LO!"Axel murka dan Brian diam saja toh dia juga baru saja mengenal Venus,ia juga masih belum sepenuhnya percaya jika Venus adalah wanita baik-baik jika di lihat dari penampilannya.

Yang dia tau Venus adalah wanita yang sifatnya berbeda.
Entahlah,Brian tak yakin.

"Dan lo,pergì dari hadapan gue! Gue gak mau liat muka lo lagi!" Ancan Axel dengan suara rendah yang dalam dan menyeramkan.

Wanita itu langsung saja lari terbirit-birit tanpa mengucapkan satu patah kata pun,entah apa yang membuat Axel sangat murka,tapi ia tidak akan menyerah hanya karna ini.
Axel akan menjadi miliknya.

Dan kembali ke Venus.
Venus masih saja mematung,ia tidak menyangka,akan mendengar kata-kata itu lagi.

Kata-kata yang merendahkan martabatnya.
Sesungguhnya ia tak gila hormat,mau di cap apa juga terserah tapi entah kenapa mendengar atau melihat sesuatu yang merendahkannya menjadi ketakutan dan kesedihan untuk Venus.

"Adek... jangan dengeri ular itu ya,ada kakak yang akan lindungi adek" hibur Axel.
Dan Venus sedikit melengkungkan bibirnya,sungguh ia beruntung memiliki kakak seperti Axel.

"Iya kak"jawab Venus di dekapan Axel.

"Oh iya si..-Brian,maaf kamu harus melihat sandiwaraku dan kakakku" ucap Venus mengalihkan topik yang tadi,ia tak ingin membuat kakaknya khawarir dan Brian hanya mengangguk.

Brian yang mendengar kata kakak pun kaget,ia mengira jika Axel adalah kekasih Venus.
Brian tanpa sadar menghela nafas lega.
Entah menapa rasanya sangat longgar rasa sesak yang ada di hatinya.

____
Tbc.

VENUS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang