15

130 5 0
                                    

Kejadian menghebohkan di kantin masih menjadi perbincangan hangat.
Semua karyawan menjadikannya gosip terhangat.
Sejujurnya Venus sangatlah risih,tapi memang semua sudah terlanjur.
Jadi mau bagaimana lagi?

"Tuh... si Venus, enak ya jadi dia.
Udah cantik,body ok,udah gitu di kelilingi bos-bos muda lagi."celetukan itu terdengar oleh telinga Venus ketika ia berada di dalam lift dengan para karyawan lainnya.

Meskipun suaranya berbisik tapi sangat terdengar jelas,ya iya lah bambank,lift segede apa sih?

Lagi pula itu tidak bisa di kategorikan dengan berbisik.

"Iya,aku kemarin kaget tau pas Venus nyebut nama si bos,berarti kan udah deket banget"
Sahut yang satunya.

"Sst... sst... jangang keras-keras,nanti kedengeran di keluarin loh kaya si Anita"

Akhirnya semua terdiam,Venus bernafas lega ketika pintu lift terbuka dan ia pun buru-buru keluar.

Stibanya di meja tempatnya bekerja,Venus melihat ada sebucket mawar merah yang entah siapa pengirimnya.

"Siapa sih?"Venus mebolak balikkan bucket bunga itu,tapi sesaat ia mengendikkan bahunya acuh dan meletakkan bucket bunga kembali ketempatnya.

"Hallo..."sapa Venus saat dirinya mengangkat ponsel yang entah siapa penelponnya.

"Hallo... apa benar ini saudara Venus aprodhita?"sahut suara dari sebrang sana.

"Iya saya sendiri,siapa ya?"

"Saya Juna,maaf sebelumnya,saya menemukan sebuah dompet dengan kartu nama di dalamnya atas nama Venus aprodhita."Venus terkejut dan segera memeriksa tasnya,dan benar saja.
Dompetnya tidak ada.
Sekarang Venus baru ingat bahwa tadi pagi ia sempat mampir ke cafe untuk memebeli kopi cup.

"Ya Ampun.... terimakasih tuan,terimakasih sekali"
Venus kegirangan karna masih ada yang mau mengembalikan dompetnya,bukan perkara uang,tapi identitasnya lah yang penting untuk saat ini.

"Cukup juna saja,maaf saya lancang melihat kartu identitasmu,dan umur kita tidak berbeda jauh.
Ehm...saya tunggu di caffe xxx untuk makan siang jika kamu berkenan untuk mengembalikan dompetmu tentu saja"

"Oh God,tentu saja,sekali lagi terimakasih sudah menemukan dompetku"Venus tersenyum,meskipun di ujung sana Juna tak melihatnya.

"Ok,see you"Juna mengakhiri sambungan ponselnya dengan senyum mengembang,sedangkan Venus tersenyum mengingat kebaikan Juna.

"Pagi Venus"sapa Brian yang baru saja melewati meja Venus.

"P..pagi sir"Venus menjawab pertanyaan Brian dengan kikuk,pasalnya biasanya ia yang menyapa Brian terlebih dahulu.
Tapi kali ini ia lupa bahkan tak tau jika Brian datang.

"Sepertinya kamu tidak fokus" ujar Brian yang kini berhenti di depan meja kerja Venus.

"Maafkan saya,sir"Brian mengangguk

"Kembalilah bekerja" dan kemudian berlalu meninggalkan Venus.

"Terimakasih"

Brian menghentikan langkahnya ketika mendengar suara Venus.

"Terimakasih untuk yang kemarin"lanjut Venus dengan menundukkan kepalanya.

"Sudah kewajibanku"Brian tersenyum dan melanjutkan langkahnya memasuki ruangannya.

Venus tertegun,entah mengapa ia merasa terselip nada aneh di perkataan Brian.

"Dia kenapa sih?"gumam Venus.
Venus

VENUS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang