Tiga tahun berlalu
"Ma.... aku berangkat...."teriak Venus sambil berlari dari atas tangga.
Dan karna perbuatannya itu,hampir saja Venus terjengkang di anak tangga terakhir jika saja pinggangnya tidak di raih oleh kakaknya."Adek kebiasaan banget sih!udah tua juga masih lari-larian" Sungut Axel yang hanya dihadiahi senyum manis Venus.
"Apa sih kak muka mu kok kusut amat"tanya mama yang baru saja keluar dari dapur dengan apron yang masih menempel di tubuhnya.
"Ini nih... mau jatoh dari tangga dia ma"
Venus melotot,bisa gak sih kalau kakaknya ini diam saja?
"Kebiasaan banget sih dek,lari pasti kamu"
"Maaf ma" sesal Venus.
"Yaudah cepat makan dulu sarapan mu,di meja sudah ada papa dan Brian"
Venus mengangguk patuh,lebih baik dia sarapan saja dulu.
Ya,tiga tahun sudah berlalu semenjak kejadian "itu".
Venus menepati janjinya untuk tidak menangisi kepergian Xander,meskipun terkadang ia masih melamun dan bersedih,merasa sesak ketika mengingatnya.Hey..
Siapa yang tidak sedih,jika seseorang yang pernah kamu buat sakit hatinya rela mengorbankan hidupnya untukmu?Tak ada yang berubah dari Venus,ia kembali menjadi Venus sebelum trauma terjadi,hanya saja dia sudah lebih pendiam.
Setidaknya dia tidak menjadi pemurung,itu lebih baik bukan?"Ini dia si putri tidur,selalu saja terlambat bangun"sindir papa Venus.
Kadang sindiran orang pendiam itu menyakitkan ya.
"Hai"sapa Venus kepada Brian yang tengah tersenyum kepadanya.
Sarapanpun di lanjutkan dengan sedikit obrolan ringan.
🌸🌸🌸
Jika Venus bisa mengulang kembali waktu,Venus akan mengulang dimasa dia ia belum mengenal cinta.
Jika saja takdirnya bisa di putar,ia ingin kembali di masa itu dan tidak mau menerima Xander menjadi kekasihnya,hingga mereka harus menjalani keadaan yang rumit.
Menjadikannya harus pergi meninggalkan Xander,dan sekarang Xander yang meninggalkannya.
Jika saja!
Brian dan Venus hanya saling diam dengan tangan yang bergerak merapikan gundukan tanah dari rumput-rumput liar.
Brian bisa melihat ada kesedihan di mata Venus,kesedihan masih saja tetpancar dari sana.
Tapi Brian sudah tak melihat airmata lagi.Venus benar-benar menuruti permintaan Xander untuk tidak menangis.
Tiga tahun berlalu,Venus bisa sembuh menghadapi traumanya,dan penyakit paniknya.
Tapi tiga tahun tak sedikitpun menghapus rasa bersalah Venus.
Brian tau,senyum dan tawa Venus bukanlah murni dari dalam hati Venus,tapi itu hanya merupakan paksaan yang di bentuk Venus sendiri dari dalam hatinya."Udah,berdoa dulu yuk"ujar Brian menghentikan gerakan tangan Venus.
Venus mengangguk dengan kepala yang tertunduk dalam,mengangkat kedua tangannya dan merapalkan doa tulus untuk Xander.
Selesai berdoa Venus masih terus saja menundukkan kepalanya,Venus tak mampu mengangkat kepalanya menghadap pria lembut di depannya.
Ia takut tak bisa membendung air matanya dan mengingkari janjinya untuk Xander.Entah mengapa dadanya merasa sesak,rasa bersalah terus menghantuinya.
Usapan lembut di tangannya membuat Venus sedikit tenang,menyentaknya dari dunia yang ia ciptakan sesaat,ia tersadar jika masih ada Brian di hadapannya.
"Hey.. kenapa?"tanya Brian lembut,tak ada jawaban dari Venus yang menatap nisan di hadapannya.
"Jangan seperti ini,Xander tidak menginginkanmu seperti ini,kamu adalah orang paling berharga di hidupnya. Jangan buat tersiksa di sana dengan melihat kamu yang seperti ini"
Venus mendongak menatap manik lembut itu.
Ya.
Brian,pria di depannya ini adalah orang yang selama ini menemaninya dalam keadaan apapun ini benar.Ia tak boleh mengecewakan Xander.
Boleh saja ia bersedih,tapi harus sewajarnya."Kamu boleh mengingatnya sampai kapanpun,tapi jangan membebaninya dengan kesedihan dan rasa bersalah"
Venus menikmati sentuhan yang di berikan Brian di pipinya,selalu bisa membuatnya nyaman dan tersenyum,seperti saat ini.
Brian beralih menatap nisan di depannya."Hey bro!gimana kabar lo?"
Tak ada sahutan,hanya semilir angin yang menjawab pertanyaan Brian."Gue tau lo pasti bahagia disana,gue kesini sama gadis kesayangan lo,lo tau? Dia gadis yang kuat sekarang,gak serapuh dulu" Venus tersenyum.
"Gue minta izin sama lo,sebenernya gue gak perlu minta izin sih ya tapi gue gak mau langkahin lo dan lo anggap penikung"Brian terkekeh di ikuti Venus.
"Gue mau nikah dua minggu lagi,dan gue harap lo ikhlasin Venus buat gue"lanjut Brian.
Ya,setelah kedekatan Venus dan Brian,mereka memantapkan hatinya,mereka memutuskan suatu langkah besar,kegigihan Brian mendampingi Venus di kala sulitnya tak membuatnya patah semangat,di abaikan Venus setelah kematian Xander tak membuatnya sakit hati.
Malah membuatnya semakin ingin melindungi Venus dan membahagiakan Venus.Meyakinkan Venus bukanlah hal yang mudah,tapi semua di patahkan oleh cinta dan keyakinan Brian.
Baginya,Venus adalah satu-satunya gadis yang mampu mendobrak hatinya,menghilangkan rasa takutnya akan sebuah hubungan.
"Gue akan jaga Venus,seperti lo jaga Venus dulu"
Tak ada jawaban lagi,semilir angin beserta harum bunga menyeruak di penciuman mereka,tapi bukannya merasa takut malah mereka semakin nyaman. Seolah itu adalah jawaban dari Xander.Tiba-tiba Brian di buat heran oleh tingkah Venus,mata Venus meliar mencari sesuatu,seperti ada yang memperhatikannya,pertanyaan Brian diabaikannya.
Seketika Venus terdiam dengan air mata yang jatuh dengan derasnya.
Disana di depannya beberapa meter,Venus melihatnya.
Venus sontak berdiri di ikuti Brian yang masih tidak mengerti dengan keadaan Venus yang seperti mencari sesuatu."Xander"bisik Venus yang sepenuhnya terdengar oleh Brian,hey.. ini makam,suara sekecil apapu akan terdengar disini.
"Mana?"lagi,pertanyaan Brian dianggap angin lalu oleh Venus.
Kemudian Brian tersadar,mungkin saja Xander sedang ingin menemui Venus,ia memilih diam.Disana,5 meter di depannya,sosok tampan itu terlihat bercahaya,bajunya putih bersih,wajahnya semakin tampan dengan senyumnya yang memikat.
Bibirnya tak bergerak,tapi Venus yakin bisa mendengar suara Xander.
"Berbahagialah" dibarengi semilir angin dan wangi lembut yang membelai wajahnya.
Air matanya semakin deras mengalir,menganak sungai dipipinya,Venus mengangguk di sela tangisnya.
Senyum Xander semakin lebar dan perlahan tubuh tegap itu semakin transparan dan kemudian menghilang di iringi wangi yang sedari tadi tercium.Venus menoleh kepada Brian dengan senyum dan airmata yang masih saja jatuh.
"Bri,dia merestui kita"
Seketika Brian menarik Venus dalam pelukannya.Setelah semua yang terjadi,ia tak mau menyia-nyiakan Venus seperti sahabatnya dulu menyia-nyiakan Venus.
Tak akan lagi.
Brian akan menjadikan Venus gadis paling bahagia,sampai ia lupa caranya bersedih.
"Trimakasih Xander" lirih Brian menatap nisan dengan nama Xander disana.
_____
End
Thank u for reading.
Sorry kalo feelnya gak dapet,maaf juga kalo partnya pendek-pendek tapi janji bakal ada extra part.

KAMU SEDANG MEMBACA
VENUS (Complete)
RomancePlagiat far away!!!! Hasil mikir sendiri,tolong jangan copas. Thank u. VENUS Venus adalah nama planet,tapi Venus juga nama lain dari dewi Aprodhite,dewi perlambangan apa yang diinginkan setiap wanita. Venus di cerita ini bukan Venus/Aprodhite si dew...