16

121 7 4
                                    

Axel terkejut dengan apa yang di lihatnya sekarang.
Orang yang sangat ingin di bunuhnya.

"Ngapain lo disini"ujar Axel dingin.
Dan tangannya mengepal.

Sungguh ia sangat ingin membunuh Xander.
Tapi keadaan mamanya merampas seluruh emosinya.

"Ma.."Axel berlari menghampiri mamanya yang belum sadarkan diri dan papanya yang sepertinya menanggung bebabn berat.

"Tenang Axel,dokter sedang dalam perjalanan kemari."kata papanya menenangkan Axel.
Walaupun hatinya sendiri sama sekali jauh dari kata tenang.

"Venus kemana pa? Adek kemana?"Axel panik ketika mendapati tidak ada Venus di rumah,pikirannya campur aduk,ia takut Venus kembali merasa sedih ketika mendapati Xander di sana.

Perasaan Axel semakain tak tenang ketika yang ada di ruangan itu terdiam.

"Pa? Bri? Kenapa kalian diam?"

"Ve..."

"DIEM!GUE GAK NGOMONG SAMA LO" bentakan Axel membungkam Xander.

Semuanya hening ketika Art membawa dokter yang di hubungi.

"Bro... ayo kita keluar,biar mama lo di periksa,kita mau bicara penting.
Ini menyangkut Venus."mendengar nama adiknya di sebut,Axel beranjak keluar.

Sampai di ruang keluarga kini Axel berhadapan dengan Brian dan Xander.

"Jadi gini.."

"DIEM!" Bentak Axel kepada Brian.

"LO TENANG BISA GAK?"Xander balas membentak.

"Kuang aj...."

"KALIAN BISA TENANG GAK SIH? KITA GAK PUNYA BANYAK WAKTU" habis sudah kesabaran Brian menghadapi dua orang di depannya ini.

"Maksud lo gak punya banyak waktu apa?" Tanya Axel penasaran.

"Makanya lo yang tenang,biar Xander yang jelasin!"

"Dan kenapa harus Xander yang jelasin?"

Sungguh memang Axel sama keras kepalanya dengan Venus.

"Karna gue yang lebih jelas ngeliat kejadian Venus di culik!"

Greb....

Axel mencengkram krah kemeja Xander
Apa tadi dia bilang?

Venus di culik?

"Heh... gue hampir bunuh lo sekali,jangan ngasal kalo lo gak pengen bener-bener mati kali ini"desis Axel

"Buat apa gue bohong,gue liat dengan mata kepala gue sendiri,dan kita ngejar mobil yang culik Venus,tapi kehilangan jejak gara-gara macet"

Seketika Axel limbung,jika tidak ada Brian di belakangnya mungkin ia sudah terjatuh.

"Apa? Venus.... venus kenapa? Dimana adek gue"lirih Axel pilu.

Sungguh ini tak seperti Axel di luar sana,Brian dan Xander kini melihat sisi rapuh Axel.

Pantas saja waktu Xander menghianati Venus,dirinya hampir mati di habisi oleh Axel.
Ternyata rasa sayang Axel ke venus begitu besarnya.

"Tenang Axel,kita cari Venus sama-sama,kita semua gak mau berada di keadaan yang seperti ini.
Tapi kita harus tenang.
Untuk sementara ini semua media elektronik sudah terkendali,tinggal kita yang harus bergerak mencari Venus"Xander berusaha menenangkan Axel,menyentuh bahu Axel dan berakhir di hempaskan oleh Axel.

Axel memang bukanlah orang yang mudah lupa,apalagi dengan kesalahan Xander yang begitu besar dan menyakiti adik tersayangnya.

Brian yang melihat kegigihan Xander memperbaiki kesalahannya tiba-tiba saja meragu.

VENUS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang