20

124 6 0
                                    

Hari ini Venus pulang kerumah,tapi mungkin ia harus melakukan terapi setiap minggunya agar kondisi Venus cepat pulih.

Pulih dalam artian depresi yang Venus derita akan sembuh.

"Welcome home sayang" mama menuntun Venus perlahan memasuki rumah.
Di belakang mereka ada papa dan Axel yang membawa segala keperluan Venus.

Venus menggenggam lengan mamanya erat,soelah asing dengan rumahnya sendiri.

Ia begitu cemas,takut di sakiti.
Mama yang merasakan lengannya di genggam erat oleh Venus berusaha menenangkan dan meyakinkan Venus jika semuanya akan baik-baik saja lewat sentuhan lembutnya.

"Nah... sampai di kamar,papa sama mama tinggal ya?" Ujar mama,ia ingin anaknya beristirahat agar semakin membaik.

"Venus gamau sendiri"Lirih Venus,tangannya menggenggam erat selimut yang menutupi kaki hingga pahanya.

"Biar kakak yang temenin,ma,pa"Axel mengajukan diri untuk menemani adik sematawayangnya.

"Jaga adikmu baik-baik"pesan papa mendapat anggukan oleh Axel.

Seperginya mama dan papa,kini Axel tengah berbaring di sebelah Venus dengan Venus yang memeluknya erat,bahkan dalam tidurnya pun Venus menunjukkan raut ketakutan.

Entah,hal buruk apa yang dilakukan wanita iblis itu kepada adiknya,yang jelas itu sangat mengerikan bagi Venus.

"Sssh.... tenang,kakak di sini,Venus Aman"

Bisiknya ketika Venus menggeliat.

Di luar kamar Venus yang pintunya tidak tertutup sempurna,papa dan mama marchetti bersaudara itu tersenyum dan menangis haru.
Axel yang begitu membanggakan dan sangat menyayangi adiknya di bandingkan apapun di dunia ini.

Bagi Axel,kebahagiaan Venus adalah hal yang paling utana.
Tak sebanding dengan kebahagiaannya sendiri.

*****

Sudah beberapa bulan Venus selalu menjalani terapi,dan beberapa bulan itu pula Axel selalu menemani Venus,kadang juga Brian yang menemani Venus.

Jangan tanya dimana Xander,karna ia hanya mampu melihat Venus dari jauh,ia takut untuk bertatap muka dengan Venus.

Venus jadi seperti ini juga karena ulahnya di masa lalu.

"Yuk... kita pulang" ajak Brian.

Venus mengangguk dan tersenyum.
Venus dan Brian semakin dekat,bahkan Venus yang biasanya cuek dan biasa saja kepada Brian kini sudah mulai lebih akrab.

Kekosongan hari-hari Venus kini diisi oleh Brian yang selalu berada di sekelilingnya.

"Bri,makasih"ucap Venus memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Hm?" Tanya Brian tanpa menoleh,karena dia masih fokus dengan jalanan.

"Makasih sudah temenin aku yang mungkin seperti orang gila,sampai aku agak lebih baik"

Brian menepikan mobilnya di pinggir jalan,ia menoleh kepada Venus dan tersenyum.

"Entahlah,aku harus menjawabnya seperti apa,tapi aku merasa aku harus melakukannya untukmu"ujar Brian dengan mengelus rambut panjang Venus.

Venus tersipu malu dengan perlakuan Brian,jujur saja hatinya menghangat dengan perlakuan dan perhatian Brian untuknya.

Dalam hati kecilnya ia sedikit berharap Brian mau menerima dirinya dalam kondisi yang bisa di anggap setengah sakit.

Eh?
Apa?
Berharap?
Berharap untuk apa?

Oh ayohlah Venus,masihkan dirimu tidak sadar?
Bukankah cinta tumbuh karna terbiasa?

VENUS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang