17

126 8 3
                                    

Menyesal.

Mungkin itu yang dirasakan ketiga pria yang saat ini berada di depan ruang gawat darurat.

Oops....
Dan takut lebih tepatnya.

Axel,Brian dan Xander menyesal dikarenakan mereka menuruti ego masing-masing untuk berdebat di rumah Axel.

Dan mereka kini tengah merasakan takut,takut terjadi apa-apa kepada gadis yang saat ini masih operasi di dalam sana katena satu tulang rusuknya patah,entah karena apa.
Yang jelas penyiksaan Venus oleh anita sangat tidak manusiawi.

Bukan hanya di cambuk,ternyata Venus juga disiksa.

"Axel...." Axel menoleh dimana arah suara berat itu berasal,bukan hanya Axel tapi Brian juga Xander.

"Pa"Axel berjalan mendekati papanya yang baru saja datang sendiri.

Papanya datang tanpa mamanya,mungkin saja mamanya masih lemah dan tak memungkinkan membawanya melihat keadaan Venus yang dikatakan jauh dari kata baik.

"Venus pa,adeknya Axel"ujar Axel dengan suara yang sedikit bergetar.

Sang papa paham bagai mana kacaunya Axel saat ini,ia memeluk anak lelakinya yang saat ini sedang terluka.

"Papa tau" lirih papa.
"Jangan seperti ini,adikmu sedang berjuang di dalam,berdoalah!"
Benar! Bukan kesedihan yang Venis butuhkan tapi doa.

Papa Venus berjalan mendekati Brian dan Xander yang berdiri bersebelahan.

"Terimakasih,kalian telah membantu menemukan Venus"ujar papa Venus tulus.

"Brian,terimakasih juga telah menjaga Venus di kantor,walau tanpa sepengetahuan kami"Brian tersentak kaget,bagaimana bisa papa Venus tau?

"Jangan kira om tutup mata tutup telinga ketika Venus memutuskan bekerja,om juga tau setiap ada karyawanmu yang mau melecehkan Venus atau membullynya,kamu selalu bertindak cepat mencegahnya.
Dan untuk itu terimakasih banyak" Brian mengangguk saja,dalam hatinya ia merasa senang telah mendapat satu point baik dari papa Venus.

Dan memang benar,entah kebetulan atau apa di setiap ada yang merencanakan pembullyan,selalu saja tanpa sengaja Brian mendengar ataupun melihat hal itu,sehingga Brian selalu saja bisa menggagalkan aksi yang bisa mencelakai Venus.

"Dan Xander,entah apa tujuanmu muncul kembali,yang jelas terimakasih sudah menemukan Venus"
Xander tersenyum,ia sama sekali tidak menyimak apa yang di bicarakan oleh papa Venus.

Pikirannya kalut terbang entah kemana,ia merasa bersalah,ia tau siapa wanita yang menyiksa Venus tadi,ia sangat ingat.

Ia adalah wanita yang ikut andil dalam hancurnya hubungannya dengan Venus.

Flashback

"Kita harus cari kemana?" Ujar Axel putus asa,otaknya sudah blank dan tidak tau hendak melakukan apa

"Tunggu,bukannya setiap lampu lalu lintas sudah di pasang kamera cctv?
Dan area parkir kantor Brian juga ada kamera cctv?"Xander menegakkan badannya setelah mendapatkan titik terang.

Brian bergegas mengotak atik ponsel dan beralih k laptop yang selalu ia sediakan di dalam mobil,kebiasaannya ini ternyata berguna untuk sekarang.

"Lo ngapain?"tanya Axel kepada Brian.

Sungguh di saat seperti ini kemana otak pintar Axel?

"Gue mau retas cctv di sepanjang jalan dari kantor gue,kemana mobil itu lewat.
Tapi gak perlu karena sekarang gue tau kalo itu mobil rental dan sangat kebetulan rental itu punya temen gue." Jelas Brian.

VENUS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang