9

157 5 1
                                    

Dikamar yang gelap dengan sedikit penerangan dari lampu tidur terlihat shiluet orang berdiri menghadap keluar jendela,jika di perhatikan lagi,ornag tersebut memegang segelas minuman beralkohol,terlihat dari warna dan baunya.

Sesosok itu adalah seorang pria yang sedang melamun menyesali perbuatannya kepada seorang yang di cintainya.

Jika bukan sebuah kepercayaan yang di hancurkannya,mungkin ia sudah di maafkan.
Tapi ini adalah sebuah kepercayaan.

Dimana sangat sulit kepercayaan itu di dapat.

Sungguh,Xander sama sekali tak ada maksud selingkuh,tapi Xander butuh pelampiasan,dan jalan satu-satunya adalah membeli.
Agar ia tak merusak Venus.

Ya,lelaki itu adalah Xander.
Orang yang sampai saat ini tenggelam dalam penyesalannya.

Entah berapa kali ia mencoba mengunjungi rumah lama Venus di Bandung.
Tapi hasilnya nihil.

Keluarga Venus sudah pindah,awalnya ia pikir semua itu bohong,dan satpam rumah itu sudah di bayar untuk mengelabuhinya.

Tapi setelah mengintai beberapa kali,ternyata memang benar.
Penghuni rumah itu tak lagi sama.

Xander menghela nafas,menyesap alkoholnya perlahan,menikmati rasa panas yang mulai memasuki kerongkongannya.

"Aku tersiksa dengan rasa ini Venus,maafkan aku"gumamnya dengan airmata yang sedikit menetes di ujung matanya.

Dulu sebelum dia menghilang,Xander sempat mendatangi Venus dan meminta maaf,dan apa yang di dapat?

Senyum manis Venus dan kata maaf.

Mungkin bagi sebagian orang itu sudah cukup.
Tapi Xander paham siapa Venus.
Senyumnya menyimpan luka.
Dan dengan senyum itu pula cara Venus untuk menyiksanya hingga kini.

Lebih baik Venus mengamuk dan melampiaskan amarahnya daripada Venus tersenyum manis atas kesalahan terbesarnya.

"Aku menyesal sayang"Xander bergumam kepada angin,seolah angin akan membawa kata sesalnya kepada Venus.

Xander sangat mencintai Venus,tapi hasratnya menjadikannya harus menghianati cinta terbesarnya.

Xander merasakan berat di kepalanya semakin menjadi,efek dari alkohol menjadikan kepalanya serasa bebannya semakin bertambah,enatahlah,semoga esok ada keajaiban untuk Xander menemukan Venus.

Ya..
Semoga.
Takdir Tuhan tak seorang pun yang tau.
Entah itu hari ini,esok atau lusa,pasti akan ada waktunya.

Disisi lain Venus sedang merenung juga.

Kakaknya amat takut dirinya tersakiti.
Venus tak tau,apakah ia bisa menjaga perasaan kakaknya disaat dirinya juga takut dirinya tersakiti.

Venus menghela nafas entah yang keberapa kalinya dimalam ini.
Semoga apa yang di takutkan kakaknya tidak terjadi.

Semoga besok adalah hari yang baik untuknya.
Untuk memulai segala aktifitas yang akan ia jalani tanpa ada hal yang tak mengenakkan.

****

Pagi berjalan dengan semestinya.
Venus pun juga sekarang sudah tidak diantar oleh kakaknya setelah melalui perdebatan alot dan berakhir dengan Venus lah yang menang.

Setelah menempuh beberapa menit perjalanan,Venus memarkirkan mobilnya dengan sedikit terburu.
Pasalnya ia hampir terlambat.

Memang Brian tidak akan marah tapi tidak menjamin jika hal itu akan terjadi kalau Venus benar-benar terlambat.

"Pagi Venus.."

"Pagi mbak Ve"

"Hi Venus"

Dan ya... begitulah sapaan-sapaan pagi yang di terima Venus.

VENUS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang