5

248 8 5
                                    

Setelah menangis semalaman,menjadikan kondisi badan Venus tidak fit sama sekali,kepalanya pusing,perutnya begah,matanya sembab,dan tubuhnya yang lelah.

Mamanya yang membangunkan Venus sempat khawatir melihat keadaan Venus.

Mamanya menyuruh agar tidak berangkat bekerja tapi mana mungkin,dia kan masih menjadi karyawan baru,pikirnya.

"Ma,pa,kak,Venus berangkat dulu ya"pamitnya setelah sarapannya habis.

Semuanya hanya mengangguk,sebenarnya mereka tidak tega.

Tapi semua tau bagaimana keras kepalanya Venus ketika ia mempunyai keinginan.

"Hati-hati sayang" sahut mama Venus.
Venus hanya tersenyum dan menyalami semua anggota keluarganya.

Beberapa puluh menit Venus sudah duduk dengan manis di mejanya.
Kepalanya semakin berat saja,tapi Venus tak boleh mengeluh,ia harus menyelesaikan tugasnya hari ini.

Brian yang baru datang terlihat cemas ketika ia melihat wajah Venus yang pucat,walaupun ditutupi make up,tapi tetap saja Venus terlihat tidak sehat.

"Pagi sir"sapa Venus dengan suara serak.

"Kamu kenapa?" Tanya Brian kepada Venus.

"Hah?"Venus bingung dengan pertanyaan Brian.

"Kamu pucat sekali,kamu lagi gak enak badan apa gimana?" Ulang Brian kali ini lebih jelas.

Venus hanya menanggapi dengan senyuman.
Venus rasa pertanyaan tersebut tidak perlu di jawabnya.

Brian yang tidak mendapatkan jawaban dari Venus pun berlalu masuk kedalam ruangannya.,mungkin ia terlalu khawatir saja.

Sedangkan di sisi Venus merasa kepalanya semakin berat,Venus sedikit menyesal tidak menuruti kata-kata mamanya tadi pagi.

Venus yang merasa kepalanya makin berat pun menelungkupkan kepalanya kemeja sejenak,lagi pula pekerjaannya kali ini tidak banyak,ia ingin beristirahat sebentar.

Semoga setelah beristirahat sakit kepalanya akan berkurang.

Entah berapa lama Venus tertidur,tapi ia merasa tidurnya kali ini begitu nyaman,wangi maskulin membuatnya semakin nyenyak saja.

Hmm....

Tunggu!

Apa tadi?
Maskulin?

Venus seketika membuka matanya,ia melihat sekeliling.

Tunggu!

Mengapa ia terbangun di sebuah kamar yang bernuansa hitam?
Bukankah tadi ia tertidur di meja?
Lalu,apa yang terjadi?

Eh?
Pakaiannya masih lengkap.

Lantas ini kamar siapa?

Venus metapikan dirinya dan berjalan menuju sebuah pintu yang di rasa itu adalah pintu keluarnya.

Dan benar saja,setelah pintu itu terbuka ia bisa melihat ruang kerja yang sama dengan ruang kerja Brian.

Hey.... ini memang ruang kerja Brian dan juga Brian berada di sana,sedang berkutat dengan laptopnya.

Brian yang mendengar pintu di ruangannya terbuka melihat kearah pintu tersebut,tepatnya kearah Venus yang berdiri dengan muka yang bingung.

Oh ayo lah,meskipun dalam keadaan bingung,Venus masih terlihat mempesona dan tak di pungkiri juga.

"Oh... kamu sudah bangun,Venus" Brian berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Venus yang mematung di depan pintu masih dalam keadaan heran.

"E...eh.. maaf sir,kenapa saya ada dìsini?"tanya Venus bingung,karena seingatnya ia duduk di mejanya dan menahan pusing di kepalanya.

"Kamu pingsan tadi"jawab Brian yang berjalan mendekat kearah Venus.
Wajah brian juga menampilkan kekhawatiran yang berlebih.

"Kenapa kamu bisa pingsan? Apa kamu terlalu capek atau belum sarapan?" Tanya brian beruntun.

"Maaf kan saya sir,saya hanya kurang istirahat,tapi bolehkah saya hari ini izin pulang lebih awal?" Tanya Venus sopan tapi terkesan risih sebenarnya.

"Oh.. b-boleh,kembalilah bekerja setelah dirimu kembali pulih,Venus!"jawab Brian gelagapan,karena brian menyadari kebodohannya.

Venus pasti risih jika di tanya secara beruntun seperti itu apalagi ini Brian,orang yang baru saja di kenalnya dan berjenis kelamin laki-laki pula.

Sedangkan Brian hanya berdehem canggung karena Venus terlihat risih.

***
Sampai Venus di rumah membuat seisi rumah bingung.
Mamanya yang semula berkebun di depan rumah terheran-heran,ini belum waktunya pulang kantor tapi Venus sudah di rumah.

"Loh.. non Venus kok sudah pulang?" Tanya mbak Jum,Art di rumahnya.

"Iya mbak,Venus lagi gak enak badan" jawab Venus sembari melangkah menuju kamarnya tapi tepat di anak tangga terakhir suara mama Venus terdengar memanggilnya.

"Loh sayang,kok sudah pulang?" Tanya mamanya heran.

"Iya ma,Venus lagi gak enak badan"jawab Venus lesu san melanjutkan langkahnya tanpa peduli apapun lagi.

Yang penting sekarang adalah tidur,kepalanya sangat berat saat ini.

Beda di rumah Venus,beda pula di kantor.

Brian sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya.
Di kepalanya di penuhi nama Venus,Venus dan Venus.

Gadis sexy itu.
Ah apa kabar dia sekarang?

Entah apa yang ada di otaknya,satu sisi ia menganggap Venus sama seperti yang lain,seperti wanita-wanita sexy pada umumnya yang memikat pria dengan kesexyannya.

Tapi di sisi lain,ia yakin bahwa Venus bukanlan gadis seperti itu.
Ah entahlah,hati dan logika Brian bertarung sekarang dan itu sungguh menyusahkan.

Mungkin secangkir kopi di cafe sebrang jalan bisa meredakan kebingungannya saat ini.

Di cafe,Brian terus memikirkan bagaimana keadaan Venus sekarang,apakah dia sampai di rumah dengan selamat?
Atau bagaimana keadaannya sekarang?
Yang jelas pikiran Brian di penuhi oleh Venus.

"Hi,bro!"tepukan di pundak Brian menyadarkannya dari lamunan tentang Venus.

"Eh.. hai... gimana kabar Lo? Baru muncul aja lo?" Sambut Brian kepada pria yang menyapanya.
Pasalnya pria di depannya ini sudah lama menghilang,bukan menghilang lebih tepatnya memilih menghilang untuk mencari kekasihnya.

Ia kehilangan kontak dengan pria di depannya ini sewaktu masih sama-sama tinggal di L.A

"Iya ni,gue sibuk banget"kekeh pria tersebut.

"Alah... sok sibuk lo! Bilang aja lo lagi nyari mantan pacar lo itu"ejek Brian.

Pria tersebut menghela nafas,wajah yang semula tersenyum kini terlihat murung

"Iya Bri,lo tau sendiri kan? Betapa bersalahnya gue?"terselip nada sesal di sela ucapan pria itu.

Brian yang tau akan penyesalan temannya tersebut merasa kasihan,ia tau betapa cintanya pria di hadapannya dengan gadis yang kini tengah di carinya.
Dan ia juga tau jika cinta gadis itu pun tak kalah besar dengan temannya ini.

Tapi karna satu kesalahan besar yang di perbuat pria di hadapannya ini,menjadikan gadis itu pergi menghilang entah kemana,yang jelas pria di hadapannya kini amat sangat menyesal telah berbuat kesalahan kepada gadis itu.

"Tenanglah Xander dia pasti maafin lo,seperti cerita lo kalau dia adalah gadis yang sangat baik"

Xander hanya tersenyum mendengarnya,ya dia adalah Xander.
Mantan pacar Venus.

_____
Tbc.

Voment please guys 😘

VENUS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang