18

132 8 2
                                    

Keadaan Venus semakin membaik dari hari-kehari,tapi Venus masih saja betah menutup matanya.

"Hai..."sapa Xander datang dengan membawa sebucket bunga mawar putih untuk Venus.

"Maafkan aku sweetheart,jika bukan karena ku,mungkin sekarang kamu masih tersenyum"terdengar nada terluka di dalam sana,memang benar Xander terluka saat ini,sangat terluka,tapi mau di kata apa?

Karna perempuan gila yang dulu mempengaruhinya hingga ia menghianati Venus dan membuat Venus terluka hingga Venus membencinya.
Lalu sekarang perempuan gila yang sama telah bertindak semakin menggila,tak hanya hati Venus yang dulu hancur karenanya tapi sekarang juga fisiknya.

Semua sudah terlanjur terjadi,dan Venus juga masih betah dengan tidur panjangnya.

Sementara Brian yang melihat dari luar tak tega melihat sahabatnya dan Venus yang kini ada di hatinya menjadi seperti ini,tapi Brian sungguh dilema.

Di saat seperti ini,ia semakin ragu untuk mengakui perasaannya pada Venus.
Melihat kegigihan Xander,Brian jadi tidak tega,tapi di dalam sana,tepat di jantungnya begitu terluka,rasanya sakit.

"Haruskah aku merelakan? Atau aku harus berjuang?"dalam hati Brian meratap.

Tepukan di pundak Brian menyadarkannya dari lamunan,Brian melihat Axel yang semakin hari wajahnya semakin kusut.

"Ngapain lo gak masuk?"tanya Axel.

Brian menunjuk kedalam ruangan Venus denan dagunya,Axel paham dengan apa yang di perlihatkan Brian.

"Berjuang kalo lo pengen memiliki,jangan kalah sama si bajingan itu"
Axel tak bisa menyenmbunyikan nada tak sukanya kepada Xander yang kini berusaha mengajak Venus berbicara.

Axel masih menyimpan dendam dan hasrat membunuh yang tinggi kepada Xander.

Meskipun Xander ikut menyelamatkan Venus,tak di pungkiri jika Xander turut andil dalam penderitaan Venus hingga seperti ini.

"Maksud lo?"tanya Brian tak paham.

Axel mendengus.

"Mau sampe kapan lo sembunyi dari perasaan lo sendiri? Mau sampe kapan lo berpura-pura gak sadar akan perasaan lo?"
Brian menegang mendengar penuturan Axel,ya,dia mengakui jika perasaannya kepada Venus sama seperti perasaan pria kepada wanita pada umumnya.

Tapi di sini bukan hanya takut yang di rasakan Brian.
Tapi juga perasaan tidak enak ketika menyukai orang terkasih sahabatnya sendiri.

"Gue tau,lo ngerasa gak enak kan sama Xander?"

Tepat,pernyataan Axel sangat tepat.

"Tapi kalo lo terus-terusan gak enak,gimana sama hati lo? Mendam perasaan itu gak enak bro!" Lanjut Axel seraya berdiri dan berlalu memasuki ruangan Venus dengan wajah sangarnya yang mengartika ia sangat tidak suka dengan kehadiran Xander di ruangan Venus.

Sementara Brian merenung meresapi kata-kata Axel.

Di ruangan Venus suasana begitu mencekam dua pria tengah beradu pandang menunjukkan rasa tidak nyaman mereka.

"Masih punya muka lo muncul disini?" Tanya Axel garang.

"Xel,please... gue cuma mau lihat Venus,gue udah minta maaf,apa lagi yang lo mau dari gue?"
Ujar Xander memelas.

Axel tersenyum sinis.

"Lo fikir dengan perminta maafan lo,kesedihan Venus bakal hilang? Trauma Venus bakal hilang?
Air mata Venus yang tiap malam di keluarkan buat lo akan hilang?" Axel menjeda sejenak guna menekan emosinya yang kapan saja bisa meledak,dan dia tidak ingin ia membuat kekacauan di depan adiknya yang kini terbaring menutup mata.

"Mungkin Venus bisa maafin lo,tapi gak segampang itu lo bisa dapetin Venus,kalo itu tujuan lo balik ke kehidupan dia!"tutup Axel tanpa melihat kearah Xander yang kini murung,sangat murung.

Xander menghembuskan nafas lalu keluar ruangan,satu ruangan dengan Axel membuat emosinya serasa di permainkan.

Brian yang melihat Xander kaluar ruangana berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Xander.

"Gimana keadaan Venus?"tanya Brian khawatir.

"Kalau lo khawatir,kenapa lo di sini? Harus nya lo masuk kedalam"

Brian mengernyit,nada suara Xander terdengar putus asa,entah apa yang di pikirkannya sekarang,Brian tidak paham.

"Iya nanti,sekarang lo pulang dulu istirahat.
Kayanya lo butuh istirahat"saran Brian.

Benar apa yang Brian katakan,Xander memang membutuhkan itu,Venus sudah ada yang menjaga disini,ia tak perlu khawatir,toh nanti dia bisa kembali lagi.

*****

Malamnya tepat pukul 12,Venus mengerjapkan matanya,ia terbangun dengan sakit di sekujur tubuhnya.

Pikirannya melayang mengingat hal yang paling menakutkan seumur hidupnya.

Kekerasan adalah hal yang tidak pernah di terima Venus di sepanjang hidupnya.

Seketika Venus terisak mengingatnya,isakan Venus membangunkan Axel yang tengah terlelap di sofa besar di ujung ruangan.

Axel yang mendengar isakan Venus  tersentak kaget yang melihat Venus menutup mata dan telinga dengan tangan,Venus menangis tersedu sedu seperti ketakutan.

Axel menyalakan lampu dan verjalan cepat mendekat kearah Venus.

"Hey... adek kenapa?"tanya Axel berusaha menyentuh Venus.

Tapi seketika ia terkaget ketika Venus menolak sentuhannya.

"Pergi...pergi...aku gak salah,aku gak tau apa-apa,jangan pukul,aku sakit"rintihnya pelan seperti anak kecil yang di marahi dan di pukul ayahnya.

"Pergi... pergi... lepasin aku" gumam Venus masih dengan posisi yang sama.

Axel yang melihat itu melangkah mundur,terkejut melihat kondisi Venus.

Dan sedetik sepanjutnya ia tersadar dan mencoba mendekati Venus,tapi apa yang di dapat,Venus makin berteriak ketakutan.

Seolah tak mau kalah,Axel mendekap erat Venus sambil menangis melihat kondisi adiknya,tak lupa pula Axel menekan tombol di samping ranjang Venus menggunakan tangannya yang bebas agar dokter segera memeriksa Venus.

Miris melihat Venus yang kini tengah meronta di pelukannya,melihat ketakutan di mata Venus yang meliar melihat sekeliling dengan waspada, kadang juga Venus memejamkan matanya erat seperti melihat sesuatu yang menakutkan,merupakan pukulan telak bagi Axel.

Ingin rasanya ia memaki ketika jarum suntik berisikan obat penenang menembus kulit Venus yang di penuhi lebam dan luka.

Ia merasa gagal kembali menjaga adik yang sangat di sayanginya,yang di impikannya semenjak dia kecil.

Setelah Venus tenang,Axel membaringkan Venus di ranjangnya,dokter juga memintanya memanggil serta orang tuanya guna menjelaskan kondisi Venus di esok hari setelah melakukan serangkaian pemeriksaan untuk Venus.

_____
Tbc.
Thanks for reading.
Jangan lupa voment yes!

VENUS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang