Ada ribuan umpatan kasar berkeliaran di kepala Mei. Namun tak ada satupun yang dikemukakan langsung, mentok-mentoknya cuma dibatin saja.
Mei tidak pernah percaya dengan ramalan zodiak, apalagi yang dibacakan temannya di salah satu situs ramalan online siang tadi di perpustakaan bahwa ia akan mendapatkan kesialan. Namun setelah usahanya menghindari Januari seharian ini dan sekarang malah berakhir satu mobil dengannya, Mei sedikit mulai percaya akan ramalan tersebut.
Yang lebih buruk lagi adalah menjadi kacang atau obat nyamuk di antara Go Ara dan Januari yang duduk di jok depan, sementara ia sendirian di belakang mendengarkan obrolan seru mereka tanpa minat. Lengkap sudah penderitaannya, keluh Mei.
Awal dari kesialannya itu, adalah kesalahan Mei sendiri kenapa ia mau saja ikut bersama Go Ara saat gadis itu meminta bantuannya. Mei ingat kebaikan Go Ara sebelum-sebelumnya yang membantunya beradaptasi di kampus pada saat awal-awal perkuliahan. Sudah barang tentu Mei tidak bisa menolak permintaannya dan dengan tangan terbuka ia membantu Go Ara.
Tidak menyangka—entah mereka berkomplot atau tidak—bahwa ia akhirnya dibawa ke hadapan si jurik Januari.
Menyesal sekarang pun tidak ada gunanya. Ia cuma berharap tidak ada hal menjengkelkan lainnya yang akan terjadi.
Kenapa pula ia harus merasa kesal menjadi orang yang tidak diajak bicara di mobil itu?
"Aku mendapatkan tiket konser BTS dari Agus Oppa dan kami berencana untuk nonton bersama." Ara berkata nyaris berteriak saking gembiranya.
Wah! Betapa beruntungnya seniornya itu, pikir Mei. Ia jadi iri. Sudah dua tahun menetap di negara yang sama dengan idolanya, tapi anehnya Mei tidak kunjung mendapatkan kesempatan emas itu. Nasib baik sepertinya masih enggan menghampirinya.
"Sulit dipercaya Bang Agus mau menemanimu." Januari geleng-geleng kepala. Orang seperti Agus yang tsundere bukan seorang yang mudah dibujuk, apalagi menonton tujuh laki-laki dambaan kaum Hawa menari dan bernyanyi sekaligus. Jelas-jelas mereka tidak masuk ke dalam daftar genre musik favorit Agus. Januari sangat yakin kalau bukan karena rasa suka yang begitu besar terhadap Ara, Agus tidak akan sudi berada di antara fangirls yang sibuk meneriaki fancant. Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung, Jeon Jungkook, BTS. Astaga Januari bahkan sampai hapal nama member BTS! Efek keseringan bergaul dengan Ara.
"Memangnya kenapa?" Ara bertanya sedikit meninggi. Merasa tersinggung.
"Kami pria gentlemen tidak mungkin menonton boyband Korea. Kami terlalu tampan dibandingkan mereka."
Kresek mana kresek! Mei yakin menyimpan satu di tas selempangnya. Tiba-tiba saja mabuk kendaraan.
"Yaa!!! Jelas-jelas mereka lebih tampan!"
Mei mengangguk. Sangat menyetujui pernyataan Ara.
"Benarkah? Kalau begitu aku akan bilang pada Bang Agus kalau kau baru saja memuji pria lain!"
"Kau itu usil sekali, Januari!" Ara memberikan pukulan-pukulan di bahu Januari. Namun ditanggapi sebuah tawa oleh cowok itu. Lantas sebagai balasan, Januari menoyor kepala Ara.
"Aku akan bilang sama Agus Oppa kalau kau baru saja menganiaya seorang gadis manis."
"Bilang sana. Aku gak takut."
Seketika Mei membuang pandangannya ke luar jendela. Duduk menjadi tidak nyaman. Mei tidak tahu kenapa ia harus merasa marah dan membuat suasana hatinya menjadi buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Januari VS Mei 🔚
FantasiHana mati dua tahun lalu. Arwahnya bergentayangan, mengusik si anak Indigo bernama Mei. Saat itulah Mei tahu, bahwa urusan Hana di dunia belum selesai. Dan itu menyangkut si ketua geng Lucifer, Januari yang amat sangat Mei benci.