8 - Shamira

5.4K 515 5
                                    

Selamat membaca🎉

Shamira POV

Aku nggak tau apa terjadi denganku, perasaanku campur aduk, senang, sedih, marah, sekaligus kecewa tapi aku sendiri nggak tau penyebabnya apa.

Hafidz.


Aku sendiri nggak tau dimana letak kesalahannya tapi setiap kali aku melihat wajah Kak Hafidz, dadaku rasanya sesak dan pikiranku selalu dipenuhi oleh kejadian itu.

Iya, kejadian di minimarket dekat sekolah.

Saat Kak Hafidz sedang merangkul seorang wanita, tertawa bersama, kemudian berboncengan dan pergi entah kemana.

Hingga tiba-tiba Kak Hafidz ada dirumahku, tanpa wanita itu.

Aku tau bahwa kita nggak boleh berprasangka buruk terhadap sesuatu.

Tapi, dengan melihat kejadian itu dengan mata ku sendiri apa itu nggak cukup menjadi bukti?

Kalo Kak Hafidz nggak sebaik yang terlihat?

Baiklah aku salah, nggak seharusnya aku berprasangka buruk dan menilai seseorang jahat hanya karena melihat satu kesalahannya saja.

Tapi dadaku, jantungku, batinku, atau apapun itu selalu merasa sakit setiap kali mengingat itu.

Aku...

Nggak tau...

Aku nggak tau apa yang sebenarnya terjadi denganku

Aku akui dan aku sadari bahwa aku memang sudah mengaguminya sejak lama, dari pertama kali aku melihat kebaikannya, dari pertama kali aku melihat senyum tulusnya, dari pertama kali aku melihat kelembutan sikapnya, juga dari pertama kali aku melihat ketaatannya pada Tuhannya.

Aku...

memang sudah mengaguminya sejak lama, meskipun aku nggak tau siapa nama dia, aku selalu memandangnya dari jauh, memperhatikan apa yang dia lakukan, dan secara nggak sengaja lama kelamaan aku tau kebiasaan dia.

Dia yang hanya suka susu ultra rasa taro, dia yang hanya melihat wanita kurang dari 5 detik, dia yang selalu memesan bakso dan nggak pernah bosen, dan dia yang lebih suka air putih dingin dibandingkan es teh.

Aku tau, aku tau apa yang dia suka meskipun yang aku tau nggak sebanyak yang orang terdekatnya tau.

Tapi aku nggak tau kenapa sejak hari itu mataku selalu tertuju pada kakak kelas penyuka warna abu-abu itu. Jujur aku nggak tau kenapa aku jadi suka memperhatikannya.

Dan sekarang, aku lebih nggak tau lagi ada apa denganku. Kenapa aku tiba-tiba marah dengannya. Kenapa aku tiba-tiba jadi pengen dia ngejauh dari aku padahal dia nggak pernah dekat denganku.

Ya allah sungguh aku nggak tau apa yang terjadi denganku.

Bahkan hari itu, hari ketika dia meminta waktu untuk berbicara denganku.

Aku...

nggak tau, atau mungkin nggak sadar kalo aku udah ngebentak dia.

Seperti Fatimah & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang