26

3.5K 373 5
                                    

Happy reading🎉

Shamira POV

Sejak hari itu, aku dan Aika tidak saling bicara kecuali jika ada hal yang penting saja. Aika kembali bersama Laksmi dan aku kembali dengan diriku sendiri.

Nggak apa-apa.

Aku sudah terbiasa.

Kadang aku menghabiskan waktu istirahatku di perpustakaan seperti biasanya, atau ke gazebo jika sedang ingin bersantai. Nggak jarang juga aku hanya berada dikelas, mengerjakan tugas yang baru saja diberikan atau kadang aku menghabiskan waktu istirahatku di mushola. Nggak melakukan apa-apa. Hanya duduk diam tapi itu menenangkan.

Seperti sekarang.

Aku duduk disalah satu sudut mushola sambil menyumpal telingaku dengan ear phone. Saat ini mushola sedang sepi, hanya ada beberapa orang yang datang untuk melaksanakan sholat dhuha lalu pergi.

Aku melepaskan ear phone yang kugunakan ketika aku mendengar nama seseorang disebut.

"Kamu beneran udah jadian sama Aika?"

Aku menoleh ke belakang ketika mendengar suara itu lalu menemukan Apit dan Raja sedang duduk di undakan mushola. Sedang melepas sepatunya.

Aku melihat Raja mengangguk seraya tersenyum senang.

"Gila! Kamu udah jadian sama dia seminggu dan baru kasih tau aku sekarang?"

"Parah!" seru Apit sambil menggelengkan kepalanya.

"Sorry tapi itu maunya Aika."

"Maksudnya?"

"Dia minta jangan bilang ke siapa-siapa dulu kalo kita jadian. Terus tadi pagi dia bilang ke Laksmi yaudah aku bilang ke kamu juga."

"Tenang. Kamu masih jadi orang pertama yang tau kalo aku sama Aika jadian kok."

"Orang pertama apaan?"

"Katamu Laksmi udah tau lebih dulu."

"Sorry, maksudku cowok pertama yang tau kalo aku sama Aika jadian." ucap Raja sambil menyengir.

"Terserahmu! Tapi jangan lupa traktirannya ya?"

"Apaan? Nggak ada traktiran ya!"

"Lah kok gitu?"

"Nanti habis uangku."

"Cuma buat traktir aku di kantin nggak akan habis."

"Ya tetep aja."

"Dasar pelit!"

"Aku doain nggak langgeng ya kamu!" teriak Apit karena Raja sudah meninggalkannya lebih dulu untuk mengambil air wudhu.

"Jangan doain yang buruk-buruk, nanti malah kamu yang kena baru tau rasa!" ucap Raja.

Apit terlihat kesal lalu berdiri.

Detik itu dia menoleh kepadaku.

Wajah kesalnya hilang, berganti dengan sorot sendu yang dia tujukan padaku. Aku nggak suka dia menatapku seperti itu, seolah aku orang paling menyedihkan di dunia. Mungkin dia menatapku seperti itu karena tau kalau hubunganku dan Aika sedang tidak baik. Atau mungkin dia tau ada perasaan terluka di hatiku ketika mendengar bahwa Aika berpacaran dengan Raja.

Apit tersenyum kecil padaku tanpa mengubah sorot sendu yang dia tujukan padaku lalu berlalu untuk mengambil air wudhu.

Aku masih terpaku dalam keadaan itu. Satu minggu. Itu artinya dua hari setelah aku dan Aika tidak saling bicara. Benar. Sekarang tidak ada lagi yang akan mengatakan kepadanya untuk jangan dekat dengan Raja, tidak akan ada lagi yang khawatir kalau dia terluka ataupun kecewa, tapi tetap akan ada yang mendoakannya supaya dia tetap baik-baik saja.

Seperti Fatimah & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang