13

4.3K 511 15
                                    

Sebelumnya saya mau minta tolong.

Tolong jangan panggil saya 'thor' atau 'author' dan sejenisnya.

Tolong panggil saya mala, entah kalian mau kasih embel-embel kak, mbak atau dek. Terserah kalian.

Daaaan untuk yang udah komen di part sebelumnya saya ucapkan terimakasih❤

Jangan bosen kasih komentar ya? Jangan lupa pencet tombol bintangnya juga.

Happy reading🎉

Shamira POV

"Hoodie temenmu belum jadi dikembaliin ya Kara? Kemarin bunda lihat masih ada dikamarmu." tanya bunda ketika kami sedang menonton televisi diruang keluarga.

Ayah sedang pergi keluar dengan Taru.

Ka'il pergi dengan temannya.

Hanya ada aku dan bunda sekarang.

"Udah bun, tapi dianya nggak mau. Katanya buat aku aja." ucapku sembari mengambil keripik pedas diatas meja.

"Buat kamu?" tanya bunda heran sembari menatapku.

"Hmm" jawabku sembari menganggukkan kepala.

"Kok?"

"Aneh. Dia emang aneh bun."

"Hoodie itu milik temanmu yang pernah kesini kan? Siapa namanya? Bunda lupa."

"Iya. Punya Kak Hafidz."

"Dia pacarmu?"

"Bukan!" jawabku cepat sembari mengambil gelas berisi air putih dihadapanku.

Tiba-tiba saja tenggorokanku terasa panas. Mungkin karena keripik pedas.

"Terus kenapa dia kasih hoodie-nya ke kamu?"

"Nggak tau bun. Dia emang aneh."

"Atau mungkin dia suka sama kamu?"

Dan tiba-tiba saja aku terbatuk. Kaget dengan pertanyaan bunda.

"Enggak mungkinlah bun. Kita kenal juga baru-baru ini. Masak langsung suka."

Kalo aku yang suka sih iya.

Tapi kalo Kak Hafidz?

Nggak mungkin kan ya?

"Mungkin aja. Shamira percaya dengan cinta pada pandangan pertama?"

Bunda menatapku serius. Dan entah kenapa aku menjadi gelisah. Jantungku juga bekerja lebih cepat dari biasanya.

"Dulu ayah sama bunda begitu. Tapi kami berdua terlalu takut untuk mendekat lebih dulu. Sampai akhirnya ada teman bunda yang ternyata suka sama bunda. Dia jauh lebih berani daripada ayah."

Apa aku juga begitu?

Terlalu takut.

Sampai akhirnya ada wanita yang lebih berani mendekati Kak Hafidz daripada aku.

Seperti Fatimah & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang