Happy reading🎉
Shamira POV
Tahun kedua SMA tidak semenyenangkan yang aku kira. Aika, orang terdekatku ternyata memanfaatkanku, menghianatiku, dan dia…Kak Hafidz. Pergi tanpa ada tanda sebelumnya. Mungkin ini memang jalan terbaik, aku akan menghabiskan masa SMA ku dengan duduk diam di perpustakaan sepanjang waktu.
Tanpa ada yang menemani.
Sendiri.
Tanpa ada hal yang membuatku bahagia hanya karena melihatnya meskipun tanpa menyapa.
"Mau ke perpus ya Sha?" tanya Aika begitu bel istirahat berbunyi.
Aku mencoba mengabaikan rasa sesak di dadaku dengan tersenyum kearahnya.
"Iya." jawabku seadanya.
"Aku ik-"
"Aku pergi dulu ya Ai." ucapku cepat lalu berlalu begitu saja pergi meninggalkan Aika.
"Sha!" panggilnya ketika aku akan mencapai pintu.
Lalu aku mendengar suara langkah kaki yang begitu cepat diantara ramainya suasana kelas.
"Aika!"
Itu suara Raja.
Dan langkah kaki itu berhenti. Persis seperti yang kuduga sebelumnya.
Setelah kejadian tadi pagi, setelah aku puas menangis, lalu masuk ke kelas. Aku melihat Aika sudah duduk di bangkunya, diam tanpa suara sedangkan Laksmi dan kedua temannya duduk menggerombol di salah satu sudut kelas.
Aika tidak mengatakan apapun, entah itu untuk menjelaskan perihal kebohongannya, atau kejadian tadi pagi yang pasti mengganggunya.
Tapi dia juga tidak akan mungkin mengatakan padaku tentang masalah tadi pagi kan?
"Shamira." panggil seseorang di hadapanku ketika aku sedang larut dalam bacaan buku.
Aku mengatur ekspresi wajahku supaya terlihat biasa saja lalu mendongakkan kepala untuk melihatnya, ada sedikit rasa terkejut dalam diriku. Tidak menyangka dia akan menyusulku.
"Kenapa?" tanyaku berusaha tenang.
"Kita perlu bicara." ucapnya serius.
Aku terdiam untuk beberapa saat seraya menatap matanya dalam, berusaha mencari tau apa yang akan dia bicarakan padaku.
Aku menghembuskan nafas pelan kemudian menutup buku dan mengangguk.
Dia berjalan lebih dulu tanpa mengatakan apapun dan aku mengekorinya sambil mengira-ngira apa yang akan dia bicarakan. Mungkin tentang kejadian kemarin?
Aika membawaku ke gazebo dia duduk di sana lebih dulu seraya menatapku.
"Mau bicara tentang apa?" tanyaku.
Dia tidak menjawab pertanyaanku, tangannya malah menepuk tempat kosong di sebelahnya. Menyuruhku untuk duduk di sana dan aku menurutinya. Untuk beberapa detik tidak ada yang berbicara. Kami sama-sama diam dengan pandangan tertuju ke depan.
Aku mendengarnya menghela nafas.
"Maaf."
"Maafin aku Sha." gumamnya.
"Maaf untuk apa?" tanyaku tanpa menoleh ke arahnya, mencoba mengabaikan rasa sesak yang ada di dada, dan rasa panas yang ada di mata.
"Kamu…udah tau semuanya kan?"
"Tau tentang apa?" tanyaku masih tanpa menatapnya.
"Obrolanku dengan Laksmi tadi pagi."
Aku merasa bahwa Aika sedang menatapku saat ini. Tapi aku masih enggan menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Fatimah & Ali
Teen Fiction[Dipublish pertama kali September 2019 dan selesai Desember 2020] Namanya, Shamira Putri Aisyah. Dia adalah seorang wanita yang diam-diam memperhatikan Hafidz dari kejauhan. Mencintainya dengan ketulusan, mengaguminya dalam diam, serta mendoakannya...