Sebelumnya saya mau bilang kalau untuk sekarang, Si Gadis Bisu akan diunpublish dulu. Mau mematangkan konsep dan ganti judul, takutnya ada yang salah paham sama judulnya gitu. Sebagai gantinya saya akan publish 'Dimulai Diakhiri'
Ini chapter terakhir dari 'Seperti Fatimah & Ali' ya, jadi jangan minta kelanjutannya lagi. Harap dimengerti🤗
Happy reading 🎉
Hafidz POV
Aku berjalan menuju halaman belakang rumah saat Mama memberitahu kalau Shamira ada disana.
"Hai!"
"Lagi ngapain?" tanyaku seraya mengusap pundaknya.
Shamira menoleh dan tersenyum, lalu mengisyaratkanku untuk duduk disebelahnya.
"Mas ingat nggak dulu aku pernah nangis disini tengah malam?"
"Ingat. Kenapa?"
"Aku ngerasa berdosa banget karena waktu itu sempat berpikiran buruk. Ternyata benar kata Mas, Allah punya rencana sendiri untuk kita."
Aku tersenyum dan mengangguk setuju, Allah memang punya rencana sendiri untuk kami, rencana indah yang sama sekali tak terduga.
"Pandu sama Pandita belum balik ya, Mas?"
"Kata mama sebentar lagi, mereka udah di jalan pulang."
Pandu dan Pandita.
Anak pertama kami, setelah menanti lima tahun lebih. Benar kan? Allah punya rencana yang tak terduga. Lima tahun penantian kami terbayarkan dengan dua anak kembar yang lucu dan menggemaskan.
Sampai sekarang, aku masih ingat dengan jelas bagaimana bahagianya kami saat itu. Saat tau kalau ada janin yang sedang tumbuh dalam rahim Shamira, dan kami semakin bahagia saat tau kalau ternyata janin itu nggak cuma ada satu tapi dua.
"Bunda!"
Kami sama-sama menoleh saat mendengar panggilan itu.
Pandita, dia sedang berlari ke arah kami dengan es krim di tangan kanannya. Lalu kemudian Pandu menyusul di belakangnya dengan raut kesal.
"Sudah dibilang jangan lari kok ngeyel," gumam Pandu saat berada di hadapan kami.
Pandita tidak memperdulikannya dan memilih menikmati es krimnya dalam pangkuan Shamira.
Shamira bertanya,"Pandita nggak dengarin kata Kak Pandu ya?"
"Nanti kalau jatuh lagi bagaimana?"
Benar, anak kami yang satu itu hobi sekali berlari, pernah juga terjatuh berkali-kali. Tapi dia tidak pernah kapok.
"Tadi juga sempat jatuh kok bun," sahut Pandu.
"Oh ya?"
"Iya, makanya Tante Kanaya beliin es krim biar berhenti nangis."
"Ooo, gitu ceritanya?"
"Sekarang Tante Kanaya di mana?"
"Di dalam, sama nenek, sama Tante Aika juga."
"Tante Aika sudah datang?"
"Sudah."
"Yasudah, ayo ke sana," ajak Shamira sembari berdiri.
Malam ini kami memang mengundang beberapa kerabat dekat untuk mengadakan syukuran atas ulang tahun Pandu dan Pandita yang ketujuh. Bukan acara yang mewah, hanya acara sederhana tapi semoga doa kami yang luar biasa untuk Pandu dan Pandita terwujud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Fatimah & Ali
Teen Fiction[Dipublish pertama kali September 2019 dan selesai Desember 2020] Namanya, Shamira Putri Aisyah. Dia adalah seorang wanita yang diam-diam memperhatikan Hafidz dari kejauhan. Mencintainya dengan ketulusan, mengaguminya dalam diam, serta mendoakannya...