17. pertama

4.4K 446 14
                                    

Jungkook merebahkan tubuhnya disofa. Ia melihat kearah Yerim yang sedang duduk dimeja makan meminum susu.

"Tadi kenapa kau pergi kesana?" tanya Jungkook

Yerim memberhentikan minumnya lalu menatap Jungkook.

"Mungkin keinginan bayi"

"Jangan bohong"

"Terserah mau percaya atau tidak" pungkas Yerim lalu meminum susunya kembali

Terlihat Jungkook menarik napas, akhir-akhir ini Yerim seperti banyak merenung. Apakah dia sedang memikirkan sebuah masalah. Entahlah yang jelas Jungkook sangat lelah. Ia berdiri lalu berjalan kekamar mandi untuk membersihkan diri setelahnya pergi tidur.

Yerim melihat Jungkook pergi menarik napas panjang. Apakah masalah ini harus segera diceritakan. Entahlah Yerim juga sangat takut jika Jungkook marah untuk saat ini. Apalagi ia sedang mengandung, ia takut terjadi sesuatu padanya terutama bayinya.

.
.
.

Seminggu telah berlalu. Yerim sudah menjalani aktifitas kembali. Saeron sudah mengetahui jika Yerim hamil begitupun teman-teman sekelasnya karena gosip ini sangat cepat menyebar. Banyak dari teman-temannya yang mengucapkan selamat. Apalagi sampai ada yang mengirimkan hadiah. Yerim sangat senang akan hal ini. Pikirannya saat pertama masuk ia takut jika teman-temannya menjauhinya tapi ternyata salah besar.

Yerim sekarang berada dikantin dengan Saeron.

"Jimin sunbae kemana?" tanya Yerim

Saeron yang tadinya makan dengan lahap langsung berhenti ketika mendengar nama itu

"Kau masih menanyakan dia?"

"Memangnya kenapa"

"Kau tidak harus menanyakannya lagi karena beberapa hari ini aku tidak pernah melihatnya lagi"

"Benarkah?"

Saeron mengangguk.

"Aku ingin meminta maaf padanya karena mungkin semua orang akan salah paham dengan Jimin sunbae"

Saeron menatap tajam Yerim, "Ya! Jelas-jelas dia sudah mencelakaimu"

"Dia tidak mencelakaiku, itu semua salah adiknya dan niat Jimin sunbae membawa pergi adiknya saat itu mungkin akan ada masalah besar jika dia menyelamatkanku dibanding adiknya, kau tau kan adik Jimin sunbae memiliki sebuah pe—" jelas Yerim terpotong

"Aku tahu tapi aku membenci caranya." elak Saeron

"Saeron kau tidak harus berlarut-larut marah pada Jimin sunbae. Aku korbannya pun tidak menyimpan dendam padanya. Aku percaya Jimin sunbae tidak akan seperti itu"

Yerim meyakinkan Saeron untuk jangan terlalu diambil hati.

"Buktinya lihat aku baik-baik saja"

"Ya ya ya, demi temanku aku akan belajar memaafkannya" balas Saeron dengan nada ejekan

Yerim tersenyum ketika Saeron berkata seperti itu. Ia tidak mau Jimin jadi dijauhi karena membuatnya masuk rumah sakit. Ia yakin Jimin mungkin saat ini sedang terkena masalah. Seminggu ini dia tidak masuk kuliah.

SUITABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang