25. goodbye

4K 397 23
                                    

☝️klik lagu diatas biar terbawa perasaan bacanya

Jujur enak lagunya😭 lembut gmn gitu.

Chapter ini diharapkan perbanyak sabar.

Selamat membaca, btw typo bertebaran.

.
.
.
.

Yerim mengemas semua bajunya kedalam koper. Berharap sesegera mungkin pergi dari rumah ini beserta isinya. Dengan tetesan air mata Yerim tetap membereskan semuanya. Yerim hanya mengambil pakaian dan buku-buku kuliah. Semenjak perkataan Yerim terakhir, Jungkook hanya membalas dengan mengangguk. Mulai saat itu Yerim sangat membenci bahkan tidak mau bertemu lagi dengan pria itu.

Yerim menutup wajahnya dengan kedua tanganya. Ia terduduk didepan kopernya. Air matanya kini mengalir begitu banyak, isakanpun menggandrungi ruang kamar ini. Hatinya sudah sangat tidak kuat menahan semua kesakitan ini.

Jungkook yang masih terduduk dimeja, tidak mengutik sama sekali ketika mendengar tangisan Yerim. Ia pun kini sedang pusing memikirkan apa yang harus diperbuat untuk menyelesaikan semua masalah ini. Yang Jungkook pikirkan sekarang ini hanya pergi meninggalkan semuanya. Semuanya yang membuat perasaan Yerim nantinya akan jatuh lebih sakit dari ini. Jungkook tidak mau penderitaan ini terjadi kembali seperti yang Jinae alami.

Jinae mungkin sangat tertekan karena sikap Jungkook yang terlalu egois. Jika saja Jungkook peka oleh pertanyaan Jinae dulu, mungkin orang yang pertama tahu Jinae hamil adalah dirinya. Jinae terlintas diingatan Jungkook, ketika dia terus meraba-raba perut, tapi Jungkook menanyakan hal yang sedikit jorok "Jika kau ingin buang air besar pergilah". Dilihat Jinae sangat marah saat itu.

Tapi, semua itu mulai dipendamnya ketika Jungkook mulai bosan dengan Jinae. Jungkook mulai mengabaikannya, memilih bermain dengan teman, menatap wanita lain dikantin dan bahkan menargetkan Yerim sebagai kekasihnya nanti. Jinae yang risih dengan semua ini akhirnya memutuskan Jungkook. Meskipun Jungkook terus bertanya apa? Kenapa? Tetap dia tidak peka dengan apa kesalahannya bersama Jinae dulu. Padahal saat itu Jungkook hanya bermain-main saja. Hatinya sangat tulus pada Jinae saat itu, dulu. Dulu sebelum Yerim merebut seluruh hati Jungkook untuk mencintainya.

Terdengar bunyi

Brakkk

Seketika membuyarkan lamunan Jungkook. Jungkook langsung menoleh kearah suara pintu. Pintu keluar bergerak tertutup menandakan Yerim sudah pergi.

Disanalah Jungkook mulai menggebrakkan meja. Mengacak-ngacak rambutnya, memukul-mukul meja, Bahkan

Memecahkan gelas air susu yang sempat diminum Yerim.

Jungkook berteriak, dia sangat membenci dirinya sendiri.

Oleh prilakunya.

Oleh perbuatannya.

Sampai-sampai ia tidak sanggup mengejar Yerim yang pergi. Tidak berani dan cupu.

Jungkook berdiri, ia mulai memecahkan benda yang berada disekitarnya untuk melampiaskan amarah pada dirinya sendiri. Vas bunga, bingkai poto, bahkan ponselnya ia lemparkan kesembarang arah. Diruang ini hanya terdengar bunyi pecahan-pecahan kaca yang sedikit keras.

Hatinya sangat hancur, malu pada dirinya sendiri karena tak sanggup menjaga keluarga kecilnya ini.

Mau tak mau Jungkook harus menerima konsekuensi kesalahan yang telah diperbuatnya dimasa lalu.

Jungkook sangat takut kehilangan orang yang dicintainya untuk kedua kalinya. Takut jika Yerim tertekan didekatnya, takut kehilangan anaknya lagi, dan paling utama takut jika Yerim terus berada disini, tepatnya disisi Jungkook.

SUITABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang