1 bulan berlalu
Satu bulan kini telah berlalu semenjak kematian Jinae. Selama itu Jimin memilih cuti kuliah untuk menenangkan diri, ia memutuskan untuk pergi ke jepang. Yerim dan Saeron sudah tak larut dalam kesedihan lagi. Tapi, saat pertama kali Jungkook mengetahui fakta bahwa Jinae adalah adik Jimin, ia terus mengomeli Yerim.
"Kau seharusnya jangan menutup-nutupi masalah ini. Kau bersedih tadi karena ingin mengucapkan Jinae meninggal kan! Kenapa tidak langsung katakan saja. Jika aku tidak tahu secepatnya mungkin aku akan sangat marah padamu."
Begitulah omelan yang dilayangkan Jungkook saat Yerim bangun dari tidurnya kala itu. Untungnya percekcokan ini tidak timbul amarah atau sampai baku hantam. Jungkook harus merubah sikapnya dan mencoba menahan emosi karena ditubuh Yerim sedang tidak sendiri, ada anaknya disana.
Saat itu Yerim menangis lagi dan meminta maaf pada Jungkook. Ia menceritakan bahwa takut jika menceritakan semua ini padanya. Jungkook tidak tega dengan Yerim yang seharian ini terus-terusan menangis, dengan cepat Jungkook langsung memaafkan Yerim.
"Wah perutmu membesar lagi." seru Saeron saat melihat kearah perut Yerim yang mulai membuncit
Yerim berada dikantin kampusnya, ia sedang makan banyak ditemani dengan Saeron. Hari-hari ini Yerim sangat ingin makan banyak entah itu ajakan bayinya atau dirinya sendiri. Yerim tidak memikirkan itu asalkan saja dirinya senang.
"Tentu, usia kandunganku sudah menginjak empat bulan." guman Yerim dengan mulut yang masih mengunyah
"Ya! Kunyah dulu kalau mau bicara." protes Saeron
Yerim hanya membalas dengan senyuman lalu memakan makanannya lagi dengan lahap. Saeron hanya mampu melihatnya lalu menggelengkan kepala tak percaya dan berfikir, bisa-bisa tubuh Yerim secepatnya akan menjadi gemuk.
**
"Jadi selama ini kau teman lama dari Jinae? Dan kau juga mantannya?" tanya Eunha
Jungkook kini berada disebuah cafe ditemani Eunha, mereka sedang mengerjakan tugas kelompok sambil berbincang.
Mendengar itu, Jungkook mengangguk pelan dengan sorot mata yang terfokus pada layar laptopnya.
Eunha langsung menggelengkan kepala tak menyangka.
"Pasti mantanmu ada dimana-mana" celetuknya asal
"Tentu"
Eunha langsung membulatkan mata, tak percaya jika teman yang pernah ia sukai sudah menjadi mantan saudaranya.
"Kenapa kau merahasiakan ini?" tanya Eunha
"Untuk apa aku umbar." balas Jungkook
"Siapa yang memutuskan hubungan itu, pasti kau kan?"
Jungkook menggeleng.
"Terus?"
Jungkook langsung menutup laptopnya, ia malas ketika seseorang mulai kepo dengan kehidupan pribadinya, terutama kehidupan dimasa lalu. Jungkook memilih pergi dibanding membalas omongan Eunha.
"Eunha, aku harus menjemput Yerim" elaknya sebagai alasan, Jungkook mulai merapihkan tas gendongnya lalu berdiri.
"Hmm baiklah hati-hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUITABLE
FanfictionMenikah muda memang banyak hambatan dan tidak mudah. Cover photo by pinterest @bingvel Cerita ini dibuat tahun 2019