19. hangat

3.8K 351 20
                                    

Jimin berada dirumah sakit, ia memutuskan akan menginap disini karena Jinae adiknya belum sadar juga dari komanya. Jimin menyuruh orangtuanya untuk pulang karena sudah hampir satu minggu ini mereka terus merawat Jinae.

Kedua orangtua Jimin sangat menyesali atas prilakunya yang selalu menyudutkan Jinae. Melihat putrinya seperti ini membuat mereka terus-terusan menangis dan berminta maaf pada Jinae, padahal putrinya ini sama sekali belum sadarkan juga.

Jimin mengantar kedua orangtuanya keluar rumah sakit, ayahnya membawa mobil jadi dia tidak harus mengantarnya. Jimin dan keluarganya berpisah disini, setelah orangtuanya pergi Jimin kembali lagi ke kamar rawat dimana Jinae sedang terbaring koma.

Setelah masuk kamar rawat ini, suasana sangat hening, yang terdengar hanya ada bunyi jantung Jinae yang berdetak lembut. Jimin memilih rebahan dikursi panjang sambil menatap adiknya yang terbaring dengan wajah penuh selang.

"Aku akan mencari tahu siapa yang pernah menghamilimu Jinae. Aku tidak akan tinggal diam melihatmu terpuruk seperti ini. Siapapun itu kuharap dia akan hancur." guman Jimin sambil menarik napas sebelum melanjutkannya lagi

"Eomma Appa tidak tahu hal ini, aku takut mereka semakin menyesal dan terpuruk karena ulahmu. Sebisa mungkin aku harus mencaritahu ini sendiri."

Beberapa lama dari ini ponsel Jimin tiba-tiba berbunyi. Jimin mengangkatnya dengan wajah yang sedikit terkejut. Ini adalah telpon dari orang suruhan Jimin, mereka disuruh untuk mencari tahu fakta tentang adikknya pada masa SMA lebih tepatnya 2 tahun yang lalu sebelum adikknya mengalami keguguran.

"Apa!!" Jimin menggelengkan kepala lalu menutup telponnya secara sepihak. Wajahnya sedikit penuh amarah karena tidak menyangka tentang fakta yang dijelaskan oleh orang suruhannya ini. Seketika Jimin mengusap wajah gusarnya dengan penuh amarah. Jimin memilih tidur dikursi, ia mulai menutup matanya dengan siku tangan, rasanya sangat banyak beban yang kini harus dihadapi Jimin.

**

Saat masuk apartemen, Yerim langsung berlari masuk kekamar mandi, rasanya seperti ingin memuntahkan sesuatu. Jungkook yang melihatpun tidak terkejut, karena Yerim tadi makan dengan sangat banyak dan mungkin mual karena efek terlalu banyak makan.

Jungkook masuk kekamar, ia langsung mengganti bajunya dengan baju santai dan memilih rebahan dikasur. Tak lama Yerim datang dengah wajah basah.

"Kau tidak—"

Ucapan Jungkook terpotong ketika Yerim langsung tidur disamping Jungkook dan memeluknya.

"Diamlah rasanya aku ingin seperti ini" ucap Yerim

Jungkook tersenyum lalu berpikir mungkin saat ini Yerim sedang ngidam pelukan.

"Kau ngidam?" tanya Jungkook

"Aku bilang diam." tegas Yerim

Jungkook seketika membalas pelukan istrinya tanpa berkata, mereka larut dalam pelukan. Dilihat Yerimpun mulai tersenyum.

"Jungkook" panggil Yerim

"Hmm"

"Aku ingin mendengarkan sebuah cerita"

"Cerita apa?"

"Apa saja, aku ingin melihatmu berbicara"

"Apa ini bukan berbicara?"

Jawaban Jungkook membuat Yerim melonggakan pelukannya lalu menatap Jungkook.

"Bukan begitu maksudku, aku ingin mendengar kau membacakan buku untukku seperti dongeng atau apa saja asalkan kau berbicara." jelas Yerim

SUITABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang