"Jangan menunda, jangan habiskan separuh waktumu untuk menunggu saat yang tepat." - W.R.
~❄️❄️❄️~
Sepulang sekolah hari ini, gue, Yeji, Yeonjun dan Soobin janjian buat nongkrong di kafe deket sekolah. Katanya Yeonjun, sekali-sekali lah kita ngumpul ngobrol bareng gitu. Dan gue setuju. Begitu juga sama Yeji yang dengan susah payah gue rayu akhirnya mau juga.
Jangan tanya seberapa kerasnya Yeonjun buat ngajakin sahabatnya itu. Soobin. Dengan rayuannya, dia janji bakalan nraktir Soobin. Yang kemudian luluh seketika.
"Nanti ya. Inget pulang sekolah." tegas Yeonjun memastika supaya gue sama Yeji gak langsung pulang.
"Iya. Bawel banget sih," Yeji meilirik sinis.
"Bawel gini, aku tetep ganteng kannn." cowok itu mulai bertingkah konyol lagi.
"Iya, Jun. Nanti gue otw sama Yeji kesana." gue mempertegas sekali lagi. Padahal tadi udah gue kasih tau nih orang.
"Jalan gitu?" katanya lagi.
"Astaga, iyaaa." tukas gue kesal.
"Gak bisa gitu dong." Yeonjun berlagak lagi berfikir keras.
"Gini, Yeji boncengan sama gue." Yeonjun natap gue sama Soobin bergantian. Yang ditatapin gak ngeh sama sekali.
"Nah kalau lo, boncengan sama Soobin! Pas kan?" titahnya antusias.
Antara seneng dan kaget. Gue melototin Yeonjun. Begitu juga sama Soobin. Karena suara Yeonjun yang cukup keras, Soobin auto noleh dengan tatapan tajamnya.
"Apaan pake bawa nama gue?" yang punya nama akhirnya terpanggil juga.
"Ban motor lo dikempesin sama Teyun," kata Yeonjun sarkatis seraya mengarahkan Soobin untuk ngeliatin orang yang dimaksud.
"Bener, Yun? Wah! Ada dendam apa lo sama gue?" Soobin dengan goblognya mau aja gitu percaya. Padahal, jelas-jelas dia dikerjain.
"Anjir apaan, gue gak ada ngapain goblog." sangkal Teyun. Korban tuduhan Yeonjun tanpa bukti itu.
"Lah, itu kata Yeonjun?" Soobin menunjuk temennya itu dengan gerakan dagunya.
"Lo dikibulin, njir." tambah Kai sambil ketawa ngejek. Dia salah satu komplotan tukang bully di kelas ini. Cuma, poin positifnya dia punya wajah ganteng campuran bule gitu.
Dengan gesit, Soobin melemparkan buku tulis milik dari sasaran lemparannya itu. "Mampus." ucapnya setelah berhasil bikin Yeonjun meringis kesakitan, karena lemparan itu pas mengenai pipinya.
Gue sama Yeji selalu paling ngakak kalau udah ngeliat adegan perseteruan antara dua sohib itu. Liat aja ekspresi Soobin sekarang. Mukanya jadi kusut gitu, ditambah lagi mulutnya jadi mengerucut kesal yang bikin gemas.
~❄️❄️❄️~
"Bin, lo mau kan bonceng si Cecil?" celetuk Yeonjun yang berjalan beriringan sama Soobin dari tadi.
Langkah Soobin terhenti, lantas dia menoleh. "Bonceng?" Soobin mengulang perkataan temennya tadi.
"Iya."
"Ngapain?" Soobin masih belum paham.
"Kita kan mau ke kafe, tega lo ngebiarin mereka jalan kaki? Mereka cewek bro," Yeonjun merasa dirinya lebih konek ketimbang Soobin sekarang.
"Yaudah, gue mau." Sebelumnya Soobin ngelirik gue males dari ujung ekor matanya.
Yeji tanpa ragu dan gengsi lagi, dia langsung naik ke motornya Yeonjun. Mereka ngegas lebih dulu ninggalin gue yang super canggung disini. Parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Crush [On Hold/Slow]
Fanfiction"Emangnya bisa gitu, gunung es meleleh karena satu sentuhan?" "Bisa lah. soalnya, lo nyentuhnya pake cinta njir," °•🌜Jeonuwuw🌛•° Maaf bahasanya bisa aja baku bisa aja santuy; tergantung mood aing🌚 Start: 19 Maret End: Highest rank✔️ [...