"Emangnya bisa gitu, gunung es meleleh karena satu sentuhan?"
"Bisa lah. soalnya, lo nyentuhnya pake cinta njir,"
°•🌜Jeonuwuw🌛•°
Maaf bahasanya bisa aja baku bisa aja santuy; tergantung mood aing🌚
Start: 19 Maret
End:
Highest rank✔️
[...
"Mata yang memiliki cinta, tidak bisa berbohong kan?"
***
Soobin menunggu pemilik rumah untuk segera menyambutnya dan mempersilahkannya untuk masuk ke dalam. Berdiam disini dan ditatap setiap orang yang berhalulalang tidaklah nyaman. Jangan sampai deh, kalau orang-orang itu nantinya salah paham.
Pesan yang dia kirim baru saja ke Cecil belum mendapat balasan. Sehingga dia harus tetap menunggu. Ini sudah hampir 15 menit setelah dia sampai. Apa mungkin dia ketiduran?
Soobin mencoba untuk menelfon cewek itu, mungkin saja dia ketiduran. Kalau mendengar suara panggilan telfon, pasti dia kebangun.
Tetapi sebelum itu terjadi, panggilan masuk ke HP Soobin sudah lebih dulu mengagetkannya. Tidak ragu, dia pun segera mengangkat panggilan itu.
"Soobinn, maaf maaf gue ketidurann." (entah kenapa suara Cecil membuatnya gemas, tanpa sadar dia mengulum senyumnya)
Gak berapa lama, Cecil keluar dari rumah dengan terburu-buru. Rambutnya sedikit berantakan, kaosnya lecek dan muka bantal pastinya. Lalu Cecil berusaha untuk merapikan rambutnya setelah berdiri di hadapan Soobin.
"Pftt." Soobin berusaha menahan ekspresinya. Tapi, suara dari pertahanannya pun tidak kuat.
"Kenapa?" Cecil menatap cowok itu dengan tatapan aneh.
"Enggak." Soobin menyangkal dan tidak lupa untuk berusaha memalingkan pandangannya dari cewek pendek itu.
"Soobin! Gue tau, lo bohong." Cecil mendengkus kesal.
Soobin turun dari atas motornya, lalu mendekati cewek itu.
"Rambut lo," tanpa basa basi kedua tangan Soobin dengan lembut merapikan rambut cewek itu. "..berantakan." lalu tersenyum kecil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seketika Cecil merasakan seluruh tubuhnya menegang, suhu tubuhnya panas dingin. Pipi gue gak merah kan? Cecil bergumam dalam hati.
"Lo demam lagi?"
Cecil terkesiap, ia berusaha untuk menjawab meskipun gelagapan. "Ahh, enggak enggak kok." lalu menggosok kedua pipinya dengan kedua telapak tangannya.
"Trus? Kenapa pipi lo merah?" Soobin sebenarnya hanya berpura-pura saja. Dia cuma sedikit menggoda Cecil.
Cecil tetap diam dan tidak menatap kedua mata cowok itu.
"Jangan-jangan, lo baper ya?"
"Mau latihan, atau gue suruh pulang?" Cecil mengancam dengan gemetar. Yakali gue usir orang yang gue kangenin, eh.