27. New Story Begining

326 34 4
                                    

"Ketika kamu berani untuk memulai sesuatu yang baru, maka lakukanlah itu dengan berani."

~❄️❄️❄️~

"Kita pacaran." Soobin menatap dingin balik kak Tae.

Kita bertiga terdiam. Gue takut kalau nanti mereka berantem. Bukannya gue berharap mereka beneran berantem gara-gara gue, tapi ngeliat ekspresi kedua cowok ini serem juga. Rasa kebencian satu sama lain terlihat jelas di muka dua orang ini.

"Oh, congrast." kata kak Tae kemudian. Gue gak menyangka jawaban singkat yang tidak ikhlas itu dari kak Tae.

"Oh iya cil, kakak lo ada di rumah kan?" pertanyaan yang gak sesuai sama topik hari ini.

"Kak Jeka?" gue jadi gak konek. Padahal jawab pertanyaan segampang itu.

Kak Tae manggut-manggut.

"Gatau, biasanya jam segini dia keluyuran." apa yang gue bilang ini beneran. Kak Jeka itu kalau gabut kerjaannya keluyuran gak jelas. Tapi gak ngabisin duit kok.

"Coba telfon aja," kata gue menyarankan.

"Oke."

"Ekhem," Soobin berdeham kesal. Gue yang peka segera mengalihkan.

"Hm, kak gue tinggal dulu ya." gue menoleh ke Soobin lalu menarik tangannya agar segera menjauh dari kak Tae.

Kak Tae cuma manggut-manggut samar. Ekspresinya kesel banget. Terpaksa gue ngajak Soobin pergi supaya suasana gak makin kaku.

Gue sama Soobin gak bicara apapun. Jadi kaku banget gara-gara obrolan tadi. Kenapa sih dia dateng disaat yang gak tepat? Sekarang gue harus gimana dong.

"Ngapain dia nanyain kakak lo?" gue kaget. Tiba-tiba Soobin mulai lagi mengintrogasi gue.

"Mereka temenan, udah lama dari SMP." jawab gue mantap.

"Dia sering ke rumah lo?" Soobin berhenti jalan. Gue juga otomatis diem. Dia berdiri menghadap gue.

"Ya, ya gak sih. Jarang." gue kok jadi gagap gini sih.

"Lo, marah ya?" tanya gue ragu. Gue sedikit takut menatap wajahnya.

Giliran Soobin yang gelagapan karena ketangkep basah sama gue. Dia menggaruk kepalanya dengan pandangan yang terus berubah arah.

"Cie marah," gue memang tidak memiliki skill untuk menggoda seseorang terlebih Soobin. Ya gue refleks aja gitu. Habisnya dia gemes banget.

"Gue cium lo lama-lama." Soobin menatap gue tajam. Rasanya gue seperti tersedak sesuatu.

"Mesum!" teriak gue yang kemudian berlari meninggalkan Soobin yang kemudian berhenti karena, gue baru ingat kan gue nebeng dia. Sialan.

"Kok diem?" Soobin secara gak langsung membalas ejekan gue tadi tanpa melakukan apapun. Gue menoleh.

"Sini, jangan jauh-jauh dari gue." dia memanggil gue dengan gerakan tangannya. Ditambah lagi senyumnya itu yang memperlihatkan lesung pipitnya.

Gue berjalan menghampiri dia dengan ekspresi kesal gue yang tidak bisa disembunyikan. Habisnya, kok dia ngeselin gitu sih?

Tepat saat gue berdiri dihadapannya, tangannya menjulur ke kepala gue lalu diusapnya rambut gue lembut dengan telapak tangannya yang lebar itu. "Udah, gak usah ngambek." dia tersenyum.

"Nanti beneran gue cium baru tau," dia menyengir tanpa rasa bersalah. Gue memang kesel, tapi gak berhenti deg-degan.

Sial. Kalau gini, gue bisa tambah klepek-klepek sama dia.

My Cold Crush [On Hold/Slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang