32. Let Me

228 23 0
                                    

"Antara gengsi atau menyesal,"

~❄❄❄~

Sepanjang perjalanan, Soobin sangat betah menghadap ke kaca mobil. Sokjin bingung harus bagaimana, dan apa kalimat yang bisa membuat cowok di sebelahnya itu menoleh.

Meskipun di dalam mobil ini dia tidak sendiri dan ada yang menemani, tapi kalau orang itu hanya diam saja tidak ada bedanya. Dia merasa seperti mengemudi sendiri sepanjang perjalanan.

"Adek gue kenapa dah," Sokjin melirik Soobin sedikit untuk memperhatikan gerak geriknya setelah ucapan itu.

"Huft..." Soobin cuma menghela nafas.

"Masalah cewek ya?" sok tahu sedikit tidak apalah. Meskipun Sokjin tidak pernah berurusan dengan perempuan mana pun.

"Udah tiga bulan bang," Soobin menghela nafas panjang. "Gue dicuekin, katanya harus berjuang. Gimana caranya coba? Di deketin gak boleh." kata Soobin tanpa menjeda.

Sokjin sampai bingung harus menjawab yang mana. Karena tidak ada yang harus dia jawab. Bingung sendiri jadinya.

"Berhubung gue gak pernah deketin cewek nih ya, ada sih saran cuma ini gue ambil dari pengalaman temen gue." Sokjin lagi-lagi melirik adiknya itu.

"Apa?" Soobin mulai antusias.

"Lo tau kan temen gue, yang punya perusahaan gede itu?"

"Tau, si bang Suho?" kenapa Soobin tahu? Itu karena abangnya ini sering membicarakan semua tentang temannya ketimbang dirinya sendiri.

"Nah dia ini juga punya gebetan namanya Airin, judes trus cuek banget. Karena dia sayang, dia terus pepetin tuh cewek bahkan sampe dibikin kesel." tutur Sokjin.

"Ya trus?" Soobin mencoba untuk menelaah kalimat yang tadi dia dengar.

"Ya gitu, intinya lo harus dapetin perhatiannya dia. Tapi gak usah jadi goblok juga ya,"

"Kalo gue bikin dia kesel, yang ada gue gak berhasil banggggg." kenapa sih abangnya ini gak mengerti masalah yang dihadapin Soobin. Masalahnya, Cecil benar-benar marah padanya.

"Ngertiin dulu napa, pancing perhatiannya dia. Itu maksudnya njir," Sokjin boleh emosi juga kan?

"Oiya bang, kapan acara perpisahan kelas dua belas?" Soobin malas berdebat. Jadi dia ubah alur pembicaraan ini.

"Bulan depan."

"Jauh banget," Soobin kecewa.

"Mereka baru selese ujian sebulan yang lalu. Kasih istirahat bentar lah," kata Sokjin. Dia harus menatap fokus ke depan jalan. Hari ini cukup lenggang jadi banyak mobil yang menyalip dengan ngebut.

"Lagian lo bisa telfon dia atau chat gitu,"

"Dicuekin parah gue bang,"

"Segitunya? Lo ngapain dia sih?" Sokjin jadi penasaran dengan cewek itu. Pengaruhnya besar sekali terhadap cowok se-dingin Soobin.

"Dah lah gue males," Soobin membenturkan dahinya ke kaca mobil.

~❄❄❄~

Cecil pagi ini sibuk di dapur, dia sedang sibuk memotong sebuah wortel yang nantinya akan dimasak menjadi sebuah sup.

Oma sudah pergi pagi sekali, karena dia harus menemui anaknya alias om-nya Cecil dan Jeka.

"Wahem," Jeka keluar dari kamar dengan rambut yang berantakkan karena baru bangun dari tidur. Dia menggosok wajahnya lalu mengucek kedua matanya, saat itu juga dia melihat Cecil yang sedang sibuk di dalam dapur.

My Cold Crush [On Hold/Slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang