20. Tear

693 76 3
                                    

"When hurt come too fast."

~❄️❄️❄️~

Pemotretan untuk majalah stylish akan berlangsung pagi ini. Semua siswi berkumpul di aula. Mereka sangat berantusias untuk menyaksikan kolaborasi menarik dari dua visual yang tak kalah menariknya juga.

Soobin sangat risih ketika seorang penata pakaian, memintanya untuk mengenakan jaket jeans yang terlihat sangat tidak cocok untuknya itu. Dia lebih suka jaket kulit kesayangannya yang kini diletakkan sembarang di sebuah kursi.

Entah sudah berapa kali Soobin menghela nafas. Harusnya dia tidak disini, duduk di bangku kelasnya adalah tempat paling nyaman saat ini yang dia rindukan. Ditambah lagi, dia ingin melihat wajah Cecil. Baru kemarin malam mereka pergi bersama, rasanya sudah rindu sekali. Hehe.

"Gimana? Udah selese?" seorang pria dengan kamera yang menggantung di lehernya mendongak ke dalam ruangan tempat Soobin berdiam diri.

"Udah kok, tinggal bedakin lagi dikit." sahut seorang perempuan yang tengah asik merias wajah Soobin dengan bedak.

"Jangan ditebelin mbak, duh." Soobin mulai kesal karena perempuan di sebelahnya ini tanpa peduli membuat mahakarya bedak di seluruh wajahnya.

"Dikit lagi," sela perempuan itu masih sibuk menepukkan spon bedaknya di wajah Soobin.

"Gue tampol juga lama-lama pake bedak," Soobin menggerutu dalam hati.

"Oke udah,"
"Kamu langsung keluar aja ya, udah ditungguin tuh kayaknya." titah perempuan itu.

Soobin menghela nafas. "Iya," dan berusaha semaksimal mungkin untuk melekukkan kedua sudut bibirnya.

Soobin melenggang keluar menuju aula. Terdengar riuh suara siswi yang menunggu kedatangannya lalu berdiri di sebelah Yuna. Rasanya ingin sekali dia melompat dari lantai gedung sekolah paling atas sekarang.

"Woah!!"

"Gila, ganteng banget! "

"Itu, Soobin kan?"

"Berubah dalam sekejap."

Suara-suara pujian yang masuk ke dalam pendengaran Soobin, seperti ungkapan yang menggelikan baginya. Mereka dulu selalu mencibir dirinya yang tak pernah berekspresi sama sekali, kini memujinya terlalu berlebihan. Sungguh, itukah yang dikatakan bermuka dua?

"Soobin," Yuna menghampiri Soobin lalu menarik tangannya tanpa ijin.

"Gue bisa jalan sendiri." risih karena banyak pandangan di sekitarnya. Soobin tanpa ambil pusing meninggalkan Yuna dan berjalan ke posisi si kameramen.

"Ugh!" sebal Yuna lalu bergegas mengikuti Soobin.

"Oke, kita mulai pemotretan pertama!" seru si kameramen yang mengarahkan Soobin dan Yuna agar segera mengambil posisinya masing-masing.

"Woah!!!!!" kembali aula di penuhi oleh suara riuh dari para siswi.

~❄️❄️❄️~

Cecil memasuki ruang kelas yang kosong di jam yang seharusnya teman-temannya sudah memenuhi ruang kelas. Tapi, ada apa sekarang? Kelas ini terlihat kosong. Tak ada satu pun yang berdiam disini untuk sekedar duduk saja.

My Cold Crush [On Hold/Slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang