18. Go?

759 80 0
                                    

"Dont speak to much, just do it."

~❄️❄️❄️~

Soobin melangkahkan kedua kakinya malas menyusuri koridor sekolah. Kedua tangannya di masukan ke dalam saku celananya yang berwarna coklat muda itu. Pandangannya lurus ke depan, membuat siapapun yang melihatnya tidak berani menyapa.

Pagi ini, Soobin ingin memberanikan diri untuk membuka ruang dalam dirinya. Dorongan yang bergejolak itu, seakan memaksanya untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.

Namun, ada satu hal yang sepertinya akan mengganggu niatnya hari ini. Sungguh, dia sangat menyesal kala itu. Dimana saat itu pikirannya mendadak sempit karena perasaan yang aneh.

Langkah Soobin mendadak terhenti bersamaan dengan seorang laki-laki yang tengah berdiri di hadapannya, menghalangi jalannya.

"Good morning?" sapa laki-laki di hadapan Soobin.

"Sejak kapan lo jadi sok english?" sahut Soobin acuh tak acuh.

Laki-laki itu menghampiri Soobin dengan tatapan kesalnya. Dengan cepat, dahi Soobin sudah tersentil oleh tangan lentik milik laki-laki yang dibuatnya kesal itu.

"Aw! Kayak cewek aja sih, sentil-sentil segala." kata Soobin tidak terima. Di usap-usapnya dahinya yang disentil itu.

"Habisnya, sopan dikit sama gue. Ini di sekolah bego." laki-laki itu balik tidak terima dengan kelakuan Soobin tadi.

"Siap pak Sokjin. Gue minta maaf," kata Soobin setelahnya tanpa rasa bersalah.

"Masih aja pake gue," balas laki-laki bernama Sokjin itu semakin tidak terima.

"Gue balik ke kelas, selamat mengajar bang." Soobin pun berlalu meninggalkan laki-laki bernama Sokjin itu, masih dengan kekesalan dihatinya.

"Bisa-bisanya, gue punya adik sepupu macem dia." Sokjin menggelengkan kepalanya heran yang dibarengi dengan mengelus dadanya.

Sokjin, atau kerap di panggil Pak Sokjin di sekolah ini. Dia merupakan guru yang mengajar dalam mata pelajaran seni. Sekaligus pembina dari ekstra kulikuler teater.

Memang di sekolah ini tidak banyak yang tahu kalau pak Sokjin itu kakak sepupu dari murid yang paling dingin dan jarang mengekspresikan dirinya yaitu Soobin.

Liat aja gitu perbandingannya, pak Sokjin punya karismanya sendiri. Punya tampang ganteng, orangnya ramah, gak pernah marah pula. Nah si Soobin, antara marah sama ramahnya gak bisa dibedain. Bahkan memang gak pernah ramah sama sekali.

Sungguh, perbandingan yang jauh sekali.

Tapi untungnya mereka berdua punya visual yang gantengnya pake banget, setidaknya ada nilai plus untuk Soobin tentang kebenarannya bahwa dia adik sepupu dari guru paling ganteng di sekolah ini.

Soobin menghentikan langkahnya tepat sesudah dia berdiri di depan kelasnya. Kelas masih terlihat sepi, cuma ada beberapa yang hadir. Seperti biasa, segelintir orang-orang di dalam kelas ini sudah dipastikan yang memang masuk dalam kategori siswa teladan.

Jam masuk kelas seperti biasa pukul 07.00 pagi. Tapi, setengah jam sebelumnya pasti ada lima sampai enam orang yang udah disini. Contohnya, Soobin sendiri, Teyun, Andi, Jongin, dan si kembar pandai Chaen serta Chaer. Enam orang termasuk Soobin itu, adalah kategori anak teladan.

Nah, selanjutnya. Pas di jam 07.00, baru tuh sepuluh sampai lima belas siswa lainnya bergerombolan dateng. Cecil dan Yeji masuk ke dalamnya. Mereka di kategorikan dalam siswa setengah teladan.

My Cold Crush [On Hold/Slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang