31. Bulat

193 27 1
                                    

"This is what the mean of a struggle"

~❄❄❄~

Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Dua sejoli itu masuk ke kamar Cecil tanpa permisi. Mereka sudah kesekian kalinya datang kesini, jadi bukan hal yang canggung lagi bagi mereka.

"Cil, suka banget lo sakit ya. Gebetan gue kepikiran sampe gak mau makan." sapaan Yeonjun yang nyampah itu mengundang cubitan galak dari Yeji.

"Maap. Gue kan bilang gak usah khawatir." Cecil tidak terlalu menganggap serius ucapan cowok itu. Dia tidak berani menatap Yeji.

"Em-" Yeji membuka suara.

"Gue mau putus sama Soobin." seperti sudah tahu topik apa yang akan dibahas, Cecil tidak bisa menahan lagi apa yang mengganjal di benakknya.

"Weh! Ngawur lo," Yeonjun yang tadinya sibuk meneliti miniatur milik Cecil itu seketika terkejut dan spontan menoleh.

"Pikir dulu cil," Yeji memberikan masukan.

"Apa lagi sih yang harus gue pikirin?" Cecil melirik dengan ekspresi datar. Seakan menunjukkan bahwa dia benar-benar tidak peduli lagi.

"Cil tolong banget! Soobin bisa frustasi kalo lo tinggalin dia." Yeonjun justru membayangkan apa yang akan Soobin lakukan setelah tahu keputusan Cecil.

"Suruh dia jagain kan Enha aja," lagi-lagi dengan ekspresi datar itu. Cecil jadi benci setiap kali harus menyebut nama cewek berambut pendek itu.

"Lupain. Dia sekarang sayangnya sama lo," Yeji menimpali. Dia berusaha meyakinkan temannya itu. Yeji percaya, Cecil tidak mungkin benar-benar dengan perkataannya barusan.

"Kalo dia sayang, dia harusnya ngertiin perasaan gue. Bukannya satu sisi aja,"

Yeji dan Yeonjun saling menatap satu sama lain. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membuat Cecil percaya. Memang sulit ketika gelas kaca yang sudah pecah untuk disatukan kembali.

"Lo gak serius kan?" Yeji sekali lagi memastikan. Dia menatap Cecil penuh harap.

"Kasih Soobin kesempatan cil, gue mohon." sekarang Yeonjun tidak mau lagi menyimpan gengsinya. Dia rela memohon bahkan bersujud agar Cecil menarik lagi ucapannya.

"Gue tau temen gue emang goblok, gak punya hati, bahkan selalu ngulangin kesalahannya. Di sisi lain, dia itu sayang banget sama lo."

"Mungkin Cecil perlu waktu buat mikirin ini jun, kita pulang aja." Yeji sedikit kecewa dengan keputusan temannya itu.

Cecil hanya menatap kepergian dua temannya itu sendu. Ini keputusannya. Dia perlu memikirkan perasaanya sekarang.

Sebenarnya Yeji keluar dari rumah temannya itu sangat berat. Dia ingin sekali menemani saat-saat kalut Cecil. Namun melihat bagaimana responnya tadi, Cecil mungkin perlu waktu sendirian.

"Udah, bang Jeka pasti jagain dia." Yeojun mencoba menenangkan cewek sipit di sebelahnya yang berjalan lemas itu.

Yeji hanya mengangguk kecil.

"Lah, kok kalian pulang? Udah ketemu cecil?" Jeka mendapati dua orang itu baru saja keluar dari rumahnya.

"Itu bang, Cecil, mau istirahat katanya. Yeji buru-buru juga disuruh balik sama mamahnya," sudah pasti Yeonjun berbohong. Untungnya Jeka percaya dengan melihat anggukan sebagai responnya.

"Yaudah. Kalian hati-hati." Jeka curiga dengan eskpresi Yeji. Dia terlihat sedih, apa dia berdebat dengan adiknya tadi?

~❄❄❄~

My Cold Crush [On Hold/Slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang