19. Date

877 86 2
                                    

"Mudah dikatakan, tapi sulit untuk dibuktikan."


~❄️❄️❄️~

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 dan gue masih berusaha untuk bangkit dari kasur yang tidak dengan mudahnya membiarkan gue untuk pergi.

Kalau weekend begini, gue menjelma menjadi cewek yang malesnya minta ampun. Oma sudah bosan dateng ke kamar gue dan berusaha bangunin gue. Alhasil gue pasti dibiarin bangun sendiri.

Untung aja kemarin malem gue minta tolong sama oma untuk kunciin pintu kamar gue kalau pagi ini dia ke kamar gue. Bisa-bisa kak Jeka nyipratin air ke muka gue supaya mau cepet bangun. Atau gak dia bakalan menyalakan lagu di HPnya dengan volume paling keras.

Tok! Tok! Tok!

"Bangunnnnn,"

"Mau bangun sendiri, atau dibangunin sama lagu favorit lo?" tawar kak Jeka sekaligus mengancam gue dengan halus.

"Anjer, iyaa gue bangun nihh." balas gue dengan suara yang lantang. Terdengar kak Jeka di luar sana lagi ketawa. Dasar.

"Buruan." katanya lagi. Gue bisa mendengar langkah kakinya menjauh dari pintu kamar gue.

Tidur bentar lagi nggak apa-apa kan? Lagian kak Jeka udah pergi. Hehe.

"Jangan tidur lagi, gue bisa liat dari sini."

"Kakak gue dukun nih," gue beranjak bangun akhirnya. Kak Jeka lama-lama serem kalau gini.

Sedangkan di tempat lain...

Soobin sudah bersiap-siap untuk pergi sekarang. Sibuk bersolek di jam sekarang ini bukan Soobin sebenarnya. Tapi, ada alasan yang sangat kuat sehingga membangkitkan hasrat anak muda seperti saat ini. Di umur 18 tahun, Soobin baru memasuki masa pubernya.

"Mau kemana?" tanya ibu Soobin sesaat setelah Soobin keluar dari kamarnya.

"Ah? Aku mau ke rumah bang Sokjin bentar bun," sahut Soobin gelagapan karena kedapatan sudah rapi di jam sekarang ini.

"Emangnya dia udah bangun jam segini?" tanya ibu Soobin tidak yakin.

"Bunda mah, masak sih bang Sokjin masih mageran. Udah tua begitu juga." sahut Soobin sarkas seraya memakai jaket kulitnya yang berwarna hitam.

"Heh, sembarangan kalau ngomong." tegur ibu Soobin. Punya anak kadang mulutnya gak bisa dikontrol. Tapi, untung otaknya diatas rata-rata. Ibu Soobin membatin.

"Becanda bun. Soobin pergi dulu ya bun, daaa." Soobin berlari secepat kilat keluar dari rumah. Sebelumnya dia sudah sungkem tangan ibunya tadi.

Soobin menjalankan motor sport hitamnya melaju kencang menerobos pengendara motor lainnya. Harapannya cuma satu. Semoga bang Sokjin udah bangun.

~❄️❄️❄️~

Ternyata dugaan ibu Soobin terjadi. Sokjin belum bangun. Kata tantenya alias ibunya Sokjin, kemarin dia pulang larut malam abis kumpul sama temen-temennya. Alhasil, Soobin menunggu dengan bersungut-sungut di dalam kamar abangnya itu.

My Cold Crush [On Hold/Slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang