"Jika Ayah adalah cinta pertama bagiku dan super hero yang senantiasa menjagaku di waktu kecil, maka Kakak adalah cinta terakhir bagiku yang akan menjadi super hero untukku dan menjagaku di waktu dewasa hingga tua nanti. Kakak, mau nggak?"
@Asheera Haba Adzkiyah
❤❤❤
Haba POV :
Percaya atau tidak percaya, ucapan yang terdengar dewasa pernah terlontar dari lisanku yang masih seorang gadis kecil yang berusia 8 tahun dan telah duduk di bangku SD kelas 4.
***
FlashBack On
Saat itu aku pindah rumah bersama keluargaku di sebuah kota besar dan bersekolah disana setelah Rico pergi ke Jerman. Pernah suatu ketika aku di bully oleh siswa kelas 6 dikarenakan penampilanku yang berbeda dengan yang lainnya.
Aku mulai memakai hijab sebab Abi dan Umi telah mengajariku hukum memakai hijab untuk seorang anak perempuan. Oleh karena itu, aku memakai hijab. Selain karena kewajibanku, juga karena aku menyayangi Abi dan Abang-abangku sehingga aku mamakainya dan memancing kejahilan siswa kelas 6 itu yang menarik-narik jilbabku hingga terlepas dari kepalaku.
"Lepas, lepasin. Balikin jilbabku." mereka hanya tertawa terbahak-bahak tanpa menghiraukanku. Mereka asyik membuat jilbabku sebagai bahan mainan yang mereka lempar kesana kemari. Tiba-tiba datang seorang lelaki SMA yang menangkap jilbabku karena postur tubuhnya yang tinggi dan cool. Aku takut bukan main. Mereka pun berlari meninggalkanku setelah mendapatkan tatapan tajam yang sangat menusuk hingga aku pun bisa merasakannya.
"Kamu nggak baik-baik saja dek?" tanya lelaki itu bersamaan dengan senyuman yang terukir di wajahnya dan tatapan yang begitu menyejukkan hati. Tatapan yang Sangat berbeda dari sebelumnya.
"I.. Iyaa.. Kak. Aku baik-baik saja kok." jawabku dengan sangat gugup.
Tanpa aba-aba, lelaki itu memakaikan jilbab itu di kepalaku dengan penuh kelembutan dan sontak membuat rona merah terlukis di pipiku.
"Sudah terlihat sangat indah di wajahmu. Oiyaa, siapa Namamu gadis kecil?" tanya lelaki itu.
"Namaku Haba Kak. Tapi temen-temen kecil Haba sering memanggilku Sheera. Tapi Haba lebih suka di panggil dengan nama Haba." jawabku sambil memanyunkan bibirku.
"Emangnya ada apa dengan nama Haba dek? Kenapa kamu begitu menyukainya?" tanya lelaki itu yang merasa sangat penasaran.
"Karena Haba itu Cinta, kak." jawabku dengan singkat dan sangat polos.
"Maksudnya?" tanya dia kembali yang menambah rasa penasaran dan bingungnya karena terbukti ia mengerutkan kening.
"Kata Umii, nama itu adalah sebuah doa juga untuk setiap orang. Haba kan artinya Cinta dan Haba ingin hal itu menjadi sebuah doa dan terkabulkan ketika banyak orang yang memanggilku dengan panggilan Haba." jelasku dengan panjang lebar.
"Haba ingin menjadi cinta buat semua orang. Haba ingin memberi benih cinta kepada mereka yang berselisih. Haba pun ingin menjadi cinta untuk orang yang Haba cintai dan orang yang mencintai Haba, Kak." lanjutku karena penjelasan yang tadi sempat terpotong.
Lelaki itu hanya tersenyum dan mengusap-usap kepalaku seraya berkata, "Gadis kecil yang cerdas. Kok kamu bisa punya otak yang seperti ini?" tanya lelaki itu yang disertai sebuah candaan. Aku hanya tertawa dan tersipu malu.
"Haba, jujur yah dek. Saya bangga dan kagum padamu bahkan merasa senang berjumpa denganmu. Gadis kecil yang bisa mengeluarkan kata-kata yang terdengar begitu romantis dari bibir kecilnya. Gadis kecil yang belajar menjalankan kewajibannya dengan menutup auratnya sebagai bentuk penjagaan dirinya. Orang dewasa saja bahkan sangat sulit untuk melaksanakan kewajibannya itu. Kelak kau akan tumbuh menjadi seorang gadis yang cerdas nan sholehah, Haba." lanjutnya yang kata-katanya membuat kupu-kupu berterbangan di hatiku dan membuat gadis kecil sepertiku begitu bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Granada [TERBIT]
Romance[Spiritual-Romance] Sebuah janji masa kecil yang mempertemukan kedua Insan sebagai seorang Dosen dan Mahasiswa. Profesor Muda berdarah Spanyol bernama Faqeeh Musthofa Alvaro kembali bertemu dengan gadis berdarah Indo-Arab, Asheera Haba Adzkiyah yang...