04 Flashback

416 32 0
                                        

"Ada-ada saja, Tuhan mengatur pertemuan dengan gadis kecil 17 tahun yang lalu. Dengan cara, yang tidak diduga."

Crishtian Alarico

🛬🛬🛬

Mendengar panggilan Ashura kepada Haba itu, rasanya panggilan itu tidak asing bagiku. Kayaknya aku pernah dengar nama itu tapi aku kurang yakin.

Sheera, Sheera, dimana yah gue denger nama itu? Kayaknya gue pernah akrab dehh dengan gadis yang bernama Sheera. Aduhh, kok gue jadi pikun gini yah. Lagian nama itu rasanya kayak jadi tanda tanya sama gue. Sebaiknya gue tanya Ashura aja deh kali yahh, batinku sambil menunggunya dengan Haba pulang berbelanja dari pasar.

Letak tempat tinggal kami sangat strategis, dekat dengan pasar, tempat peribadatan, toko-toko besar, dan sangat aman karena banyak satpam yang berjaga di pintu masuk wilayah perumahan kami.

Suara gelak tawa mereka tertangkap di telingaku tanda mereka sudah tiba. Tapi Ashura masih bersama dengan Haba saat ini. Tidak mungkin jika aku langsung menanyakan tentang hal itu di depan Haba. Aku takut Haba curiga.

Aku memperhatikan gerak-gerik Haba membuka belanjaannya untuk bahan masakan kami. "Ra', kok kamu beli seafood sih? Kamu lupa yah kalo aku itu alergi sama seafood? Kayaknya kamu mau bunuh aku." tanya Haba dengan nada judes.

Aku hanya tertawa melihat ekspresi Haba yang terlihat unik. Tiba-tiba aku menyadari sesuatu. Aku menghentikan tawaku dan berusaha mengingat apa saja yang telah terlewatkan di kepalaku.

Ehh, tunggu, Haba alergi seafood?, batinku yang kemudian aku berpikir keras tanpa memperdulikan lagi pembicaraan mereka.

Oooohh, aku ingat. Sheera adalah gadis kecil polos yang menawarkan diri jadi sahabatku saat aku masih berumur 5 tahun dan dia masih berumur 4 tahun tapi otaknya sangat cerdas. Gadis kecil yang pipinya merah merona dan alergi dengan seafood, batinku.

FLASHBACK ON

Saat itu, aku masih berusia 5 tahun dan gadis itu setahun lebih muda dariku. Rumah kami bersebelahan begitu pula kamar kami sehingga kami membuat telepon dari kaleng susu yang kabelnya adalah tali lalu kami simpan masing-masing di jendela kamar kami.

Suatu hari, kami bermain bersama di taman belakang rumah. Tiba-tiba ada seorang paman menculik kami berdua dan menyandera kami selama 3 hari. Paman itu memberi kami sepiring nasi dan dua ikan yang berukuran sedang. Karena saat itu Sheera sangat lapar, aku memberikan semua makanan itu padanya tanpa tahu kalo dia alergi makanan laut. Aku sangat menyayanginya seperti adikku sendiri. Tetapi, tiba-tiba dia sesak napas, bintik-bintik merah bermunculan di tubuhnya membuatku sangat takut.

Aku pun berteriak berharap ada yang mendengarnya. Ya tuhan, selamatkan dia. Tiba-tiba datang seorang anak laki-laki yang umurnya mungkin sekitar 12 atau 13 tahun membantu kami untuk keluar dari tempat itu yang kemudian membopong Sheera dan membawanya ke klinik terdekat.

Dokter itu mengatakan bahwa Sheera alergi dengan seafood. Lelaki yang berumur sekitar 12 atau 13 tahun ini bertanya kepadaku alamat rumah kami dengan berbahasa Indonesia yang kurang fasih, gagap, dan terdengar aneh. Kemudian dia mengantar kami pulang mengendarai mobil yang dia kendarai sendiri. Sangat menganggumkan Kakak itu di mataku. Aku lupa berterima kasih padanya saat itu karena khawatir dengan keadaan Sheera dan mobil itu melaju.

Hal yang menyedihkan terjadi diantara kami berdua ketika bersama-sama duduk di bangku SD kelas 1. Karena Sheera dulu manja sama aku, dia pun ikut masuk SD bersamaku dan duduk tepat di sampingku. Tapi, karena mempunyai otak yang cerdas, dia bahkan bisa mendapatkan peringkat pertama di kelasku dan aku yang kedua.

Satu semester berlalu, aku harus ke Jerman dan meninggalkannya karena ada suatu masalah yang terjadi di keluargaku. Aku masih ingat kata terakhirnya, "Jangan lupain Sheera yah, Rico" ucapnya kepadaku dengan linangan air mata yang membasahi pipinya.

Sehari setelah kepergianku, sosok Ibu yang dia panggil Ummi menelpon dan memberitahuku bahwa Sheera jatuh sakit. Rasanya aku ingin kembali. Namun, ketika aku kembali di umurku yang 16 tahun, rumah itu sudah kosong.

FLASHBACK OFF

"Sheera, liat tuhh si Crish liatin kita berdua sampe segitunya. Senyum-senyum lagi." tawa Ashura membuat Haba jengkel lalu mengagetkanku.

"Criiiish, pandanganmu itu membuat kami ngeri dan takut tau'. Pake senyum-senyum lagi." teriak Haba karena merasa jengkel padaku hingga mengundang gelak tawa Ashura.

"Sorry, Sorry. Ampun. Udah nggak kok. Liat lo, gue cuman ingat sama sahabat lama gue. Dia lucu kaya lo. Polos banget. Nggak tau sekarang udah kayak gimana."

"Yaudah, sini makan. Makanannya udah jadi." ajak Haba yang tidak menghiruaukan ucapanku.

"Oiyaa, Haba. Btw, lo alergi seafood sejak kapan?"

"Mmmm, aku juga udah lupa. Tapi kata Umii sejak kecil, saat aku keracunan. Diracunin sama penjahat."

"Ooooo." kataku tanda bahwa aku paham.

Tidak salah lagi, dia pasti Sheera si gadis polos yang cerdas itu, gadis yang aku sayangi, batinku sambil tersenyum.

"Kamu kesambet apasih Crish, seharian ini aneh banget? tadi pagi sampe siang bengooong aja kerjaannya. Kalo sore sampe malam, senyum-senyum gak jelas. Kamu sakit yah?" tanya Ashura yang kebingungan.

"Aku cuman lagi bahagia aja."

Haba dan Ashura hanya bisa mengedikkan bahu sambil menggeleng-gelengkan kepala tanda tidak mengerti dengan apa yang aku alami sekarang dan pasrah saja.

Malam pun tiba. Tadi aku sempat bertanya tentang panggilan Sheera yang tiap hari dilontarkan oleh Ashura dan ternyata benar, Sheera itu adalah panggilan seorang Haba saat ia masih kecil.

Di kamar, Aku kembali merenungi pertemuanku kembali dengan gadis kecil itu meskipun masih sedikit ragu. Tapi aku yakin sepenuhnya bahwa Haba, gadis yang aku cintai itu adalah Sheera, gadis yang aku sayangi sebagai adik 17 tahun yang lalu.

Aku tidak percaya akan kehadiranmu, Tuhan. Tapi apakah kau yang mengatur segala pertemuanku dan Haba dengan cara yang seperti ini? Apa tujuanmu mempertemukanku dengan gadis kecil yang taat beragama itu?, batinku mencoba memberontak mencari jawaban itu.

"Tapi, aku sangat bahagia Tuhan"..

🛬🛬🛬

"Granada"

Asheera Haba Adzkiyah

Granada [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang