"Ashura, apakah kamu tau kenapa dia bersikap seperti itu kepada saya? Rasanya sangat berbeda dari biasanya." tanya Faqeeh yang merasa heran.
"Saya juga nggak tau sepenuhnya Pak karna Haba memang tak seperti biasanya seperti ini. Tiba-tiba sakit dan tadi matanya terlihat bengkak sepertinya dia habis nangis. Mungkin perasaan bapak saja yang merasa bahwa sikapnya berbeda kepada Bapak." jelas Ashura yang tersenyum kepada Faqeeh dengan senyuman khas wanita Indonesia yang membuat para lelaki di kota itu terpesona dengannya.
Tiba-tiba terdengar teriakan Crishtian dari dalam ruangan memanggil nama Ashura dan Faqeeh.
"Ashuraa, Pak Faqeeeh, Haba pingsan." teriak Crishtian dan sontak membuat mereka berdua melangkahkan kakinya masuk ke ruangan itu.
"Sini biar saya periksa." ucap Faqeeh yang kemudian menyentuh pergelangan tangan Haba untuk memeriksa denyut nadinya.
Andaikan Haba sadarkan diri, pasti dia tidak ingin seorang lelaki menyentuhnya. Demikian dengan Pak Faqeeh. Tetapi tanggung jawabnya ada di depan matanya sebagai seorang dokter dan memposisikan Haba hanya sebagai pasien, bukan sebagai Haba. Benar-benar pria hebat, yang mampu mengendalikan dirinya dengan sangat baik. Andaikan Crish menjadi pria hebat sepertinya, mungkin aku akan tertarik. Hahahah, batin Ashura dan membuatnya tersenyum.
Berbeda dengan Crishtian yang melihat tangan Haba di sentuh oleh pria lain membuat hatinya bergemuruh sehingga ia terbakar dengan api cemburu.
"Haba, hanya kecapekan dan punya banyak pikiran yang membuat dirinya sedikit drop. Kalian sebagai temannya, ajak dia untuk bertukar pikiran atau masalah. Supaya dia tidak hanya menanggung bebannya seorang diri. Saya sudah memberinya infus. Jagain Haba, Ashura. Crish. Hubungi saja saya Ashura jika dia sudah siuman. Saya akan mengantarnya pulang bersamamu Crish." jelas Faqeeh dengan tegas sebagai seorang dokter.
"Baiklah Pak. Tapi saya tidak bisa menjaganya karena siang ini masih ada mata kuliah yang akan saya ikuti. Biarlah Crish yang menjaganya. Saya akan menyusul jika mata kuliah saya telah selesai." balas Ashura dan kemudian dengan hati yang sedikit terpaksa, Faqeeh mengiyakan penjelasan Ashura dan memberikan kepercayaan pada Crishtian untuk menjaga Haba.
"Crish, jaga Haba. Saya akan balik kesini secepatnya setelah saya selesai mengajar." ucap Faqeeh dengan tenang.
"Bapak percaya saja sama saya. Saya tidak akan melakukan hal yang di haramkan oleh agama Islam meskipun saya dulu orang yang bermasalah. Tapi Insyaa Allah tidak lagi." jelas Crishtian dengan tenang yang diikut sertakan dengan senyumannya yang begitu tulus dan hanya dibalas senyuman oleh Faqeeh.
Kemudian Ashura dan Faqeeh pun kembali dalam aktivitasnya pada siang itu.
"Haba, kamu kenapa sihh? Ada apa denganmu huh? Kamu berlagak sok kuat di depan kami semua. Kamu berusaha menyembunyikannya tapi tidak kepadaku, Haba. Kamu menyukainya kan? Bahkan kamu mencintainya juga kan? Dari sorotan matamu yang membuatku mengetahuinya. Sebenarnya aku nggak rela loh Haba. Aku nggak rela jika kamu bersamanya. Namun, aku menyadari semuanya Haba bahwa aku tidak akan mampu mengalahkan seseorang seperti dia untuk mendapatkan gadis yang sholehah seperti dirimu. Namun, jika aku tau dia menyakiti perasaanmu, aku tidak akan segan-segan merebutmu. Bagaimana pun caranya. So, Haba ku mohon jangan pernah menangis jika hal itu berkaitan dengan dia. Okeee." cerita Crishtian panjang lebar namun tak di dengar oleh Haba.
Dalam keadaannya yang belum sadarkan diri, mana mungkin Haba mendengar semua yang Crishtian katakan. Mungkin jika Crishtian masih menjadi seorang yang Atheis, dia akan menjadi seseorang yang mengusap-usap kepala Haba saat ini yang posisinya dalam keadaan tidak sadar dan dia tidak akan memberontak seperti pada saat dia sadar.
***
Haba POV :
Tadi Aku sempat tak sadarkan diri. Kepalaku sungguh sangat berat dan penglihatanku pun yang buram membuat aku tak mampu menopang diriku lagi. Akhirnya, aku terjatuh meskipun masih berada di atas ranjang dan aku sudah tidak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Granada [TERBIT]
Romance[Spiritual-Romance] Sebuah janji masa kecil yang mempertemukan kedua Insan sebagai seorang Dosen dan Mahasiswa. Profesor Muda berdarah Spanyol bernama Faqeeh Musthofa Alvaro kembali bertemu dengan gadis berdarah Indo-Arab, Asheera Haba Adzkiyah yang...