"Ini adalah sebuah takdir dimana aku hanya mempunyai cinta kepada dua wanita dari milyaran wanita di dunia ini. Yang pertama, Umi yang merupakan cinta pertamaku ketika pertama kali keluar dari dunia yang dulunya menyatu dengan dirinya. Yang kedua, gadis Indonesia yang cuek itu yang namanya sangat ku jaga dalam hati dan do'aku sejak pertama kali melihat mata indahnya."
@Faqeeh Musthofa Alvaro
❤❤❤
Haba POV :Sebenarnya, aku masih tanda tanya tentang alasan Crishtian yang begitu yakin untuk memeluk islam yang sekarang telah menjadi seorang muslim.
Aku sampai begitu penasaran dengan alasannya hingga aku memberanikan diri menanyakannya secara pribadi ketika semua orang di ruangan itu telah pulang ke kandang masing-masing. Ehh, ralat. Maksudnya ke rumah masing-masing. Ketika itu Crishtian berada di balkon menikmati sejuknya udara di malam hari. Aku pun menghampirinya.
"Kok belum tidur sih Crish?" tanyaku sambil berjalan ke arahnya dan berhenti di sampingnya dengan jarak satu meter.
"Nggak. Kamu tuh yang kenapa belum tidur?" tanya dia kembali.
"Yahh, belum ngantuk aja." jawabku dengan singkat. Crishtian hanya menganggukan kepalanya mendengar sebuah jawaban yang terlontar dari bibirku.
"Oiyaa Crish, aku masih penasaran nih. Kok kamu bisa mengenal islam sampai segitunya sih? maksud aku kamu kayak udah pernah ikutan kajian gitu. Sampai-sampai kamu benar-benar meyakininya dan akhirnya menjadi seorang muslim." tanyaku yang dibarengi sebuah penjelasan yang memang saat ini ada di otakku.
"Yahhh alasannya sangat simple." jawabnya tanpa menoleh ke arahku.
"Apa alasanmu?" tanyaku kembali yang begitu penasaran dengan alasannya.
"Karena aku mencintaimu, Haba." jawabnya simple dan ringan tanpa menoleh ke arahku.
"Criiiiiisshhhh." ucapku dengan sangat geram padanya.
"Hehehehe, nggak kok Haba. Bercanda." ucapnya yang tertawa kemudian menoleh ke arahku dan hal itu membuatku sangat lega.
"Kirain. Hampir aja aku tabok." ucapku yang ikut juga tertawa melihat ketakutannya akan kemarahanku.
"Jadi alasanmu apa, Crish?" lanjutku yang kembali kepada topik pembicaraan yang awal.
"Yahhh, awalnya memang alasannya karna kamu, Haba. Melihatmu beribadah kepada Tuhanmu dengan tenang, saat itu membuatku tertarik untuk mencari ketenangan itu. Hingga saat aku ingin memeluk islam pun, aku belum tau kalo aku telah diberi hidayah oleh Allah melalui dirimu yang pertama, dan yang kedua melalui pak Faqeeh. Jadi sepenuhnya alasanku bukan karna kamu, namun memang awalnya didasari oleh dirimu, Haba." jelas Crish yang membuatku mengerutkan dahi.
"Pak Faqeeh? Apa hubungannya dengan dia?" tanyaku yang kembali penasaran.
"Waktu kamu sibuk melakukan penelitian, aku jarang sekali berada di rumah karna aku selalu bertanya-tanya pada Pak Faqeeh tentang Islam. Yahh Maa Syaa Allah, dia pemuda yang memiliki ilmu agama yang bisa dikatakan perfect meskipun pada dasarnya dia bukanlah seorang ustadz. Katanya dia pernah menuntut ilmu di Mesir sekaligus menghafalkan Al-Qur'an disana. Oleh sebab itu, dia sangat dingin pada semua wanita karena ingin menjaga pandangan, hati, dan hafalannya itu. Dia sering mengajakku mengikuti kajian-kajian Islam dan menasihatiku dengan caranya yang lembut namun tegas. Dia adalah pria yang baik dan Sholeh, Haba." jelas Crish yang membuatku tercengang.
Tanpa ku sadari hatiku sedikit demi sedikit mulai terbuka. Aku membohongi diriku sendiri akan kekagumanku padanya. Tapi aku benar-benar tidak ingin sampai jatuh cinta padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Granada [TERBIT]
Romance[Spiritual-Romance] Sebuah janji masa kecil yang mempertemukan kedua Insan sebagai seorang Dosen dan Mahasiswa. Profesor Muda berdarah Spanyol bernama Faqeeh Musthofa Alvaro kembali bertemu dengan gadis berdarah Indo-Arab, Asheera Haba Adzkiyah yang...