"Andai dahulu aku terlahir dari rahim seorang Ibu seperti Maryam, maka aku akan terlahir menjadi seorang manusia seperti Isa as. But it's just a dream."
@Crishtian Alarico
❤❤❤
Setelah beberapa hari kejadian tentang pertemuan Haba dan Faqeeh, membuat keduanya tak pernah kunjung bertemu. Entah karena Haba yang menghindarinya atau Faqeeh yang tak pernah ingin pergi ke kampus untuk mengajar.
Namun sehari setelah kejadian itu, Faqeeh pergi ke kampus karena menggantikan dosen yang berhalangan masuk di kelas Haba. Tujuannya bukan hanya ingin menggantikan dosen yang berhalangan itu, tetapi ingin melihat bagaimana keadaan Haba.
Apakah dia baik-baik saja atau tidak dan Faqeeh ingin melihat respon Haba kepadanya setelah kejadian kemarin. Tetapi, Faqeeh tidak menemukan Haba di kelasnya dan kursi yang berada di sebelah kanan Ashura benar-benar kosong sejak mata kuliah pertama.
Ashura mengatakan bahwa Haba berhalangan masuk karena sesuatu hal. Tetapi sesuatu hal apa?, batin Faqeeh yang masih bertanya-tanya dalam pikirannya meskipun sedang dalam proses belajar mengajar berlangsung sehingga kerap kali membuat fokus dosen ini seketika hilang.
Kamu kemana sih, Haba? Segitu bencinya kamu sama saya bahkan bertemu dengan saya sebagai dosenmu pun kamu sudah tak sudi, batin Faqeeh kembali bergemuruh.
Disisi lain, Haba kini telah sedikit demi sedikit melakukan sebuah rencananya. Sebenarnya, masih ada mata kuliah yang harus Haba ikuti. Tetapi karena dia terus-menerus mengikuti egonya, dia pun tidak mempermasalahkan hal itu.
Tinggal dua hari lagi Haba ke kampus. Setelah itu, bisa dia meninggalkan kota Granada. Berbeda dengan Crishtian yang sekarang sudah bebas. Tetapi sebenarnya, masih ada mata kuliah tambahan yang harus Crishtian ikuti, tetapi karena masa bodoh akhirnya dia pun tetap kembali ke Indonesia.
Cristian mengatakan bahwa ada urusan mendadak yang harus dia selesaikan dan setelah itu kembali ke Granada untuk menjemput Haba dan Ashura.
Kini Haba pun mulai berpikir kurang lebih tinggal satu minggu lagi dirinya berada di Kota ini dan akan mengucapkan Good Bye kepada Dosennya itu.
"Aku pernah mendengar sepatah kata dari teman SMA ku bernama Ayyub. Dia mengatakan bahwa dalam hidup, jangan terlalu berharap karena sesuatu yang tidak pasti, karena untuk setiap kata Hello akan selalu berakhir dengan kata Good Bye. Maka, seperti itulah akhir dari ceritaku di Granada selama setahun ini, Pak. And I just want to say Good Bye, Tuan Alvaro." Ucap Haba tiba-tiba yang kemudian ia tuliskan dalam sehelai kertas yang nantinya akan dia titip kepada Pak Syamsul untuk diberikan kepada Faqeeh.
"Assalamu'alaikum Sheera. Kamu lagi ngapain?" salam Ashura yang baru saja tiba dari kampus yang kemudian bertanya kepada Haba dan sontak membuat Haba menutup kertas itu dengan buku-bukunya dan berpura-pura merapikannya.
"Wa'alaikumsalam. Lagi ini aja.. Lagi rapiin bukuku yang terlihat berantakan." Jawab Haba yang terdengar sedikit gugup namun tidak diketahui oleh Ashura.
"Oooo. Ehh, Sheera kamu kok nggak masuk kampus sih? Tadi Pak Faqeeh nanyaain kamu tau'." Ucap Ashura yang kemudian membuat Haba berhenti dari aktivitasnya.
"Ra', buat apa dia nyariin aku? Aku kan nggak ada perlu sama dia." Jawab Haba dengan nada datar yang membuat Ashura terkejut dengan jawaban Haba yang terdengar sedikit kejam.
"Asheera, kok kamu gitu sih? Dia nyariin kamu karena dia ada perlu sama kamu. Kok kamu tega sih? Nggak biasanya dehh kamu kayak gini." Ucap Ashura yang kini nadanya mulai naik satu oktaf karena menghadapi Haba yang begitu keras kepala. Ashura heran dengan tingkah Haba akhir-akhir ini kepada dosen itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Granada [TERBIT]
Romantik[Spiritual-Romance] Sebuah janji masa kecil yang mempertemukan kedua Insan sebagai seorang Dosen dan Mahasiswa. Profesor Muda berdarah Spanyol bernama Faqeeh Musthofa Alvaro kembali bertemu dengan gadis berdarah Indo-Arab, Asheera Haba Adzkiyah yang...