"Kamu merasa bahwa kita pernah bertemu sebelumnya, tidak?"
@Faqeeh Musthofa Alvaro
❤❤❤
Dulu, aku memang sangat manja padanya. Berhubung aku dulu masih seorang gadis kecil yang belum baligh dan kami juga terlihat seperti kakak beradik. Aku heran saja. Apakah dulu itu perasaan Cinta? Tapi masa' iya sih? Seingat aku, itu hanya sebatas kata rasa terima kasih kepadanya yang sangat berlebihan.
Mengingat hal itu, aku sangat malu. Bagaimana bisa aku sangat konyol saat itu? Untung aku sudah tidak pernah bertemu dengan lelaki itu. Mungkin dia sudah menikah. Tapi janji itu? Membuatku berpikir sejenak. Ahhh, mana mungkin dia serius dengan perkataan gadis kecil yang masih polos sepertiku dulu. Itu hanya dia anggap sebagai lelucon.
Apalagi aku juga sudah lupa bagaimana wajahnya. Otakku memang bermasalah dalam mengingat wajah orang.
"Selamat Siang, Haba." sapa seorang lelaki dari belakangku.
"Ehhh, Pak Faqeeh. Selamat Siang, Pak." sapaku balik
"Ngapain melamun sendirian di kantin? temanmu mana?" tanya Pak Faqeeh yang kebingungan melihat kursi di sekelilingku yang kosong tanpa Crishtian dan Ashura.
"Nggak kok, Pak. Cuman tiba-tiba keinget sesuatu tapi nggak penting kok." jawabku yang tidak ingin ada satu orang yang tahu hal itu, kecuali aku, dia, dan Allah.
"Oiyaa Haba, kamu merasa bahwa kita pernah bertemu sebelumnya, tidak?" tanya Pak Faqeeh dengan pertanyaan yang aneh bagiku.
"Mmmmmm. Aku merasa nggak pernah dehh." jawabku yang rada-rada kurang yakin.
"Coba dehh ingat-ingat lagi." ucapnya sehingga membuatku bersikeras untuk mengingatnya.
"Ooooo Iyaaa, aku ingat pak." jawabku yang membuatnya tersenyum.
"Waktu bapak pertama kali datang ke kampusku. Memberitahu kami semua tentang yang lulus program pertukaran pelajar, yaa kan Pak? Waktu bapak pake bahasa Inggris, padahal tau bahasa Indonesia." jawabku dengan tertawa yang membuat Pak Faqeeh menepuk jidatnya sendiri.
Terlihat di wajahnya raut kecewa dan tidak puas dengan segala jawabanku itu.
"Ada apa Pak?" tanyaku sambil mengerucutkan bibir karena kebingungan.
"Tidak. Tidak apa-apa. Saya pamit dulu yah." jawabnya yang kemudian beranjak dari tempat duduknya. Aku hanya memandanginya dari jauh ketika Pak Faqeeh telah beranjak.
Tapi, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Aku merasa bahwa aku sudah lama mengenalinya. Dilihat dari cara kami berbaur, berbincang, dan bercanda satu sama lain yang bahkan Crishtian dan Ashura pun heran dengan kami berdua yang dengan mudahnya akrab terlebih-lebih Pak Faqeeh yang begitu dingin pada semua orang, namun berbeda ketika bersamaku dan orang-orang terdekatku.
Bukan aku yang hanya merasa Ge-er saja, tapi Ashura pun mengatakan hal itu kepadaku. Ashura pernah mengatakan bahwa aku orangnya tidak peka. Kalau bisa di bilang 'iya'. Aku memang orangnya tidak peka apalagi kalau membahas soal perasaan.
Lagian mana mungkin seorang dosen sekaligus seseorang yang bisa mendapatkan gelar Professornya di usia muda yang bisa dikatakan prosesnya itu sangat tidak mudah, bisa menyukai bahkan jatuh cinta pada salah satu mahasiswinya dari Indonesia yang belum mempunyai gelar apa pun. Itu kan hal yang langka.
Dimana-mana, seorang Professor pasti akan mencari wanita yang gelarnya hampir sederajat dengannya. Minimal seorang Doktor. Tapi, Ashura kembali mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin karena cinta hadir bukanlah karena masalah gelar kita yang akan Allah lihat, tetapi cinta dan kasih sayang yang di dasari Cinta Kepada-Nya.
Masalah cinta, aku memang hanyalah seorang yang terbelakang. Namun, sampai saat ini hatiku benar-benar belum terbuka untuk siapa pun itu. Meskipun setelah kepergian Kak Alva, itu bahkan bisa menjadi salah satu alasannya.
Hanya saja yang masih menjadi tanda tanya di otakku adalah apakah diumurku yang masih dini saat itu sudah merasakan yang namanya jatuh cinta? Apakah seperti itu rasanya jatuh cinta? Aku belum sempat mempertanyakannya kepada siapa pun. Jika benar seperti itu adanya, biarlah perasaan itu menjadi pertama dan terakhir untuk seseorang yang belum halal untukku.
Semoga Engkau mengampuni dosaku pada saat aku mengatakan hal aneh itu, Yaa Allah.
🛬🛬🛬
"Granada"
Asheera Haba Adzkiyah
KAMU SEDANG MEMBACA
Granada [TERBIT]
Romance[Spiritual-Romance] Sebuah janji masa kecil yang mempertemukan kedua Insan sebagai seorang Dosen dan Mahasiswa. Profesor Muda berdarah Spanyol bernama Faqeeh Musthofa Alvaro kembali bertemu dengan gadis berdarah Indo-Arab, Asheera Haba Adzkiyah yang...