Kim Namjoon
Backstage, Paris 2018Ambisi.
Pencapaian tertinggi.
Berdiri diantara riak suara keras penonton. Musik yang dibuat memakan waktu akhirnya diputar tujuh orang yang bersinar.
Aku salah satu diantara tujuh orang itu. Ambisiku melebihi jumlah penonton yang menyaksikan World Tour kami. Tak kalah dari itu kesadaranku masih penuh dan adakalanya menampar. Kenyataan pahit bahwa disamping itu satu persatu bagian dari diriku direnggut.
Waktu, teman terdekat serta keluarga, ekspetasi yang terlalu tinggi, lalu beban terberat yang ku pikul di tengah kelelahan melanda setelah kami berada di backstage.
Aku hampir tidak punya waktu untuk sekedar memijat pelipisku pelan."Hyung. Ah, kakiku keram" gumam Jungkook.
Aku hanya bisa menepuk pundaknya sambil melepaskan semua alat yang tertempel di saku celanaku.
Tidak. Percayalah situasi seperti ini sudah sangat lazim bagiku. Seakan sakit tulang pada kaki atau bagian dari tubuh yang lain terasa nyeri itu masih bisa kami atasi. Tapi parahnya, ketika rasa nyeri itu justru menyerang hati, aku kembali memikul beban yang lebih berat dari ini.
Taehyung masih menangis setelah konser kami usai. Aku belum tahu alasannya mengapa ia sekalut itu. Lalu dengan terpaksa kakiku menyeret badan yang setengah remuk ini mendekat.
"Kim Taehyung, ada apa?"
Aku setarakan tubuhku dengannya yang merunduk ditengah kursi. Jimin dan J-hope mengapitnya.
"Hyung, maafkan aku" lirihnya pelan.
Isakannya tak kunjung berhenti dan aku mengambil langkah menangkup pipinya yang semakin tirus.
"Untuk apa? Kau tidak melakukan hal buruk. Semuanya berjalan lancar. Kita semua tidak melakukan kesalahan kecuali Jungkook yang terlalu bersemangat"
"Ah, Hyung. Aku hanya tidak bisa menahannya" sanggah Jungkook.
Anehnya aku masih bisa tersenyum diantara mereka yang tampak berwajah pilu tertular Taehyung.
Tentu saja, tidak akan ada yang terhibur di waktu seserius ini.Taehyung masih belum bisa mengangkat kepala. Mungkin air matanya lebih berat daripada pandangannya sendiri. Ia terus terisak.
Aku menghela nafas. Ini tidak akan berakhir jika aku juga terbawa situasi mengharukan ini.
Aku berdiri dan mencoba mengusap air matanya serta pundaknya. Mencoba tegar.
"Simpanlah energimu untuk besok. Masih ada hal yang belum usai, Taehyung. Kamu harus kuat"
Ku akhiri dengan dua tepukan di pundak kirinya.
"Tidak, Hyung. Aku tidak bisa"
Mulutku sudah terbuka lebar untuk ucapan selanjutnya namun terhenti saat Taehyung kembali berkata, "Aku ingin berhenti, Hyung".
***
Author, bout Cho Dahee
"Yak, Cho Dahee. Kemanakan binyeo milikku?"
Binyeo : Sejenis tusuk konde yang biasa digunakan perempuan korea saat memakai pakaian tradisional.
Para gadis-gadis berjiwa seni itu sudah bersiap menyambut tamu undangan di depan pintu paviliun dekat kolam Anap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Man in Mind | Kim Namjoon
Fanfiction#NamjoonFanfiction "How can i hold any longer? No one else does" Ucap Dahee lirih seraya menunduk menatap tanah dibawah kakinya. "Everything goes" balas Namjoon sebelum akhirnya meraup kedua pipi Dahee dengan pelan takut jika kulit lembut pucat itu...