4 | Help

1.2K 145 0
                                    

Dahee melepas cadar bermotif bunga itu.

Setelah penjamuan singkat selesai ia melihat Namjoon keluar dan memakai sepatu.

Pertanyaannya apakah Namjoon akan menembus hujan deras itu tanpa payung. Tidak, mana mungkin orang yang terlihat lebih dewasa itu berpikir pendek seperti dirinya. Namjoon tidak akan menerjang hujan dan bertindak konyol.

Sebenarnya Dahee kaget saat tamunya yang datang hari ini adalah Namjoon. Biasanya yang mengunjungi rumah gisaeng hanya pria paruh baya yang jabatanya sudah tinggi pula. Jika tidak pengusaha maka pejabat pemerintah. Tapi bagi Dahee mereka sama rata, yaitu pria hidung belang. Apa mungkin Kim Namjoon juga pria hidung belang.

Satu kelebihan Dahee yaitu ingatannya yang tajam dan mudah mengenali orang. Ia juga tahu jika pria yang mengunjungi rumah gisaeng itu adalah Kim Namjoon si pemilik anjing bernama Yeontan.

Mengingat Yeontan. Rasanya ia rindu anjing Minseo yang sering ia rawat di klinik. Anjing itu berjenis pomeranian juga. Sangat lucu dan menggemaskan. Namun malangnya anjing itu tidak bisa berjalan dengan benar. Setiap kali aktivitasnya melebihi jam yang diharuskan untuk istirahat, maka anjing itu harus diberi obat layaknya robot. Hati Dahee mencelos jika mengingat anjing itu karena kini sudah tiada.

"Kim Namjoon-ssi?" Sapanya.

Lantas Namjoon menoleh dan mengerutkan alisnya.

"Cho Dahee-ssi?" Ia tampak kaget dan juga heran, "Apa yang kau lakukan disini? Ah, tunggu.. Jadi kau gisaeng disini? Dan pemain gayageum tadi itu juga kau orangnya? " Tanya Namjoon bertubi-tubi.

Dahee tersenyum dan juga mengangguk.

Tanpa sadar Namjoon kembali duduk di teras paviliun dan diikuti Dahee. Bagaimana pun mereka tidak ingin pulang dengan basah kuyup.

"Jadi kau menyelami dua profesi sekaligus?" Tanya Namjoon lagi seolah belum yakin jika yang dihadapannya itu adalah Cho Dahee.

"Bisa dibilang begitu" sahutnya.

Namjoon sedikit terkekeh.

Ia merasa jika lawan bicaranya itu punya kepribadian yang berbeda. Cho Dahee yang ini terlihat lebih santai dan anggun jauh berbeda dengan Cho Dahee yang ia temui di klinik beberapa waktu lalu.

"Kim Namjoon-ssi, bagaimana keadaan Yeontan?"

Namjoon terlihat berpikir sebentar.

"Aku juga kurang tahu" sahut Namjoon.

"Maksudnya Yeontan tidak bersamamu lagi?" Tanya Dahee setengah khawatir. Suaranya terdengar panik tidak setenang tadi.

"Hmm, iya. Mungkin saja pemiliknya membawa Yeontan ke klinik yang biasa dia kunjungi" Namjoon menunduk seakan-akan Dahee telah memarahinya.

"Jadi Yeontan bukan anjingmu?"

Namjoon menggeleng, "bukan".

Dahee sempat diam. Rupanya ia salah menanyakan Yeontan pada pria itu. Padahal ia berharap jika Yeontan anjing Namjoon akan sedikit mudah untuk sering menanyakan kondisinya. Terlebih ia juga punya nomor telpon Namjoon walau faktanya pria itu mungkin akan menutup telponnya seperti kemarin malam.

"Baiklah" Dahee mengangguk, "kau pulang naik apa? Sepertinya hujan tidak akan cepat reda. Angkutan umum juga sedikit jauh dari sini" ujar Dahee basa-basi.

Sungguh Namjoon merasa heran dengan gadis ini. Bagaimana bisa tingkahnya berbanding terbalik dengan kemarin malam. Apa mungkin pengaruh dari baju yang ia kenakan makanya dia terlihat anggun dan tenang. Atau mungkin.. Karena dia mengetahui bahwa Namjoon adalah artis jadi dia bertingkah seolah sangat berhati-hati.

Man in Mind | Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang