Kilatan kamera membuat mataku perih.
Satu hal yang harusnya berjalan lancar. Penerbangan yang di rahasiakan serta jadwal dan take off kami yang sengaja diambil malam hari tidak pernah sekacau ini. Fans begitu antusias menunggu kedatangan kami.
Aku khawatir. Bukan soal member lain yang akan semakin stress saat di keroyok fandom tetapi aku pikir mereka perlu istirahat. Dinginnya udara malam hari apa tidak terasa. Membayangkannya saja sudah membuatku menggigil bagaimana dengan mereka. Sungguh jika aku masih waras, menunggu kami hanya untuk melihat wajah bareface para member sama sekali tidak berguna dibandingkan kesehatan tubuh.
Mataku melayab seisi bandara. Ku lihat member lain yang berjalan terburu-buru menghindari bidikan kamera. Lebih tepatnya menghindari fans yang menarik-narik baju serta tangan mereka.
Seokjin yang terdepan dan di susul Jungkook. Jimin dan Suga berjalan bersamaan. Dibelakangnya ada J-hope lalu aku. Hanya Taehyung yang belum terlihat. Aku semakin panik dan berusaha menghampiri Sejin Hyung, Manager kami.
"Hyung, aku tidak melihat Taehyung"
Bisikku."Apa? Ulangi sekali lagi. Aku tidak bisa dengar" sahut Sejin Hyung setengah berteriak karena memang suasana saat itu sangat ramai.
"Kim Taehyung, aku tidak melihatnya"
Aku yakin para member akan kaget dan menoleh padaku jika itu dalam keadaan sepi. Karena suaraku sudah setara dengan intonasi rapp Cypher yang sering aku bawakan dipanggung.
Tanpa berkata apapun lagi Sejin Hyung langsung berbalik arah. Ia menyusul mencari Taehyung.
Selama perjalanan semua member tidak ada yang berani mengeluarkan suaranya. Mungkin rasa lelah dan mengantuk sangat pekat daripada stamina mereka. Buktinya Jungkook sudah lebih dulu tepar dan terlelap di mobil.
Aku mengecek notifikasi ponselku. Mengganti modenya seperti biasa. Tak banyak pesan yang masuk hanya tiga pesan dari ibuku di ilsan. Aku baru ingat jika satu bulan lagi ibuku ulang tahun yang ke-45. Apakah aku bisa merayakannya bersama-sama tahun ini?
Aku dengar satu notifikasi lagi. Mungkin kali ini ibu ingin mengucapkan rasa rindunya. Aku sudah paham betul. Tapi saat aku mengeceknya tidak ada satu pesan pun. Rupanya bukan pada ponselku melainkan Taehyung.
Matanya benar-benar bengkak. Dua hari ini dia selalu menangis seusai konser. Bahkan tadi Sejin Hyung sempat berkata kalau dia menemukan Taehyung menangis lagi di toilet bandara. Aku masih belum mengetahui alasannya. Bibirku saja sudah sangat gatal untuk bertanya. Tapi aku masih mengurungkan niatku dan menunggunya diwaktu yang tepat.
Gelagatnya masih sama. Hanya menunduk, menunduk dan menunduk. Seperti banyak hal yang dia sembunyikan.
Taehyung membuka ponselnya dan kembali menutupnya. Aku percaya jika dia hanya melihat timelinenya saja.
Lagi-lagi aku menepis rasa penasaranku. Takut jika Taehyung merasa tidak nyaman karena ulahku yang terus meliriknya.
***
"Taetae-ah. Yeontan tidak mau makan sedari tadi. Dia juga kelihatan pendiam. Tidak seperti biasanya" Jimin berteriak di ruang khusus bangtan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Man in Mind | Kim Namjoon
Fanfiction#NamjoonFanfiction "How can i hold any longer? No one else does" Ucap Dahee lirih seraya menunduk menatap tanah dibawah kakinya. "Everything goes" balas Namjoon sebelum akhirnya meraup kedua pipi Dahee dengan pelan takut jika kulit lembut pucat itu...