Univesity, daylight
"Minseo-ya" rengek Dahee.
Minseo merasa risih. Orang-orang yang lewat di depan kampus itu tengah memandang aneh pada Minseo dan Dahee. Sedari tadi gadis itu terus merengek dan meminta sesuatu yang sangat konyol pada Minseo.
Padahal Minseo sudah berpura-pura tidak dengar dan mengabaikannya. Tapi tetap saja Dahee tidak pantang menyerah bahkan membuntutinya sedari tadi.
"Minseo-ya" rengeknya lagi.
Kali ini Dahee menghadang pria itu tepat di depan pintu kelas para mahasiswa seni berada. Sontak Minseo berhenti dan menarik nafas menghembuskannya kasar.
"Ssireo!" tegas Minseo.
(Tidak mau!)"Ah~ kumohon" seperti biasa Dahee akan melemparkan jurus andalannya. Ia mengedipkan mata berkali-kali. Pipinya juga dibuat-buat mengembung. Begitulah cara handal Dahee merajuk Minseo.
"Aku tidak punya waktu. Hari ini aku ada seminar penting Dahee-ah. Mana bisa aku membawanya kesana" ujarnya frustasi.
Iya begitulah maksudnya. Dahee sebenarnya sedang meminta tolong untu menjaga Yeontan hari ini tapi rupanya Minseo juga tidak bisa.
Dahee sempat terdiam. Namun kembali melanjutkan "tapi kan ada penitipan hewan juga disana. Kau bisa menitipkannya sebentar" ujar Dahee berusaha meyakinkan pria itu.
"Tetap tidak bisa. Aku akan lama disana karena aku panitiannya juga. Aku harus mengurus banyak hal sebelum dan sesudah acara" tolaknya lagi.
Dahee terdiam. Nampaknya bangun pagi dan menunggu Minseo di depan kampus sia-sia saja. Pria itu tetap tidak membantunya sama sekali. Sudah ia duga.
"Aish" pekiknya kesal.
Jika saja Namjoon tidak berlutut dan memohon-mohon padanya. Mungkin hari ini dia sudah bisa tidur lebih lama lalu bangun siang dan siap bekerja. Kalau sudah seperti ini Dahee bisa apa.
Ia menghembuskan napasnya berkali-kali menatap nanar anjing malang itu. Meski terlihat aktif berlari kesana kemari namun kadang ia sering berhenti mendadak lalu terduduk. Disaat itulah Yeontan merasa kesakitan. Sungguh anjing yang malang. Sudah kesakitan diabaikan pula oleh si pemiliknya.
Dahee duduk di tangga kampus dan menarik Yeontan kepangkuannya. Tubuhnya yang hangat menjadi kesenangan Dahee dan terus menerus dielusnya.
"Aigo, lucunya" gumam Dahee.
(Ya ampun)Kekesalannya terhadap Minseo tadi telah sirna. Saat ini dia merasa dunianya hanya tentang Yeontan dan dirinya sendiri. Tidak peduli dengan beberapa mahasiswa yang melewati tangga itu.
Tangannya yang tengah mengusap bulu-bulu halus itu kini meraba saku celananya. Ponsel. Ia ingin mengabadikannya.
Yeontan sangat fotogenik seperti pemiliknya. Sedang sakit pun dia terlihat menggemaskan apalagi jika sudah pulih nanti.
Dahee tersenyum. Terlintas ide untuk mengirimkan fotonya pada Namjoon sebagai bukti bahwa dia juga merawatnya dengan baik walau terpaksa.
To : Kim Namjoon-ssi
KAMU SEDANG MEMBACA
Man in Mind | Kim Namjoon
Fanfiction#NamjoonFanfiction "How can i hold any longer? No one else does" Ucap Dahee lirih seraya menunduk menatap tanah dibawah kakinya. "Everything goes" balas Namjoon sebelum akhirnya meraup kedua pipi Dahee dengan pelan takut jika kulit lembut pucat itu...