12 | Unlimited

969 116 3
                                    

Cho Dahee
University, 2018 July.

Disini lah aku sekarang. Duduk bersila di tengah-tengah aula.

Beberapa teman Minseo yang juga mengambil Jurusan Seni bergabung denganku. Hanya saja bedanya mereka berkeringat dan aku tidak. Aku lebih santai menyantap kimbap dan banana milkku sementara mereka tidak.

"Berapa jam lagi menuju pertunjukan? Aku ingin mandi" ucap teman Minseo yang langsung tepar karena kelelahan.

"Tiga jam lagi. Masih banyak waktu kau bisa mandi sampai sepuluh kali kalau mau" jawab Minseo. Ia meraih banana milk milikku dan menyeruputnya.

"Yak~" aku memekik.

"Aku akan menggantinya nanti".

Pria itu kembali sibuk berbincang dengan teman-temannya. Dan aku---tentu saja diabaikan.

Aku menghela nafas.

Begitulah Minseo, jika sudah berhadapan dengan pertunjukan dan teman-temannya dia akan lupa kehadiranku padahal aku disini juga akibat ulahnya. Menyuruhku datang seolah meminta pertolongan orang yang sedang sekarat.

Aku mendengus begitu kimbapku habis sementara aku perlu untuk minum.

"Mau kemana?" tanya Minseo tiba-tiba, "aku ikut" ujarnya lagi.

Aku baru saja berdiri dan Minseo menarik tanganku. Bukan menyuruhku duduk melainkan membantunya berdiri.

Mataku mengerling, "Dasar penguntit" ujarku dalam hati.

Aku membeli air mineral dan Minseo membeli beberapa roti, sepertinya untuk diberikan pada temannya juga.

"Memangnya ada acara apa nanti sore? Tidak biasanya aku melihat kalian berlatih sangat mendadak" ucapku sembari mengikutinya memilah-milah cemilan.

"Hiburan. Sebenarnya sudah satu bulan yang lalu" jawabnya acuh.

"Benarkah?"

Minseo mengangguk lalu berjalan menuju kasir, "hanya saja kita lebih sering diruang latihan. Tidak diaula".

Kali ini aku yang mengangguk.

"Acara tahunan bukan, acara pergantian semester juga bukan, penyambutan mahasiswa baru sudah lewat, lalu kali ini acara apa lagi?"

Pria itu hanya menaik-turunkan bahunya, "sebenarnya tidak terlalu penting. Ku dengar salahsatu idol akan mengadakan fansigning disini dan kami sebagai pengiringnya. Sebenarnya teman-temanku sangat berambisi agar dilirik agensinya jadi kami berusaha tampil sebaik mungkin"

Aku mengangguk lagi, "itu sebabnya kau juga ingin tampil dengan memainkan piano bukan gitar tua itu?"

Aku sangat tahu betul kemampuan Minseo terhadap musik. Terutama saat memainkan gitar. Sedari dulu Minseo selalu bercerita bahwa keinginan terbesarnya adalah menjadi Gitarist handal. Dan aku sudah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri---kemampuannya tidak main-main. Bahkan setelah aku tiba di aula tadi, aku sempat heran dan juga kaget melihat Minseo bermain piano untuk pertama kali dan itu cukup dari kata bagus.

Dia menggeleng, "aku bosan. Aku mau coba hal baru" ucapnya kemudian menuntunku kembali ke aula.

Aku melihat Yejin diantara teman-teman Minseo. Wajahnya sangat ceria karena mungkin mereka tengah bercanda.

Aku sempat ragu. Jika aku bergabung dengan mereka, yang ada kita---Yejin dan aku tepatnya akan heboh karena berselisih kata. Aku tidak ingin mempermalukan Minseo didepan teman-temannya.

"Minseo-ya, aku akan keluar sebentar setelah pertunjukannya dimulai aku akan kesini lagi" ucapku sambil melepaskan genggaman tangannya di pergelanganku.

Man in Mind | Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang