15 | Result

907 114 9
                                    

Seperti perkiraanku semalam, hujan menyelimuti kota seoul pagi ini. Rintikannya tidak begitu deras namun cukup membuat udara kembali dingin.

Aku merapatkan jaket puma milikku. Lantas memasuki gedung agensi yang kini menjadi tempat favorite untukku. Karena memang sebagian waktuku habis di gedung ini. Aku sampai bosan membaca setiap petunjuk ruangan didalamnya.

Member lain sudah berkumpul di ruang latihan. Mereka duduk bersila seperti tengah menantikan sesuatu. Aku ikut bergabung meniru cara duduk mereka.

Rupanya mereka sedang melakukan siaran langsung dengan para penggemar. Aku hanya ikut dipertengahan—durasi yang tidak terlalh lama lalu memilih masuk ke dalam ruangan khusus milikku. Sekarang kami punya ruangan masing-masing untuk memproduksi lagu atau aktivitas lain.

Tak berapa lama pintu bergeser. Yoongi-hyung menghampiriku seraya melepas sandal jepit miliknya.

Ruangan ini punya aturan, siapapun yang masuk ke dalam harus melepas sendal atau sepatunya tanpa terkecuali. Dan itu cukup efektif bagi pria berkulit pucat ini. Kebiasaan malasnya berubah jika sudah masuk kesini.

"Perlu apa, hyung?" tanyaku.

Yoongi mengangkat bahu kemudian memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodie yang ia pakai.

"Hard drive eksternalku ada masalah. Aku harus menyelesaikan beberapa lagu lagi dan itu harus selesai hari ini. Milikmu aku pinjam, ya" jelasnya.

Yoongi menjatuhkan tubuhnya di sofa lalu mendongak ke atas dan meregangkan otot.

Aku tengah menimbang-nimbang.

"Yak, kenapa harus berpikir dulu. Pinjamkan saja. Hanya untuk hari ini. Besok sudah aku kembalikan" ucapnya lagi.

Alisku terpaut, "harus ada jaminan kalo begitu" ku tangkup daguku dengan satu tangan.

"Woah, kau akan seperti itu lagi? Ck. Kalau begitu tidak perlu" sontak dia berdiri dan meraih gagang pintu.

"Ah, hyung. Aku hanya punya satu. Kalau ini hilang juga aku tidak terima" timpalku.

Yoongi berdecak, "terserah, aku pinjam punya jungkook saja" ia mengibaskan tangannya.

Minggu lalu, Yoongi sudah menghilangkannya dan hari ini dia meminjam lagi. Entah bagaimana cara dia memakainya karena setelah itu ia akan selalu berakhir meminta maaf—dengan atau tanpa membawa benda itu kembali. Sergahnya hanya satu, "nanti akan ku ganti".

Aku kembali menatap layar komputerku.

Dan seseorang mengetuk pintu lagi. Jungkook tentunya.

"Hyung, boleh aku pinjam hard drivemu? Aku harus mengedit video"

Ku hela nafas. Ternyata Yoongi sungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Pasti Yoongi, kan?" Ku lepas earphone yang bertenger di telinga. Sebenarnya alat itu tidak berfungsi. Aku tidak mendengar musik yang keluar dari benda itu. Ralat, aku tidak menyimaknya dengan betul.

"Woah daebak! bagaimana hyung tahu?" Jungkook ternganga seolah tak percaya. Padahal sudah jelas dia berpura-pura.

Kemungkinannya hanya satu, Yoongi membujuk Jungkook alih-alih meminjam hard drive miliknya langsung. Karena Jungkook juga tidak akan meminjamkannya pada orang itu. Jungkook sudah paham betul mengenai Yoongi.

Dengan berat hati aku berikan hard drive ekternal itu padanya.

"Bilang pada Min Yoongi, kalau ini hilang aku akan menyuruh Sejin-hyung membuang kursi pijat diruangannya".

Man in Mind | Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang